Determinan Minat Masyarakat Bergabung Dalam Usaha Tani Kopi KTH Cibulao Hijau
Abstract
Provinsi Jawa Barat termasuk ke dalam sepuluh provinsi yang memiliki luas
area perkebunan kopi tertinggi di Indonesia yaitu seluas 48.397 ha dengan
produktivitas sebesar 22.372 ton pada tahun 2020. Salah satu perkebunan kopi
rakyat di Kabupaten Bogor terletak di Kampung Cibulao, Desa Tugu Utara,
Kecamatan Cisarua yang diusahakan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Cibulao
Hijau. Kebun Kopi Cibulao dilakukan di lahan perhutani melalui program
kerjasama Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) sejak tahun 2008.
Luas lahan yang ditanami kopi baru mencapai 50 ha dari total lahan yang
dikerjasamakan untuk usaha tani kopi seluas 610.64 ha sehingga kawasan ini
memiliki potensi produksi kopi yang sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
(1) menganalisis persepsi petani kopi dan masyarakat non petani kopi terhadap
usaha tani kopi dan KTH Cibulao Hijau (2) menganalisis pendapatan usaha tani
kopi di Kampung Cibulao, (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
minat penduduk Kampung Cibulao untuk bekerja di usaha tani kopi dan bergabung
dalam KTH Cibulao Hijau. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis
statistika deskriptif dan skala Likert, analisis pendapatan, dan analisis model regresi
logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan total rata-rata skor persepsi petani dan
masyarakat non petani terhadap usaha tani kopi cibulao sebesar 2,94 yang artinya
petani dan masyarakat memiliki persepsi positif terhadap usaha tani kopi cibulao.
Hasil R/C ratio atas biaya total dan R/C ratio atas biaya tunai lebih dari satu
sehingga usaha tani kopi cibulao menguntungkan. Faktor-faktor yang berpengaruh
signifikan terhadap minat masyarakat Kampung Cibulao untuk bekerja di usaha tani
kopi cibulao adalah jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan, jumlah tanggungan
keluarga, dan riwayat keluarga. West Java Province is included in the ten provinces with the highest coffee
plantation area in Indonesia, covering an area of 48,397 ha with a productivity of
22,372 tons in 2020. One of the people’s coffee plantations in Bogor Regency is
located in Cibulao, Tugu Utara, Cisarua, which is managed by the Forest Farmers
Group (KTH) Cibulao Hijau. The Cibulao Coffee Plantation has been carried out
on Perhutani land through the Joint Community Forest Management (PHBM)
cooperation program since 2008. The land planted with coffee has only reached 50
ha of the total area of 610.64 ha that has been cooperated for coffee farming, so this
area has a very high potential for coffee production. This study aims to (1) analyze
the perception of coffee farmers and non-coffee farmers on coffee farming and KTH
Cibulao Hijau, (2) analyze the income of coffee farming in Cibulao, and (3) analyze
the factors that influence the interest of residents of Cibulao to work in coffee
farming and join the KTH Cibulao Hijau. The data analysis methods used were
descriptive statistical analysis and Likert scale, income analysis, and binary logistic
regression model analysis. The results showed that the total average score of
farmers' and noon farmers' perceptions of cibulao coffee farming was 2.94, which
means that farmers and the community have a positive perception of cibulao coffee
farming. The results of the R/C ratio for total costs and the R/C ratio for cash costs
are more than one, so Cibulao coffee farming is profitable. The factors that
significantly influence the interest of the people of Kampung Cibulao to work on
the Cibulao coffee farm are gender, marital status, occupation, number of family
dependents, and family history.