dc.description.abstract | Penurunan produksi lobster di perairan Banten disebabkan tingginya
aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan. Minimnya informasi mengenai keragaan
teknis dan biologi lobster menyebabkan pengelolaan lobster yang berkelanjutan
sulit diwujudkan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keragaan teknis
perikanan lobster, hasil tangkapan lobster berdasarkan parameter biologi, serta
menentukan hubungan panjang bobot lobster dan panjang karapas yang layak
tangkap. Data keragaan teknis dikumpulkan melalui wawancara sedangkan data
panjang karapas lobster dikumpulkan melalui sensus. Analisis deskriptif dan
analisis hubungan panjang bobot lobster digunakan dalam penelitian ini. Hasil
penelitian menunjukkan unit penangkapan lobster menggunakan jaring rampus
dengan bahan polyamide monofilament ukuran mata jaring 3,5-4,0 inci. Perahu
yang digunakan adalah perahu kincang berukuran 7–3 GT. Hasil uji nisbah
kelamin menunjukkan berbeda nyata. Hasil analisa hubungan panjang dan bobot
dengan jumlah lobster pasir 270 ekor menunjukkan nilai b < 3, sehingga pola
pertumbuhannya adalah alometrik negatif. Persentase ukuran hasil tangkapan
lobster berdasarkan PERMEN-KP No 12 Tahun 2020 menunjukkan ukuran
lobster yang belum layak tangkap di Muara Binuangeun seperti P. homarus
(80-100%), P. penicillatus (78-83%), P. longipes (90-100%), P. versicolor
(65-100%) dan P. ornatus (23%), dan Muara Cibareno diantaranya P. homarus
(98%), P. penicillatus (84-100%), P. longipes (100%), P. versicolor (92%) dan P.
ornatus (0%). | id |