Show simple item record

dc.contributor.advisorSobir
dc.contributor.advisorSantosa, Edi
dc.contributor.advisorHelianti, Is
dc.contributor.advisorPurwono
dc.contributor.authorMaretta, Delvi
dc.date.accessioned2022-10-06T07:55:19Z
dc.date.available2022-10-06T07:55:19Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114899
dc.description.abstractIndonesia adalah salah satu pusat keragaman tanaman talas di dunia. Keragaman plasma nutfah talas harus dijaga dan dikembangkan supaya diperoleh peningkatan nilai ekonomi yang berkelanjutan. Konservasi secara ex-situ dan insitu merupakan strategi yang banyak diterapkan untuk menjaga kelestarian plasma nutfah, namun cara ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan cenderung tidak berkelanjutan tanpa adanya intervensi yang memadai. Sebagai salah satu alternatif untuk menghindari hal tersebut yang juga akan memberikan peluang pengembangan yang lebih luas bagi para penggunanya adalah konservasi partisipatif namun masih perlu dikaji terutama pada tanaman talas. Pengembangan tanaman talas melalui pemuliaan tanaman talas di Indonesia belum banyak dilakukan. Karakter-karakter unggul yang potensial harus dieksplorasi lebih seksama untuk mendapatkan genotipe talas unggul yang berkualitas. Salah satu karakter penting yang belum banyak dipelajari adalah kandungan glukomanan pada umbi talas, yang merupakan senyawa karbohidrat non-pati yang banyak dimanfaatkan dalam industri kesehatan dan pangan. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis keragaman dan stabilitas genetik serta strategi konservasi partisipatif dalam upaya pengembangan tanaman talas dengan pengelolaan yang berkelanjutan. Kajian konservasi partisipatif menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui kuisioner pakar, rapid rural appraisal dan focus group discussion. Data dianalisis dengan pendekatan analisis situasional menggunakan empat langkah dari soft system methodology dan dilanjutkan dengan analisis hubungan kontekstual menggunakan interpretive structural model. Penelitian keragaman dan stabilitas genetik menggunakan empat belas aksesi talas tipe eddoe dari berbagai provinsi di Indonesia dan dilaksanakan di tiga lokasi percobaan yang berbeda agroekologi. Analisis data kadar glukomanan meliputi analisis ragam gabungan dan stabilitas genetik melalui pendekatan parametrik dan non-parametrik, additive main effect multiplicative interaction, analisis korelasi antar sifat dan sidik lintas. Selanjutnya, dilakukan penelitian molekuler untuk mengidentifikasi gen putative (CslA) yang berperan dalam pembentukan senyawa glukomanan pada umbi talas tipe eddoe. Studi ini dilakukan terhadap genom dari enam genotipe talas dan menggunakan primer yang dirancang dari sekuens gen penyandi CslA yang diperoleh dari bank gen. Analisis dilakukan terhadap sekuen dari produk PCR. Hasil kajian konservasi menginformasikan bahwa nilai ekonomi komoditas talas semakin meningkat dan menarik perhatian berbagai kalangan baik pemerintah maupun non-pemerintah. Talas menjadi salah satu komoditas prioritas dalam program diversifikasi pangan, dikembangkan sebagai bahan baku industri dan mulai menjadi komoditas ekspor. Kultivar-kultivar yang diminati pembudidaya dan pengolah adalah kultivar yang memiliki karakteristik spesifik sesuai kebutuhan pengguna serta bernilai ekonomi. Saat ini upaya konservasi talas yang telah berjalan dalam bentuk taman tematik dan koleksi plasma nutfah. Konservasi partisipatif adalah cara alternatif yang dapat ditempuh dalam menjaga kelestarian keragaman plasma nutfah talas tanpa mengurangi pemanfaatannya oleh berbagai pihak pengguna. Terdapat tiga aktor yang dapat menjadi pendorong kuat yaitu asosiasi petani, pedagang pengumpul dan lembaga penelitian. Kementerian pertanian merupakan aktor yang independent namun perannya dipengaruhi oleh aktor lainnya. Kementerian pertanian memiliki kewenangan menetapkan regulasi dan kebijakan konservasi, strategi pengelolaan konservasi in-situ dan ex-situ serta program penelitian yang merupakan kebutuhan mendasar dalam konservasi partisipatif tanaman talas. Terdapat tujuh aktor yang mempengaruhi peran kementerian pertanian yaitu petani, asosiasi petani, pedagang pengumpul, eksportir, industri, lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Petani merupakan aktor dependent akan tetapi merupakan aktor yang berpengaruh kuat dalam konservasi partisipatif tanaman talas. Berdasarkan studi kasus di Bogor dan Kuningan, petani akan menjadi kunci keberhasilan konservasi partisipatif jika dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya dan terdapat ketersediaan bibit yang berkelanjutan serta memperoleh pendapatan yang bernilai ekonomi dari aktivitas tersebut. Hasil dari kajian pemuliaan menginformasikan keragaman morfologi empat belas genotipe talas tipe eddoe serta dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu genotipe landras dan introduksi. Karakter glukomanan menunjukkan nilai koefisien keragaman genetik sedang dan koefisien keragaman fenotip tinggi serta dipengaruhi oleh interaksi genotipe dan lingkungan. Terdapat tiga genotipe yang memiliki kandungan glukomanan tinggi dan teridentifikasi stabil berdasarkan pendekatan teori parameterik, non-parameterik dan AMMI yaitu genotipe S7, S17 dan S34. Genotipe S34 memiliki stabilitas luas sehingga adaptif terhadap perubahan lingkungan sedangkan S7 dan S17 lebih adaptif terhadap lingkungan spesifik yaitu Bogor dan Tangerang. Berdasarkan analisis sidik lintas, jumlah cormel berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kandungan glukomanan umbi di ketiga lokasi percobaan namun belum dapat digunakan sebagai kriteria seleksi. Dari analisis pensejajaran sekuen gen CslA dari enam genotipe diperoleh tingkat kemiripan di atas 95% dengan wilayah conserve mencapai 94,1%. Sekuen yang dihasilkan memiliki kemiripan tinggi dengan gen CslA yang berperan dalam biosintesis manan synthase dalam pembentukan glukomanan pada umbi. Output analisis phylogenetic berdasarkan urutan nukleotida menampilkan genotipe S7 dan S34 berada pada jarak yang terpisah dengan empat genotipe lainnya. Dari 1508 bp urutan basa nukleotida yang dihasilkan, terdapat tiga fragmen dari genotipe S7 dan S34 serta dua fragment dari genotipe S15, S28, S30 dan S36 yang berkesesuaian dengan sekuen gen CslA dari tanaman referensi. Pada sekuen S7 ditemukan 24 situs dan pada sekuen S34 terdapat 9 situs nukleotida yang berbeda dengan sekuen lima genotipe lainnya. Ditemukan juga 11 situs nukleotida yang sama antara sekuen S7 dan S34 namun berbeda dengan empat sekuen lainnya. Dengan demikian, terdapat perbedaan konsesi nukleotida gen putative CslA dari genotipe-genotipe yang memiliki stabilitas dan kandungan glukomanan tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKajian Konservasi dan Analisis Keragaman Berbasis Morfologi, Metabolit dan Molekuler Tanaman Talasid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordglucomannanid
dc.subject.keywordparticipatoryid
dc.subject.keywordpathway analysisid
dc.subject.keywordstabilityid
dc.subject.keywordeddoe taroid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record