Show simple item record

dc.contributor.advisorKesumawati, Upik
dc.contributor.advisorSoviana, Susi
dc.contributor.advisorRetnani, Elok Budi
dc.contributor.authorTomia, Sumiati
dc.date.accessioned2022-10-26T05:02:31Z
dc.date.available2022-10-26T05:02:31Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115079
dc.description.abstractDengue masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh wilayah tropis dan sub-tropis. Sejak tahun 2012, dengue menduduki peringkat sebagai penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk paling penting di dunia. Kejadian dengue secara global dilaporkan meningkat sebesar 85.47% dalam kurun waktu 1990 sampai dengan 2019 dengan kasus sebanyak 30.67 juta jiwa menjadi 56.88 juta jiwa. Secara global lima negara meliputi India, Myanmar, Sri Lanka, Thailand dan Indonesia termasuk diantara 30 negara yang paling endemik di dunia. Kejadian dengue di Indonesia mengalami kecenderungan peningkatan sejak tahun 2010 dan terus meningkat, hingga tahun 2020 mencapai 108 303 kasus dengan angka kesakitan atau incidence rate (IR) sebesar 40 orang per 100 000 penduduk. Angka kematian pada tingkat nasional terlaporkan sebanyak 747 orang dengan angka case fatality rate (CFR) sebesar 0.7%. Dengue juga dilaporkan telah tersebar di 477 kabupaten/kota atau sebesar 92.8% dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Tingginya kejadian dan penyebaran dengue membutuhkan strategi pengendalian vektor yang benar dan efektif, yang seharusnya didasari atas hasil kajian entomologi terhadap vektor. Kajian ini perlu dilakukan untuk memberikan informasi dasar terkait identifikasi, kepadatan dan perilaku vektor yang penting dalam penyusunan strategi pengendalian vektor. Kegiatan ini juga dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai kualitas dan keefektifan pengendalian yang telah dilakukan. Selain kajian entomologi terhadap vektor, studi ini juga mengkaji epidemiologi kejadian dengue secara deskriptif berdasarkan orang, tempat dan waktu selama kurun waktu 10 tahun (2008-2019). Kajian entomologi terhadap vektor meliputi pradewasa, berupa pengukuran kepadatan telur, dan juga karakteristik habitat larvanya. Sementara itu, kajian entomologi terhadap nyamuk dewasa meliputi ragam jenis nyamuk, kepadatan populasi, serta perilaku menghisap darah. Analisis terhadap pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat dalam pengendalian, serta pengukuran keefektifan ovitrap sebagai alat pengendalian populasi Aedes spp. pada daerah endemis di Kota Ternate, juga dilakukan. Kajian epidemiologi kejadian dengue berdasarkan orang, tempat, dan waktu dalam kurun waktu 10 tahun (2009-2018) menggambarkan kejadian serta evaluasi program pengendalian vektor dengue. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, umur, jumlah kematian, dan kejadian per kecamatan. Hasil studi menunjukkan bahwa penderita dengue lebih banyak diderita oleh laki-laki (507 orang) dibandingkan dengan perempuan (411 orang). Berdasarkan kelompok umur, mayoritas kasus terjadi pada kelompok umur 5-14 tahun. Jumlah kematian sebanyak 31 orang dalam 10 tahun (2009-2018). Jumlah kasus tertinggi terdapat pada Kecamatan Ternate Selatan dengan jumlah 379 kasus, dan terendah pada Kecamatan Pulau Ternate sebanyak 15 kasus. Hasil pengukuran kepadatan telur dan larva pada 4 kelurahan endemisdengue Kelurahan Sangaji, Kelurahan Maliaro, Kelurahan Bastiong Talangame dan Kelurahan Bastiong Karance), menunjukkan nilai ovitrap index (OI) termasuk ke dalam kriteria sedang (level 3) dengan nilai 27.50%-36.25%. Hasil perhitungan larva ditemukan nilai house index (HI) tertinggi di Kelurahan Sangaji (81%) dan terendah di Bastiong Talangame (70%). Nilai countainer index (CI) tertinggi di Kelurahan Bastiong Karance (51.5% ) dan terendah di Kelurahan Maliaro (37.5%). Nilai breteau index (BI) tertinggi di Kelurahan Maliaro (2.13%) dan terendah di Kelurahan Bastiong Talangame (1.45%). Kepadatan larva yang dinyatakan dengan nilai density figure (DF) menunjukkan nilai 8 pada semua kelurahan, yang berarti semua kelurahan mempunyai kepadatan larva yang tinggi. Adapun masing-masing kelurahan endemis tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara jenis dan bahan kontainer penampung air. Hasil studi ragam jenis dan kepadatan serta perilaku nyamuk dalam menghisap darah baik siang maupun malam hari menunjukkan bahwa, pada siang hari terdapat 3 spesies Culex yaitu Cx quinquiefasciatus, Cx. tritaeniorhynchus, dan Cx. vishnui; 2 spesies Aedes yaitu Ae. aegypti dan Ae. albopictus; dan satu spesies Armigeres, yaitu Ar. subalbatus. Kelimpahan nyamuk tertinggi ditemukan di ruang tamu (42.6%), ruang dapur (33.3%) dan kamar tidur (24.1%). Sebaran nyamuk tertinggi pada siang hari terdapat di Kelurahan Maliaro (90.07%) dan Bastiong Talangame (89.30%). Hasil penangkapan nyamuk pada malam hari ditemukan nyamuk Culex meliputi Cx. quinquefasciatus, Cx. tritaeniorhynchus, dan Cx. vishnui. Ae. aegypti dan Ae. albopictus juga menunjukkan aktivitas nokturnal. Kelimpahan nyamuk tertinggi pada malam hari terdapat di Kelurahan Bastiong Karance (91.73%) dan Kelurahan Maliaro (91.23%). Hasil analisis terhadap pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat dalam pengendalian dengue di Kota Ternate menunjukkan ada hubungaan positif yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat dalam pengendalian vektor dengue (p<0.05). Analisis hubungan umur dan pendidikan tidak berkaitan dengan pengetahuan responden dalam pencegahan dan pengendalian vektor (p>0.05). Hasil uji keefektifan ovitrap sebagai alat pengendalian populasi Aedes spp. menunjukkan angka ovitrap indeks rata-rata pada pengamatan telur sebesar 44.6% dalam level 4 dengan kategori tinggi. Terdapat penurunan kepadatan larva berdasarkan perhitungan HI, CI, BI (p<0.05) sebelum dan setelah pemasangan ovitrap dengan penurunan nilai density figure dari kategori tinggi menjadi kategori sedang. Penggunaan ovitrap efektif menurunkan populasi Aedes spp., sehingga baik digunakan dalam strategi pengendalian vektor . Ketersediaan data entomologi vektor yang baik dan penggunaan ovitrap sebagai alat pengendalian populasi nyamuk Aedes spp. merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung program pengendalian vektor, serta mengurangi penularan infeksi dengue.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleKajian Entomologi Vektor Dengue dan Keefektifan Ovitrap Sebagai Alat Pengendalian Populasi Aedes spp. di Kota Ternateid
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.title.alternativeThe Entomological Study of Dengue Vector and the Effectiveness of Ovitrap as a Population Control Tool for Aedes spp. in Ternate Cityid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAedes spp.id
dc.subject.keyworddengueid
dc.subject.keywordovitrapid
dc.subject.keywordKota Ternateid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record