Show simple item record

dc.contributor.advisorAdrianto, Luky
dc.contributor.advisorZairion
dc.contributor.authorWongsopatty, Karto
dc.date.accessioned2023-04-11T03:27:07Z
dc.date.available2023-04-11T03:27:07Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117077
dc.description.abstractPerikanan hiu merupakan kegiatan perikanan penting bagi daerah Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sebagai target tangkapan utama, ikan hiu ditangkap dengan alat tangkap rawai permukaan dan dasar. Salah satu jenis yang tertangkap adalah hiu martil (Sphyrna spp) yang termasuk ke dalam daftar Appendix II CITES, sehingga perdagangannya diatur berdasarkan kuota dengan pengawasan ketat dari pemerintah. Meningkatnya permintaan pasar serta tingginya harga hiu berimplikasi pada peningkatan eksploitasi sehingga penurunan populasi sumberdaya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memetakan konektivitas sistem sosial-ekologi (Social-Ecologycal Sistem; SES) perikanan skala kecil hiu martil; (2) Mengestimasi nilai insentif ekonomi konservasi perikanan hiu martil sebagai basis insentif untuk upaya perlindungan perikanan hiu martil; (3) Merumuskan kebijakan strategi pengelolaan perikanan hiu martil berbasis insentif. Penelitian dilakukan pada bulan November hingga Desember 2020 yang berlokasi di Desa Tanjung Luar. Data primer bersumber dari hasil pengamatan di lapangan, sedangkan data sekunder berdasarkan literatur serta sumber terkait. Pengambilan data responden dilakukan secara purpossive sampling dari nelayan hiu. Teknik pemilihan responden dilakukan secara acak dari dari 150 orang nelayan (simple random sampling). Analisis jaringan sosial digunakan untuk melihat jaringan Sistem Sosial-Ekologi (SSE). Pada penilaian ekonomi digunakan analisis kesediaan membayar dengan metode penilaian kontingen dan eksperimen pilihan untuk melihat preferensi nelayan dalam pengelolaan hiu martil yang berkelanjutan. Pada analisis kebijakan publik digunakan Trade of Analysis untuk melihat persepsi stakeholder dalam menentukan rencana skenario pengelolaan masa depan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, konektivitas sistem sosial-ekologi perikanan hiu martil di Tanjung Luar menunjukan bahwa juragan merupakan aktor kunci dengan nilai derajat sebesar 14. Pada tingkat keterhubungan, magnitudo yang paling berpengaruh dalam konektivitas ini adalah aktifitas penangkapan dengan sumberdaya hiu martil yang memiliki nilai sebesar 153,3. Berdasarkan penilaian ekonomi diketahui bahwa contingent valuation method (CVM) nilai ekonomi total maksimum – minimum sebesar Rp 125.608.486 – Rp 9.653.940 per bulan. Berdasarkan discrete choice experiment (DCE) nilai ekonomi total maksimum adalah sebesar Rp 24.840.448 per bulan dan minimumnya Rp Rp1.838.520 per bulan. Pada analisis kebijakan publik, skenario kebijakan alternatif yang lebih dipilih nelayan untuk pengelolaan hiu martil kedepannya adalah skenario B (total skor 78,47). Skenario ini artinya nelayan bersedia dengan adanya pembatasan jumlah trip tapi dengan alternatif mata pencaharian sebagai nelayan tongkol. Prioritas pengelolaan tertinggi adalah aspek ekologis (0,37), diikuti oleh aspek ekonomi dan sosial yang masing-masing 0,34 dan 0,29.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Hiu Martil Berbasis Insentif (Studi Kasus: Perairan Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordHammerhead sharkid
dc.subject.keywordEconomic incentivesid
dc.subject.keywordAlternative livelihoodsid
dc.subject.keywordSocial-Ecological Systems (SES)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record