Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta splendens) Melalui Perendaman Larva Menggunakan Madu Hutan
Date
2023-04-17Author
Yunus, Heri Setiawan
Widarto, Tri Heru
Maulana, Fajar
Metadata
Show full item recordAbstract
Betta fish is freshwater fish with characteristic of being happy to compete. The beauty of the color, shape and pattern of fish is special attraction so that it has high selling value, especially in males. Reversal sex through masculinization techniques, is able to produce higher study ratio. This study aims to test effectiveness of immersion betta fish (B. splendens) larval stage in honey solution and study its effect on fish survival. This study used complete randomized design (RAL) method with one factor in the form of immersion time. There were five lengths of immersion as treatment, 0 hours (Control), 24 hours (P1), 28 hours (P2), 32 hours (P3) and 36 hours (P4) with 3 tests each. Larvae used are aged 3 days after hatching. The results showed that length of soaking had a significant (P<0.05) on survival rates in all treatments. The percentage of male sex observed in the K treatment was 21,66±4,81%, P1 was 50,85±2,92%, P2 was 50,58±4,59%, P3 was 52,46±3,90% and P4 was 0%. The effective soaking time treatment is for 24 hours. The effect of natural honey on the masculinization of betta fish was effective in P1 treatment of 50,85±2,92% and survival rate of 94,95±1,37%. Ikan cupang adalah ikan air tawar dengan karakteristik senang berlaga dengan sesama jenisnya. Keindahan warna, bentuk dan corak ikan menjadi daya tarik tersendiri sehingga mempunyai nilai jual tinggi terutama pada jantan. Seks reversal melalui teknik maskulinisasi, mampu menghasilkan rasio pejantan menjadi lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas waktu perendaman ikan cupang (B. splendens) stadia larva didalam larutan madu serta mempelajari pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup ikan. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor berupa lama waktu perendaman. Terdapat lima lama perendaman sebagai perlakuan yaitu 0 jam (K), 24 jam (P1), 28 jam (P2), 32 jam (P3), 36 jam (P4) dengan masing-masing 3 ulangan. Larva yang digunakan berumur 3 hari setelah menetas. Hasil penelitian menunjukan bahwa lama perendaman berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tingkat kelangsungan hidup pada semua perlakuan. Persentase kelamin jantan yang teramati pada perlakuan K sebesar 21,66±4,81%, P1 sebesar 50,85±2,92%, P2 sebesar 50,58±4,59%, P3 sebesar 52,46±3,90% dan P4 sebesar 0%. Perlakuan waktu perendaman yang efektif yaitu selama 24 jam. Pengaruh madu pada maskulinisasi ikan cupang efektif pada perlakuan P1 sebesar 50,85±2,92% dan tingkat kelangsungan hidup sebesar 94,95±1,37%.
Collections
- UT - Biology [2145]