Penentuan Trigger Dan Exit Asuransi Indeks Iklim Berdasarkan Kejadian Puso Padi Tadah Hujan Di Kabupaten Sampang
Abstract
Kabupaten Sampang merupakan kabupaten yang terkena dampak
kekeringan hingga menyebabkan puso pada padi sawah tadah hujan. Asuransi
iklim merupakan salah satu strategi untuk mengelola risiko iklim yang dapat
melindungi petani dari bahaya iklim dan membuka peluang untuk mengadopsi
teknologi adaptif iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi indeks curah
hujan yang sesuai untuk digunakan sebagai trigger dan exit asuransi indeks iklim
di daerah tadah hujan Kabupaten Sampang, sebagai dasar dalam menentukan
pembayaran. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy C-Means untuk
mengelompokkan Kabupaten Sampang menjadi beberapa wilayah curah hujan,
metode Inverse Distance Weighting untuk memvisualisasikan klaster, dan metode
Historis Run Analysis untuk menentukan curah hujan trigger dan exit yang sesuai
untuk masing-masing klaster. Ditemukan bahwa puso terjadi di daerah dengan
curah hujan rendah dan sedang. Tahun-tahun dengan peristiwa puso yang parah
umumnya dikaitkan dengan peristiwa El Nino, terutama ketika El Nino lemah dan
sedang. Nilai trigger dan exit untuk wilayah curah hujan rendah masing-masing
adalah 108 mm dan 65 mm, dan untuk wilayah curah hujan sedang masing masing adalah 111 mm dan 69 mm. Curah hujan rata-rata untuk wilayah curah
hujan rendah dan sedang adalah 159 dan 163 mm dengan standar deviasi masing masing 89 mm, dan 89 mm. Probabilitas terjadinya curah hujan pada musim
tanam sama atau lebih kecil dari trigger untuk kedua wilayah masing-masing
adalah 0,285 dan 0,298, dan exit-nya adalah 0,146 dan 0,156 dengan standar
deviasi sekitar 0,285. Karena selisih probabilitas antara kedua daerah lebih kecil
dari standar deviasinya, maka kedua daerah tersebut dapat menggunakan indeks
yang sama. Sampang Regency is a district affected by drought which has caused puso in
rainfed rice. Climate insurance is one of the strategies to manage the climate risk
that can protect farmers from climate hazards and unlock opportunities to adopt
climate adaptive technologies. This study aims to estimate suitable rainfall index
to be used as trigger and exit for climate index insurance in rainfed area of
Sampang District, a basis in defining the payment. The study used Fuzzy C Means method for clustering Sampang District into several rainfall regions,
Inverse Distance Weighting method for visualizing clusters, and the Historical
Run Analysis method for determining trigger and exit rainfall in suitable for each
cluster. It is found that puso occur in low and moderate rainfall region. Years with
severe puso events are generally associated with El Nino events, especially when
El Nino is weak and moderate. The trigger and exit values for low rainfall region
are 108 mm and 65 mm respectively, and those for moderate rainfall areas are 111
mm and 69 mm respectively. The average rainfall for low and moderate rainfall
regions are 159 and 163 mm with standard deviation of 89 mm, and 89 mm
respectively. Probability of having rainfall during the planting season equal or less
than the trigger for the two regions are 0.285 and 0.298 respectively, and the exits
are 0.146 and 0.156 with standard deviation of about 0.285. As the difference in
probability between the two regions less than that of the standard deviation, thus
the two regions can use the same index.