Dampak Industri Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Sesuai SDGs

Abstract

Kabupaten Morowali merupakan kabupaten yang ditetapkan sebagai salah satu kawasan industri pertambangan dan diarahkan pada sektor manufaktur berbasis sumber daya alam. Hadirnya kawasan industri ini memberikan pengaruh terhadap aspek ekonomi, sosial, lingkungan maupun kesehatan. Pada Tahun 2022 ekonomi Kabupaten Morowali mencapai 28,93%. Namun, di sisi lain adanya industri di Kecamatan Bahodopi turut memberikan dampak negatif terutama bagi lingkungan selama beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data PODES Tahun 2022 di Kecamatan Bahodopi telah terjadi pencemaran air, tanah dan udara di beberapa titik. Dampak negatif yang terjadi, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat yang merupakan salah satu target yang ada pada Sustainable Development Goals (SDGs). WHO mendefinisikan kualitas hidup (quality of life) sebagai persepsi individual terhadap posisinya dalam kehidupan, dalam konteks budaya sistem nilai dimana mereka berada dan hubungannya terhadap tujuan hidup, harapan, standar, dan lainnya yang terkait. Masalah yang mencakup kualitas hidup sangat luas dan kompleks termasuk masalah kesehatan fisik, status psikologik, hubungan sosial dan lingkungan dimana mereka berada. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana kondisi kualitas hidup masyarakat yang berada di sekitar industri dengan metode WHOQOL-Breef dan personal wellbeing index yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: sosial ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Selanjutnya, untuk mencari komponen utama yang mempengaruhi kualitas hidup digunakan metode analisis komponen utama atau Principal Component Analysis (PCA). Metode pembobotan dilakukan untuk mengetahui dampak industri terhadap kualitas hidup sesuai dengan tujuan SDGs. Hasil penelitian menunjukan yang paling berdampak negatif pada kualitas hidup adalah kondisi kualitas air sungai, kualitas udara, dan kebisingan. Kualitas hidup yang berdampak sedang adalah aspek sosial dan penyakit berbasis lingkungan. Sedangkan, kualitas hidup yang berdampak positif adalah aspek ekonomi. Analisis PCA memperlihatkan kualitas udara dan kualitas air sungai memiliki kumulatif eigenvalues 52%. Komponen satu yaitu kualitas udara 39% dan komponen dua kualitas air sungai 13%. Rangking hasil pembobotan memperlihatkan bahwa dampak industri terhadap kualitas hidup di Kecamatan Bahodopi adalah aspek persampahan yang mendapatkan bobot terendah. Semua aspek hasil pembobot yaitu persampahan 0,07; kualitas air sungai 0,13; lalulintas 0,14; kualitas udara 0,18; tingkat kebisingan 0,21; sosial 0,46; penyakit berbasis lingkungan 0,48; ekonomi 0,59. Nilai Bobot berkisar 0- 1, yaitu 0 terendah dan 1 tertinggi.

Morowali Regency is a regency located in Central Sulawesi Province. Morowali Regency has been designated as one of the industrial mining areas directed at the natural resource-based manufacturing sector. This industrial area influences various economic, social, environmental, and health aspects. In 2022 the economy of Morowali Regency grew by 28,93%. However, on the other hand, industry in Bahodopi District has also had a negative impact, especially on the environment, for the last few years. Based on data from the Morowali Regency Village Potential in 2022, there has been water, soil, and air pollution at several points in Bahodopi District from industrial factories. The negative impacts that occur are feared to affect the community's quality of life, especially those in the environment around the industrial area. Improving the quality of life is one of the targets of the SDGs. The World Health Organization defines the quality of life as an individual's perception of his position in life in the context of the culture of the value system in which they live and their relationship to life goals, expectations, standards, and other related matters. Problems that cover quality of life are comprehensive and complex, including problems of physical health, psychological status, level of freedom, social relationships, and the environment in which they are located. Therefore, this study examines the quality of life of the people around the industry. This study uses the WHOQOL-Brief method and personal well- being index, which is modified and adjusted to the parameters used in this study: socio-economic, health, and environmental, to determine the quality of life. Furthermore, to find the main components that affect the quality of life, the principal component analysis (PCA) method is used. Primary component analysis using SPSS software. The weighting method is carried out to determine the industry's impact on the quality of life following the SDGs standards. The results showed that the quality of life that had the most negative impact was the quality of river water, air quality, and noise. Quality of life that has a moderate impact is the social aspect and environmental-based disease. Meanwhile, the economic aspect of the quality of life has a positive impact. PCA analysis shows that air quality and river water quality have cumulative eigenvalues of 52%. Component one is air quality 39%, and component two is river water quality 13%. The ranking of the weighting results shows that industry's impact on the quality of life in Bahodopi District, the waste aspect gets the lowest weight. All aspects of the weighted results are 0.07 waste; river water quality 0.13; traffic 0.14; air quality 0.18; noise level 0.21; social 0.46; environmental based disease 0.48; economy 0.59 Weight values range from 0-1, i.e. 0 is the lowest and 1 is the highest.