Show simple item record

dc.contributor.advisorAtmadipoera, Agus Saleh
dc.contributor.advisorNugroho, Dwiyoga
dc.contributor.advisorNaulita, Yuli
dc.contributor.authorNabil
dc.date.accessioned2022-08-29T04:20:00Z
dc.date.available2022-08-29T04:20:00Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114162
dc.description.abstractPada periode intraseasonal (20 – 100 hari), fenomena MJO yang merambat ke arah timur di sepanjang wilayah ekuator berdampak signifikan terhadap dinamika laut dan atmosfer, sehingga memicu anomali suhu dan kedalaman lapisan tercampur / Mixed Layer Depth (MLD) di area yang dilewatinya, khususnya dari bagian ekuator Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik bagian barat melewati Benua Maritim Indonesia / Indonesian Maritime Continent (IMC). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik propagasi MJO di wilayah IMC dan dampaknya terhadap anomali suhu spasial dan vertikal serta MLD di Laut Banda. Studi ini memanfaatkan data harian Outgoing Longwave Radiation (OLR), angin hPa, dan angin permukaan sebagai variabel atmosfer. Variabel laut yang digunakan antara lain, data anomali Sea Surface Temperature (SST) dan data observasi Argo float di Laut Banda bagian timur. Filter bandpass dengan batas periode 20 – 100 hari dilakukan pada data laut-atmosfer untuk mendapatkan sinyal yang berfluktuasi di dalam periode intraseasonal. Kemudian indeks yang digunakan untuk mengidentifikasi fase aktif MJO adalah Real-Time Multivariate MJO (RMM) pada tahun 2017 hingga 2018 dan difokuskan pada nilai amplitudo RMM tertinggi, yaitu pada musim barat bulan Desember 2017 – Februari 2018. Melalui plot Hovmöller, propagasi kuat MJO ditunjukkan melalui anomali negatif OLR dan anomali positif angin zonal 850hPa dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik menuju Benua Maritim. Kecepatan propagasi MJO diperoleh dari slope negatif OLR yang terbentuk dan diperoleh kecepatan propagasi berkisar 4.918 m/s. Secara spasial, propagasi fase aktif MJO juga terlihat melalui variabel atmosfer dan lautan yang dominan di bagian selatan ekuator dan melewati Laut Banda. Plot deret waktu pada fase aktif MJO secara bersamaan menunjukkan anomali negatif OLR, anomali negatif fluks bahang total, peningkatan angin zonal 850hPa dan angin permukaan, serta berdampak terhadap pendinginan suhu baik spasial ataupun vertikal. Secara spasial, nilai SST saat fase pasif MJO ditunjukkan dengan peningkatan SST berkisar 0.1°C – 1°C yang mendominasi di Laut Banda, Kondisi yang berkebalikan ditunjukkan saat fase aktif MJO berlangsung dengan penurunan berkisar 0.1°C – 0.8°C. Pada fase aktif MJO, pendinginan suhu di kolom air pada lapisan permukaan hingga termoklin (kedalaman 0 hingga 250 m) berkisar 0.1°C – 1°C dan peningkatan suhu berkisar 0.1°C – 0.8°C pada fase pasif MJO pada Januari hingga Februari 2018. Amplitudo tertinggi anomali suhu kolom air ditemukan pada lapisan termoklin. Anomali intraseasonal MLD memperlihatkan adanya fluktuasi yang kuat terjadi pada Januari hingga Maret 2018. Plot tersebut menunjukkan anomali positif MLD mencapai 24.97 m pada 8 Februari saat fase aktif MJO dan sebaliknya, pendangkalan MLD sebesar 9.22 m pada 26 Januari saat fase pasif MJO.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRespon Suhu dan Kedalaman Lapisan Tercampur terhadap Fase Aktif Madden Julian Oscillation (MJO) di Laut Bandaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordMadden Julian Oscillationid
dc.subject.keywordintraseasonal scalesid
dc.subject.keywordmixed layer depthid
dc.subject.keywordMaritim Continentid
dc.subject.keywordBanda Seaid
dc.subject.keywordmulti-datasetsid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record