Pengaruh Ekspor Negara Non-International Tripartite Rubber Council Terhadap Pembentukan Harga Karet Alam Indonesia

Abstract

Harga karet alam merupakan variabel yang menentukan besarnya pendapatan selain biaya. Harga karet yang rendah yang tidak diiringi dengan penurunan biaya akan berdampak pada turunnya pendapatan dan rendahnya kesejahteraan. Untuk menangani permasalahan harga karet yang rendah pemerintah telah melakukan kebijakan pembatasan kuota ekspor (AETS) guna mendorong kenaikan harga karet alam. Kerjasama tiga negara dalam pengurangan ekspor tidak efektif meningkatkan harga karet alam. Salah satu solusi yang disarankan yakni menambah kerjasama dengan produsen karet alam lain seperti Vietnam. Namun belum ada penelitian yang membuktikan pengaruh ekspor karet alam negara lainnya terhadap pembentukan harga karet alam dunia sampai dengan pengaruhnya ke harga karet alam domestik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis pengaruh ekspor karet alam negara lain terhadap harga karet alam petani Indonesia dan menganalisis implikasi kebijakan AETS yang tepat untuk meningkatkan harga karet alam petani Indonesia Dalam penelitian ini variabel utama yang menjadi fokus penelitian adalah harga karet alam dunia, harga karet alam domestik, ekspor karet alam Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, China dan India. Data yang digunakan data bulanan tahun 2013 sampai 2019 (84 observasi). Model pendekatan yang digunakan yakni Error Correction Model dan Vector Error Correction Model (VECM) sedangkan analisis yang digunakan di dalam model yaitu Impuls Response Function (IRF), dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Error Correction Model digunakan untuk menguji pengaruh ekspor ITRC terhadap harga karet dunia sedangkan VECM digunakan untuk menguji pengaruh penambahan kerjasama ekspor 3 negara lainnya. Hasil uji ECM menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan ekspor ITRC tidak efektif menaikkan harga karet dunia. Sedangkan hasil estimasi menggunakan VECM menunjukkan pasar karet domestik sangat bergantung pada pasar dunia. Kebijakan pembatasan volume ekspor karet saat ini sudah tidak efektif lagi untuk meningkatkan harga karet alam bahkan jika menambahkan kerjasama dengan negara eksportir lainnya. Hal tersebut tercermin dari hasil analisis Impuls respon maupun FEVD. Kontribusi ekspor baik ITRC maupun ekspor total yang meliputi negara ITRC ditambah 3 negara non ITRC (China, India, Vietnam) terhadap keragaman harga karet dunia maupun domestik sangat kecil. Impuls respon juga menunjukkan bahwa variabel ekspor menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan lainya yang lebih relevan untuk meningkatkan harga karet alam. Butuh penelitian lebih lanjut untuk dapat mengetahui faktor penentu harga karet dunia maupun domestik sehingga dapat dihasilkan kebijakan yang lebih efektif. Pengembangan hilirisasi karet sangat dibutuhkan.

The price of natural rubber is a variable that determines the amount of income other than costs. Low rubber prices that are not accompanied by lower costs will have an impact on lower incomes and lower welfare. To deal with the problem of low rubber prices, the government has implemented a policy of limiting export quotas (AETS) to encourage natural rubber prices to increase. The cooperation of the three countries in reducing exports is not effective in increasing the price of natural rubber. One of the suggested solutions is to increase cooperation with other natural rubber producers such as Vietnam. However, there is no research that proves the effect of natural rubber exports from other countries on the formation of world natural rubber prices and its effect on Indonesia's domestic natural rubber prices. This study aims to analyze the effect of natural rubber exports from other countries on the price of natural rubber by Indonesian farmers and to analyze the implications of the appropriate AETS policy to increase the price of natural rubber by Indonesian farmers. In this study, the main variables that become the focus of research are world natural rubber prices, domestic natural rubber prices, natural rubber exports from Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, China and India. The data used are monthly data from 2013 to 2019 (84 observations). The approach models used are Error Correction Model and Vector Error Correction Model (VECM), while the analysis used in the model is Impulse Response Function (IRF), and Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Error Correction Model is used to test the effect of ITRC exports on world rubber prices, while VECM is used to test the effect of additional export cooperation from 3 other countries. The results of the ECM test show that the ITRC's export restriction policy is not effective in increasing world rubber prices. Meanwhile, the estimation results using VECM show that the domestic rubber market is highly dependent on the world market. The policy of limiting the volume of rubber exports is no longer effective in increasing the price of natural rubber, even if it adds cooperation with other exporting countries. This is reflected in the results of the Impulse response analysis and FEVD. The contribution of exports to both ITRC and total exports which include ITRC countries plus 3 non-ITRC countries (China, India, Vietnam) to the diversity of world and domestic rubber prices is very small. The response impulse also shows that the export variable shows results that are not much different. Therefore, other policies that are more relevant are needed to increase the price of natural rubber. Further research is needed to determine the determinants of world and domestic rubber prices so that more effective policies can be produced. The development of downstream rubber is urgently needed.