Rancang Bangun Model Perencanaan dan Pembinaan Agrolndustri HasiI Laut Kualitas Ekspor dengan Pendekatan Wilayah
View/ Open
Date
2001Author
Agustedi
Eriyatno
Moninija, Daniel R.
Fauzl, Anas M.
Sutrisno
Supriady, Deddy
Metadata
Show full item recordAbstract
Era globalisasi menuntuk produk agroindustri hasil laut tersedia sepanjang waktu dengan mutu dan jumlah sesuai permintaan konsumen. Berbagai produk agroindustri hasil laut skala usaha kecil dan menengah telah diekspor untuk memenuhi permintaan konsumen, terutama jenis ikan teri nasi (chirlmen), ikan asap, ikan kering asin, dan lain-lain. Fluktuasi, kontinuitas, dan mutu produk merupakan kendala dalam memenuhi permintaan konsumen, oleh karena itu perlu perencanaan dan pembinaan yang terarah agar peluang untuk menjadlkan produk agroindustri sebagal salah satu komoditas ekspor dan produk unggulan dapat tercapai.
Faktor regional dalam pembangunan wilayah sesuai dengan otonomi daerah memberikan peluang yang lebih besar bagl perencanaan agroIndustri hasil laut untuk memanfaatkan potensl sumber daya alam; Infra struktur yang dimiliki; kultur lokal masyarakat nelayan; dan teknologi lokal yang dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Dengan memanfaatkan faktor regional dalam perencanaan agroindustri hasil laut akan dihasilkan produk unggulan daerah yang berdaya saing tinggi.
Produk agroindustri hasil laut sebagian besar dihasilkan oleh perusahaan skala usaha kecil dan menengah (UKM), berlokasi di pedesaan dengan berbagai keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Untuk meningkatkan peran agroindustri hasil hasil laut sebagai salah satu sistem ekonomi kerakyatan perlu dilakukan pemberdayaan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi; penguasaan teknologi; SOM yang terampil; dukungan modal; dan dukungan informasi sehingga terjadi peningkatan nilai tambah produk untuk kesejahteraan nelayan dan kelompok nelayan.
Perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut orientasi ekspor tidak terlepas dari perubahan lingkungan bisnis, baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri, bersifat kompleks, dinamis, dan probabilistik. Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, maka setiap kebijakan yang diambil harus berorientasi kepada tujuan (cybernetic) dengan visi yang utuh dalam suatu sistem (holistic) agar keputusan yang dihasilkan efektif (effectiveness). Permasalahan yang kompleks hanya dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan sistem, yaitu pendekatan ilmiah yang mengkaji secara mendalam dan menyeluruh hubungan antar komponen atau faktor secara terstruktur dalam suatu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan pendekatan ini akan dihasilkan harmonisasi kepentingan yang melibatkan semua kebutuhan pihak terkait sehingga diperoleh tujuan yang optimal.