Show simple item record

dc.contributor.advisorNovita, Yopi
dc.contributor.advisorImron, Mohammad
dc.contributor.advisorKomarudin, Didin
dc.contributor.authorMurhum, Kumala Sari Ode
dc.date.accessioned2023-01-21T02:46:09Z
dc.date.available2023-01-21T02:46:09Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116218
dc.description.abstractBerdasarkan data laporan BASARNAS Kendari, sepanjang tahun 2016-2020 telah dilaporkan kasus kecelakaan kapal sebanyak 65 kasus, yang artinya secara rata-rata terjadi 16 kasus kecelakaan kapal pertahun. Terdapat beberapa jenis kejadian kecelakaan kapal, salah satunya adalah kapal terbalik. Berdasarkan laporan tersebut, jenis kapal yang mengalami kecelakaan didominasi oleh kapal milik nelayan dengan ukuran ukuran kurang dari 5 GT. Penyebab terjadinya kecelakaan kapal terbalik diduga disebabkan oleh gelombang yang menyebabkan gerakan rolling pada kapal atau dimensi kapal yang tidak sesuai dengan kondisi perairan Banda yang merupakan tempat nelayan Wangi-wangi menangkap ikan. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengidentifikasi dimensi utama kapal pancing tonda yang digunakan oleh nelayan Pulau Wangi-wangi; (2) Mengidentifikasi tinggi gelombang maksimal yang terjadi pada musim Barat, musim Timur, peralihan Barat ke Timur dan Timur ke Barat, dari garis pantai hingga 30 mil di perairan Banda, perairan Wawonii dan perairan Taliabu; dan (3) Menganalisis kualitas gerakan rolling kapal pancing tonda yang digunakan oleh nelayan Pulau Wangi-wangi pada kondisi gelombang reguler. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, dengan kriteria kapal yang diukur adalah kapal nelayan Pulau Wangi-wangi yang beroperasi hingga 30 mil dari garis pantai, mengoperasikan alat tangkap pancing tonda dan berukuran < 5 GT. Pengumpulan data untuk tujuan pertama dilakukan dengan pengukuran langsung, tujuan dua dari situs European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF), dan tujuan tiga dilakukan dengan simulasi numerik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal pancing tonda yang dioperasikan oleh nelayan Wangi-wangi memiliki panjang total (LOA) berkisar antara 8,57-11,75 m; lebar (B) kapal berkisar antara 1,10-1,60 m dan tinggi kapal (D) berkisar antara 0,50-1,00 m. Rasio dimensi utama kapal pancing tonda yang dioperasikan oleh nelayan Wangi-wangi memiliki nilai rasio L/B kapal sebagian besar (90,37%) berada dalam nilai acuan, sedangkan nilai L/D hanya sebagian kecil (21,39%) berada dalam kisaran nilai acuan, dan nilai B/D seluruhnya (100%) memiliki nilai rasio yang berada dalam kisaran nilai acuan kelompok towed gear. Bentuk badan kapal adalah hard chin bottom. Nilai coefficient of block (Cb) yang dihasilkan oleh kapal berada di bawah 0,5 atau berkisar antara 0,46-0,452 yang menunjukkan bahwa bentuk kasko kapal dalam kategori “sedang”, yaitu tidak ramping dan tidak gemuk. Penangkapan ikan oleh nelayan pancing tonda biasanya dilakukan di perairan Banda sekitar Pulau Wakatobi, Wawonii dan Taliabu. Berdasarkan perhitungan rata-rata data prakiraan tinggi gelombang tahun diketahui bahwa gelombang di daerah penangkapan ikan nelayan Wangi-wangi berkisar antara 0,22-2,21 m, dimana gelombang mencapai puncaknya pada musim Timur dan terendah berada pada musim Peralihan. Dari hasil simulasi seakeeping diperoleh bahwa arah datang gelombang dan kecepatan kapal berpengaruh terhadap gerakan roll yang dihasilkan. Nilai rolling terbesar diperoleh pada kondisi encounter angle 90o, kemudian 135o dan terkecil terdapat pada encounter angle 45o. Ukuran kapal memengaruhi nilai parameter rolling yang dihasilkan, dimana kelompok kapal besar memiliki nilai roll angle dan roll velocity yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kelompok kapal sedang dan kecil. Kecepatan kapal berbanding terbalik dengan parameter rolling yang dihasilkan, dimana semakin cepat kapal melaju maka nilai parameter rolling yang dihasilkan akan semakin kecil. Roll angle yang dihasilkan oleh kapal sampel berada diatas batas maksimum atau belum memenuhi kriteria sudut maksimum roll yang ditetapkan oleh Tello (2009) yakni maksimum 6o (RMS). Hal ini berarti kapal tidak layak dioperasikan pada tinggi gelombang 2,21 m dikarenakan kondisi tersebut akan sangat membahayakan bagi pelayaran karena berpotensi membuat kapal terbalik. Oleh karena itu, agar kapal tidak mengalami gerakan rolling yang berlebihan sehingga dapat beroperasi dengan baik dan untuk keselamatan nelayan, maka kapal harus dioperasikan diperairan dengan tinggi gelombang kurang dari 2,21 meter.id
dc.description.abstractBased on the Kendari BASARNAS report data, during 2016-2020 there were 65 cases of boat accidents reported, which means that on average there are 16 cases of boat accidents per year. There are several types of boat accidents, one of which is the capsized boat. Based on the report, the types of vessels that experienced accidents were dominated by vessels owned by fishermen with a size of less than 5 GT. The cause of the capsized boat is waves which rolled the boat or the dimensions of the boat that were not suitable to be operated on the Banda waters where Wangi-wangi fishermen fished. This study aims to: (1) identify the main dimensions of the troll liner used by fishermen on Wangi-wangi Island; (2) Identify the maximum wave heights that occur during the West monsoon, East monsoon, transition from West to East and East to West, from the coastline up to 30 miles in Banda waters, Wawonii waters and Taliabu waters; and (3) analyzing the quality of the rolling motion of the troll liner used by fishermen on Wangi-wangi Island under regular wave conditions. The sampling technique used was accidental sampling, with the criteria for the vessels measured being Wangi-wangi Island fishing vessels operating up to 30 miles from the shoreline, operating troll line fishing gear and measuring < 5 GT. Data collection for the first objective was carried out by direct measurement, for the second objective from the European Center for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) website, and for the third objective by numerical simulation. The results showed that the troll liner operated by Wangi-wangi fishermen had a total length (LOA) ranging from 8,57-11,75 m; the width (B) of the boat ranges from 1,10-1,60 m and the height of the vessel (D) ranges from 0,50-1,00 m. The main dimension ratio of the troll liner operated by Wangi-wangi fishermen has the value of the L/B ratio of most vessels (90,37%) within the reference value, while the L/D value is only a small portion (21,39%) within the range the reference value, and the total B/D value (100%) has a ratio value that is within the range of the reference value for the towed gear group. The hull shape is hard chin bottom. The coefficient of block (Cb) value produced by the boat is below 0,5 or in the range of 0,46-0,452 which indicates that the shape of the boat's hull is in the "medium" category, namely not slender and not fat. Fishing by trolling fishermen is usually carried out in Banda waters around the islands of Wakatobi, Wawonii and Taliabu. Based on the calculation of the average yearly wave height forecast data, it is known that the waves in the Wangi-wangi fishing area range from 0,22-2,21 m, where the waves reach their peak in the East monsoon and the lowest are in the Transitional season. From the seakeeping simulation results, it was found that the direction of the incoming waves and the boat's speed affect the resulting roll motion. The highest rolling value is obtained at an encounter angle of 90º, then 135º and the smallest is found at an encounter angle of 45º. The size of the boat affects the value of the resulting rolling parameter, where the large boat group has a smaller roll angle and roll velocity value compared to the medium and small boat groups. Boat speed is inversely proportional to the resulting rolling parameter, where the faster the boat goes, the smaller the resulting rolling parameter value will be. The roll angle produced by the sample boat is above the maximum limit or does not meet the maximum roll angle criteria set by Tello (2009), namely a maximum of 6º (RMS). This means that the boat is not feasible to operate at a wave height of 2,21 m because this condition will be very dangerous for shipping because it has the potential to capsize the boat. Therefore, so that the boat does not experience excessive rolling motion so that it can operate properly and for the safety of fishermen, the boat must be operated in waters with a wave height of less than 2,21 meters.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKualitas Gerakan Rolling Kapal Pancing Tonda < 5 GT Nelayan Wangi-wangi pada Gelombang Regulerid
dc.title.alternativeQuality of Rolling Motion of Troll Liner < 5 GT Wangi-wangi Fishermen on Regular Wavesid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmain dimensionsid
dc.subject.keywordrolling motionid
dc.subject.keywordtroll linerid
dc.subject.keywordwave heightid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record