Show simple item record

dc.contributor.advisorKarlinasari, Lina
dc.contributor.advisorDarmawan, I Wayan
dc.contributor.authorPutri, Alfira Ramadhani
dc.date.accessioned2023-01-12T23:39:35Z
dc.date.available2023-01-12T23:39:35Z
dc.date.issued2023-01
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116008
dc.description.abstractBambu merupakan tanaman hasil hutan bukan kayu yang populasinya sangat melimpah di Indonesia dan laju pertumbuhan yang jauh lebih cepat jika dibandingkan kayu. Salah satu pemanfaatan produk bambu yang dapat dilakukan yaitu bambu laminasi dan bambu pelupuh. Berdasarkan penelitian terdahulu bambu banyak dimanfaatkan sebagai material panel akustik karena nilainya yang baik. Namun, bambu terkenal sebagai bahan baku yang memiliki keawetan rendah. Beberapa perlakuan terhadap bambu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah pemberian bahan pengawet. Bahan pengawet yang diketahui efektif untuk mengendalikan rayap antara lain Premise 200 SL® . Premise 200 SL® adalah produk berbahan aktif imdakloprid yang tidak berbau dan dapat melindungi dari serangan rayap dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat keawetan dan akustik papan orientasi pelupuh dari bambu ater dan betung. Papan orientasi pelupuh disusun dari tiga lembar pelupuh menggunakan perekat isosianat. Bahan pengawet berkonsentrasi 1,25% diaplikasikan dengan cara penyemprotan menggunakan spray gun. Ketahanan terhadap rayap kayu kering dan rayap tanah dianalisis sebagai sifat keawetan, sedangkan koefisien penyerapan bunyi dan rugi transmisi bunyi sebagai sifat akustiknya serta terdapat pengujian retensi bahan pengawet dan sudut kontak sebagai pengujian pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan orientasi pelupuh bambu ater memiliki ketahanan terhadap rayap kayu kering dan rayap tanah lebih tinggi dibandingkan bambu betung. Bahan pengawet Premise 200 SL® berbahan aktif imdakloprid efektif meningkatkan ketahanan papan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari nilai kehilangan berat yang menurun dan mortalitas rayap yang tinggi. Berdasarkan standar SNI 7207 ketahanan papan orientasi pelupuh bambu ater dan betung dengan pengawetan meningkat masing-masing menjadi kelas I dan III terhadap rayap kayu kering, sedangkan untuk rayap tanah menjadi kelas I. Perlakuan pengawetan baik pada papan orientasi pelupuh bambu ater maupun betung meningkatkan kemampuan penyerapan bunyi papan orientasi pelupuh pada frekuensi bunyi rendah sampai 500 Hz. Sementara itu, pada frekuensi bunyi 500-1250 Hz, kemampuan penyerapan bunyi papan orientasi pelupuh dari bambu betung jauh lebih baik dibandingkan papan orientasi pelupuh bambu ater. Pada frekuensi tinggi di atas 1250 Hz, perlakuan pengawetan dapat memperbaiki kemampuan penyerapan bunyi dimana papan orientasi pelupuh bambu betung memberikan hasil yang terbaik. Kemampuan redam bunyi yang dinyatakan sebagai rugi transmisi menunjukkan kemampuan yang baik mulai frekuensi 1000 Hz baik untuk papan orientasi pelupuh bambu ater maupun bambu betung. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa performa papan orientasi pelupuh bambu ater dapat diunggulkan menjadi produk papan orientasi pelupuh komponen akustik bangunan terutama dalam hal perbaikan keawetannya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleSifat Keawetan dan Akustik Papan Orientasi Pelupuh dari Bambu Ater (Gigantochloa atter Kurz.) dan Betung (Dendrocalamus asper Backer.)id
dc.title.alternativeDurability and Acoustical Properties of Oriented Flattened Bamboo Board from Ater (Gigantochloa atter Kurz.) and Betung (Dendrocalamus asper Backer.) Bambooid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAcoustical propertiesid
dc.subject.keyworddurability of bambooid
dc.subject.keywordimidaclopridid
dc.subject.keywordoriented flattened bamboo boardid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record