Studi Literatur Proses Pembuatan Batik Tulis dan Pengolahan Limbah Batik dengan Metode Adsorpsi

Abstract

Batik merupakan warisan budaya Indonesia dan salah satu Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non-bendawi Manusia oleh UNESCO. Industri batik di Indonesia berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan memiliki nilai ekspor tinggi. Akan tetapi dalam memproduksi batik masih menimbulkan dampak negatif berupa limbah. Kajian pustaka ini bertujuan mengetahui proses pembuatan batik tulis, alatalat serta bahan-bahan yang digunakan, dampak bahaya limbah batik tulis dan cara untuk mengurangi cemaran limbah batik tulis. Hasil kajian dapat diketahui limbah batik terbagi menjadi dua yaitu limbah cair dari pewarna dan limbah padat dari lilin batik. Penggunaan metode adsorpsi pewarna dengan berbagai macam adsorben merupakan upaya dalam mengurangi dampak bahaya limbah cair pewarna. Adsorben arang aktif tempurung kelapa sawit dan arang aktif serbuk gergaji kayu digunakan untuk adsorpsi limbah pewarna naftol. Kapasitas adsorpsi dari kedua adsorben tersebut berturut-turut sebesar 83,3 mg/g dan 111,1 mg/g. Adsorben ampas singkong dan arang aktif sekam kulit kopi digunakan untuk adsorpsi limbah pewarna remazol. Kapasitas adsorpsi dari kedua adsorben tersebut berturut-turut sebesar 97,88 mg/g dan 76,57 mg/g. Hasil kajian ini menunjukkan adsorpsi pewarna naftol dan remazol dapat dilakukan dengan keempat adsorben tersebut.

Batik is an Indonesian cultural heritage and one of UNESCO's Masterpieces of the Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity. The batik industry in Indonesia plays a role in absorbing labor and has a high export value. In producing batik still has a negative impact in the form of waste. This research aims to determine the process of making written batik, the tools and materials used, the harmful effects of written batik waste, and ways to reduce the contamination of written batik waste. The results of the study show that batik waste is divided into two, namely liquid waste from dyes and solid waste from batik wax. The use of the dye adsorption method with various kinds of adsorbents is an effort to reduce the harmful impact of dye liquid waste. Oil palm shell activated charcoal and sawdust activated charcoal were used for adsorption of naphthol dye waste. The adsorption capacity of the two adsorbents was 83.3 mg/g and 111.1 mg/g, respectively. The adsorbent of cassava pulp and activated charcoal of coffee husk was used for adsorption of remazol dye waste. The adsorption capacity of the two adsorbents was 97.88 mg/g and 76.57 mg/g, respectively. The result of the study shows that the adsorption of naphthol and remazol dyes can be done with these four adsorbents.