Kajian keterkaitan perkotaan-perdesaan di Jawa Barat
View/ Open
Date
2005Author
Kasikoen, Ken Matina
Anwar, Effendi
Saefuhakim, Sunsun
Siregar, Hermanto
Darwanto, Herry
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan melakukan kajian keterkaitan perkotaan - perdesaan di wilayah Jawa Barat untuk digunakan sebagai landasan da1ain memecahkan permasaJahan di wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan. Untuk mencapai tujuan tersebut. penulis melakukan sejumlah analisis secara kuantitatif dan kualitatif, berdasarkan data-data sekunder rnaupun data primer yang penulis kumpulkan dari lapangan.
Analisis tipologi wilayah dilakukan berdasarkan basil perhitungan location Quotient (LQ) dan analisis multivariate. Diketahui bahwa kegiatan industri pengolahan dan kegiatan lain yang pada umumnya berada di wilayah perkotaan mendominasi sebagian besar wilayah kabupaten/kota. Wilayah penelitian dibagi atas 5 (lima) gerombol (cluster), yaitu: (i) perdesaan dengan konsentrasi lahan sawah. (ii) perdesaan dengan konsentrasi lahan tegalan, (iii) wilayah transisi perkotaan - perdesaan, (iv) wilayah sub urban dan (v) perkotaan utama.
Untuk mengetahui keterkaitan perkotaan - perdesaan berdasarlcan kegiatan perekooomian utama, digunakan anaJisis terhadap data Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) di Jawa Bara!. Disimpulkan bahwa aliran dana lcTbesar terbadap kegiatan industri pengolahan yang pada umumnya herada di wilayah perlrotaan, sehingga dapat diduga aliran dana menuju wilayah perkotaan lebih besar. Di samping itu sektor industri dapat mempengaruhi perkembangan sektor lain dan demikian pula sebaliknya. Sektor angkutan dan komunikaai berpengaruh besar terhadap perkembangan sektor lain, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Temyala sektor ini memherikan dampak pengganda relatif keeil terhadap penduduk perdesaan.
Keterkaitan antar lokasi di wilayah penelitian diukur berdasan<an analisis terhadap data asaI -1ajuan perjalanan baning dan penumpang. Hasilnya menunjukkan keterkaitan yang kuat terjadi antara Kola Jakarta, Kota Bandung dengan wilayah belakangnya. Mcnggunakan model entropi interaksi spasial, diketahui di wilayab penelitian mempunyai tingkat aksesibilitas tinggi dan mktor jarak bukan merupakan hambatan, karena semakin jauh jarak antar wilayah intensitas pergerakan barang dan penum.pang hampir tidak berubah. Apabila pembangunan dilaksanakan pada wilayah dengan pengganda lagrange bangkitan dan tarikan perjalanan baning terbesar, akan memperluas interaksi spasial dan memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan wilayah penclitian secara keseluruhan.
Selanjutnya analisis keterkaitan perkotaan - perdcsaan pada dcsa-desa sampel dilakukan berdasarkan basil survei pada beberapa dcsa di wilayah penelitian. Mcnggunakan analisis model logit, hasilnya dikctahui bahwa kcterkaitan perkotaan - perdesaan jarak dekat yang kuat adalah untuk kegiatan sekolah dengan frekuensi pergerakan seeara harian. Sedang untuk jarak lehih jauh keterkaitan perkotaan - perdesaan dengan maksud perjalanan bekerja relatif Iruat.
Dari sintesa terhadap seluruh analisis tersebut studi ini menyimpulkan bahwa apabila pemerint.ab berkeinginan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah penelitian maka konsentrasi pembangunan perlu dilalcukan dengan mengarahkan kegiatan mendekati wilayah perdesaan, antara lain deogan melaksanakan program agropolitan.
Collections
- DT - Agriculture [732]