Show simple item record

dc.contributor.advisorIsmet, Meutia Samira
dc.contributor.advisorZamani, Neviaty Putri
dc.contributor.authorAstuti, Anggini Fuji
dc.date.accessioned2023-02-03T09:22:31Z
dc.date.available2023-02-03T09:22:31Z
dc.date.issued2023-02-03
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116640
dc.description.abstractRajungan merupakan salah satu komoditas perikanan yang menjadi andalan ekspor Indonesia tertinggi ketiga setelah udang dan ikan. Salah satu jenis rajungan yang memiliki harga yang cukup tinggi di pasaran adalah Portunus pelagicus. Selain jenis P. pelagicus ada juga jenis Portunus sanguinolentus yang sering ditemukan di Indonesia. Namun, P. sanguinolentus dianggap spesies sekunder dikarenakan jumlah dari hasil tangkapan P. sanguinolentus tidak sebanyak dari jumlah P. pelagicus yang ditemukan di Indonesia. Akan tetapi informasi mengenai P. sanguinolentus di Indonesia masih sangat terbatas khususnya di Pulau Madura belum ada yang membahas secara khusus penelitian mengenai spesies sekunder P. sanguinolentus. Pentingnya informasi mengenai unit stok spesies sekunder bertujuan dalam pengelolaan perikanan melalui program yang efektif. Pengukuran karakter morfometrik rajungan dilakukan dengan truss network analysis. Metode analisis yang digunakan dalam identifikasi unit stok adalah analisis kruskal wallis, analisis klaster dan analisis diskriminan. Hasil yang didapat mengindikasikan adanya karakter yang berbeda pada rajungan di keempat lokasi di Pulau Madura yaitu Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Kemudian mengindikasikan adanya karakter yang berbeda pada rajungan jantan dan betina. Rajungan P. sanguinolentus jantan yang terdapat pada Kabupaten Bangkalan dan Sumenep memiliki tingkat kemiripan paling tinggi sedangkan pada rajungan betina kemiripan paling tinggi berada pada Kabupaten Sampang dan Sumenep. Perbedaan kelompok ini menggambarkan bahwa rajungan dikeempat lokasi tersebut terdapat potensi lebih dari satu unit stok, sehingga perlu dibedakan pengelolaannya. Kemudian pada analisis eDNA ditemukan ada 21 genus dekapoda yang teridentifikasi yaitu Acetes, Alpheus, Austropotamobius, Charybdis, Chlorodiella, Diastylis, Euphausiidae, Grapsus, Harpiosquilla, Ixa, Matuta, Meganyctiphanes, Miyakea, Myomenippe, Onycocaridella, Paraxiopsis, Podophthalmus, Portunus, Pseudeuphausia, Scylla, Thalamita dengan kelimpahan yang paling banyak di temukaan pada Kabupaten Pamekasan.id
dc.description.sponsorshipOcean Stewardship Fundid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleUnit Stok dan Distribusi Spesies Sekunder Menggunakan Penilaian Biologi dan eDNA Pada Perikanan Rajungan (Portunus sanguinolentus) di Pulau Maduraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordenvironmental DNAid
dc.subject.keywordgenus
dc.subject.keywordmorfometrik
dc.subject.keywordPortunus sanguinolentus
dc.subject.keywordsecondary species
dc.subject.keywordstock unit


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record