Show simple item record

dc.contributor.advisorArhatin, Risti Endriani
dc.contributor.advisorGaol, Jonson Lumban
dc.contributor.authorMaudhi, Richard Christopher
dc.date.accessioned2023-01-16T07:48:19Z
dc.date.available2023-01-16T07:48:19Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116069
dc.description.abstractFenomena kenaikan muka air laut mengancam keberlangsungan aktivitas manusia di daerah pesisir seperti pariwisata, perikanan dan perdagangan yang memberi nilai ekonomi. Wilayah pesisir selatan Jawa yang berhadapan dengan Samudera Hindia diprediksi akan mengalami laju kenaikan muka laut sebesar 2 – 4 mm/tahun. Kabupaten Pangandaran yang berbatasan dengan wilayah Samudera Hindia diperkirakan akan memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman kenaikan muka laut. Penilaian kerentanan pesisir Kabupaten Pangandaran dilakukan menggunakan metode Coastal Vulnerability Index (CVI) untuk mengetahui tingkat kerentanan berdasarkan enam parameter, yaitu geomorfologi, elevasi, pasang surut, tinggi gelombang signifikan, perubahan garis pantai dan laju kenaikan muka laut. Kerentanan pantai dianalisis secara spasial menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisis spasial setiap parameter menunjukkan bahwa secara umum geomorfologi Kabupaten Pangandaran tergolong kelas sangat rentan (skor 5). Parameter elevasi didominasi oleh kategori kelas rentan (skor 4). Tunggang pasang surut pesisir tergolong kelas sedang (skor 3). Parameter tinggi gelombang signifikan termasuk kelas sangat rentan (skor 5). Perubahan garis pantai tergolong dalam kategori sedang (skor 3). Laju kenaikan muka laut ditemukan dalam kelas sangat rentan (skor 5). Berdasarkan enam parameter yang telah disebutkan, pesisir Kabupaten Pangandaran cenderung rentan terhadap ancaman kenaikan muka laut karena jumlah kelas rentan yang relatif lebih banyak.id
dc.description.abstractThe phenomenon of sea level rise (SLR) threatens human activities such as tourism, fisheries and trade that give economic value to coastal regions. The southern coast of Java directly faces the Indian Ocean and sea levels are predicted to rise by 2 - 4 mm/year. Pangandaran Regency’s coastal area was thought to have a higher vulnerability towards SLR. Coastal vulnerability was determined with the Coastal Vulnerability Index (CVI) method to compute levels of vulnerability based on six parameters which are geomorphology, elevation, tidal range, significant wave height (SWH), shoreline change and rate of SLR. Vulnerability of the coastal area was analyzed using Geographic Information System (GIS) software. The computation result show that the geomorphology of Pangandaran Regency was very vulnerable (score 5). The elevation parameter was dominated by the vulnerable category (score 4). The tidal range of the coastal region of Pangandaran Regency was considered of moderate vulnerability (score 3). The SWH of the coastal region was very vulnerable (score 5). On shoreline change, the coast was considered in moderately vulnerable (score 3). Taking into account all six parameters, the coastal area of Pangandaran Regency tends to be vulnerable against SLR due to the relatively higher amount of the vulnerable class.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePemetaan Kerentanan Wilayah Pesisir Kabupaten Pangandaran Terhadap Kenaikan Muka Laut Menggunakan Pendekatan Coastal Vulnerability Index (CVI)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordCVIid
dc.subject.keywordPangandaranid
dc.subject.keywordSea level riseid
dc.subject.keywordVulnerabilityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record