dc.description.abstract | Data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2021 mencatat kemiskinan
mencapai 26.503,65 ribu jiwa, dengan 55,25%- termasuk nelayan. Kemiskinan
berkaitan dengan kesejahteraan, keduanya dipengaruhi pendapatan nelayan yang
diperoleh dari bagi hasil. Tujuan penelitian menganalisis sistem bagi hasil,
menghitung pendapatan dari bagi hasil, menganalisis tingkat kesejahteraan
nelayan, dan menganalisis hubungan pendapatan dengan kesejahteraan. Penelitian
dilakukan bulan Juni hingga Juli 2022 dengan teknik observasi dan wawancara
kepada 31 kapal dengan 93 nelayan menggunakan kuesioner. Data dianalisis
menggunakan analisis deskriptif, pendapatan dan menggunakan 21 indikator
tahapan keluarga sejahtera menurut BKKBN dan uji korelasi. Hasil penelitian
menunjukkan sistem bagi hasil yang diterapkan memiliki proporsi yang sama
yaitu 50%, perbedaan hasil tangkapan membuat sistem bagi hasil terbagi menjadi
empat kondisi yaitu mbati gedhe (over income), surplus, nyacar, dan nendo (rugi).
Pendapatan bersih yang diperoleh nelayan per trip bervariasi berdasarkan tingkat
jabatan, nahkoda 4-14 juta, KKM 2,5-9 juta, ABK Payang 2-7 juta, ABK Koki
dan ABK Jegong 1,6-6,5 juta, serta ABK biasa 1-4 juta. Tingkat kesejahteraan
nelayan di PPP Klidang Lor termasuk dalam tahapan Keluarga Sejahtera I sebesar
27,95%, Keluarga Sejahtera II sebesar 27,95%, dan Keluarga Sejahtera III sebesar
44,09%. Terdapat hubungan antara pendapatan yang diperoleh nelayan dengan
tingkat kesejahteraan nelayan dengan tingkat hubungan yang sedang. | id |