Strategi Penerapan Parameter Eco-fishingport di Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaraja Banda Aceh
Abstract
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja merupakan pelabuhan perikanan terbesar yang ada di Provinsi Aceh dan memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki aktivitas dan produktivitas yang cukup tinggi. Produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Kutaraja setiap tahunnya terus meningkat, pada tahun 2016 mencapai 12,597,92 ton dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan hingga mencapai 18.550,92 ton. Disisi lain, hal ini membuat PPS Kutaraja menjadi salah satu pusat perekonomian masyarakat Aceh. Potensi tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk perikanan secara global melalui tersedianya bahan baku ekspor yang berkualitas baik di pelabuhan perikanan. Kualiatas hasil tangkapan akan dipengaruhi oleh penanganan hasil tangkapan yang sesuai standar dan didukung oleh kualitas lingkungan seperti ketersediaan air bersih, fasilitas hygienis dan sanitasi di pelabuhan perikanan.
Kondisi PPS Kutaraja yang memiliki aktivitas dan produktivitas yang cukup tinggi membuat pelabuhan menghadapi permasalahan terhadap penurunan kualitas lingkungan. Permasalahan lingkungan di PPS Kutaraja umumnya sama dengan permasalahan yang terjadi di pelabuhan perikanan lainnya, dimana kinerja pengelolaan lingkungan masih rendah terlihat dari permasalahan pencemaran di PPS Kutaraja seperti (a) masih banyaknya sampah di daratan pelabuhan maupun di kolam pelabuhan (b) aktivitas kapal yang mendarat di PPS Kutaraja banyak yang membuang limbah bekas melaut ke kolam pelabuhan; (c) bau yang cukup menyengat di sekitar pelabuhan; (d) kondisi penggunaan fasilitas IPAL yang saat ini mengalami permasalahan fungsinya; (e) lingkungan pelabuhan yang becek dan kotor akibat aktivitas perdagangan (cairan es palka ikan, potongan ikan); serta (f) permasalahan lain yang menurunkan kualitas lingkungan akibat aktivitas di PPS Kutaraja.
Berdasarkan pemasalahan yang dihadapi PPS Kutaraja maka perlu upaya pengelolaan pelabuhan terhadap perbaikan lingkungan di pelabuhan melalui penilaian terhadap kondisi eksisting di PPS Kutaraja. Penilaian terhadap kondisi pengelolaan lingkungan di PPS Kutaraja dilakukan dengan pendekatan parameter eco-fishingport dan penyusunan strategi untuk pengelolaan lingkungan di PPS
Kutaraja. Prinsip eco-fishingport pada dasarnya dapat mengurangi berbagai permasalahan lingkungan di pelabuhan baik dari kontruksi maupun operasional. Oleh karena itu, penyelesaian masalah lingkungan di PPS Kutaraja menggunakan pendekatan eco-fishingport perlu dilakukan agar PPS Kutaraja dapat melaksanaan kegiatan operasionalnya dengan baik termasuk menyelesaikan permasalahn lingkungan yang diakibatkan oleh operasional pelabuhan. Dengan adanya kajian ecofishingport ini diharapkan PPS Kutaraja dapat segera memperbaiki kondisi lingkungan pelabuhan dan menerapkan prinsip pembangunan pelabuhan yang berkelanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai status pengelolaan lingkungan PPS Kutaraja berdasarkan parameter eco-fishingport, menentukan gap antara kondisi eksisting pengelolaan lingkungan di PPS Kutaraja dengan standar parameter ecofihingport, dan menyusun strategi kebijakan penerapan eco-fishingport di PPS Kutaraja. Pendekatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu menilai kondisi pengelolaan lingkungan dengan analisis skoring untuk mengukur parameter dan menentukan nilai indeks eco-fishingport di PPS Kutaraja. Mengidentifikasi permasalahan yang harus diprioritaskan dengan menentukan nilai gap antara kondisi pengelolaan lingkungan eksisting di PPS Kutaraja dengan standar parameter ecofihingport. Merancang opsi kebijakan untuk menyusun strategi penerapan prinsip eco-fishingport dalam implementasinya di PPS Kutaraja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status pengelolaan lingkungan PPS Kutaraja berdasarkan parameter eco-fishingport dari aspek lingkungan fisik sebesar 1,60, aspek sosial ekonomi sebesar 1,65; aspek komoditas perikanan sebesar 2,00 dan aspek kelembagaan dan pengawasan sebesar 1,30. Hasil
penilaian terhadap seluruh aspek dan parameter eco-fishingport menunjukkan bahwa PPS Kutaraja mendapatkan nilai indeks sebesar 1.59 (kondisi sedang) dimana yang dimaksud bahwa perlu adanya peningkatan terhadap seluruh kinerja dan aspek pengendalian lingkungan pelabuhan menuju kriteria pelabuhan yang berwawasan lingkungan (eco-fishingport).
Nilai kesenjangan (Gap) dari perbandingan antara kondisi eksisting PPS Kutaraja yang dikaji berdasarkan parameter eco-fishingport dengan standar parameter eco-fishingport yaitu sebesar 1,41. Adanya nilai kesenjangan sebanyak 53% dari indeks parameter eco-fishingport pastinya diakibatkan oleh tingkat
pengelolaan lingkungan PPS Kutaraja. Tingkat kesesuaian implementasi PPS Kutaraja terhadap pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan konsep ecofishingport hanya 33% dimana dari 12 jumlah parameter yang dikaji hanya 4 parameter yang implementasinya sesuai dengan standar eco-fishingport.
Berdasarkan hasil analisis, permasalahan lingkungan yang menjadi prioritas untuk segera ditangani di PPS Kutaraja adalah kebutuhan air bersih, kapasitas dan perbaikan fasilitas Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), pengelolaan sampah, rumusan SOP pengelolaan lingkungan, pemantauan terhadap kualitas perairan di pelabuhan.
Penetapan priotitas strategi kebijakan penerapan eco-fishingport di PPS Kutaraja pada dasarnya merupakan pemilihan alternatif kebijakan terbaik yang ingin dicapai dalam pengelolaan lingkungan PPS Kutaraja. Berdasarkan hasil analisis dari beberapa pakar, didapatkan urutan prioritas alternatif kebijakan untuk memperbaiki lingkungan PPS Kutaraja yaitu (1) penambah suplai air bersih di pelabuhan; (2) merumuskan SOP pengelolaan lingkungan dan pemantauan kualitas perairan; (3) penambahan kapasitas dan perbaikan fasilitas IPAL (4) menerapkan regulasi lingkungan dan menyusun RKL/RPL; dan (5) melaksanakan proses 3R dalam pengelolaan sampah. Strategi kebijakan dalam penerapan parameter eco-fishingport di PPS Kutaraja disusun untuk menjelaskan urutan prioritas permasalahan dalam perbaikan kondisi pengelolaan lingkungan dan peningkatan kualitas lingkungan di PPS Kutaraja. The Kutaraja Ocean Fishing Port is the largest fishing port in Aceh Province and has the potential to be developed because it has a fairly high activity and productivity. The production of caught fish landed at Kutaraja PPS continues to increase every year, in 2016 it reached 12,597.92 tons and in 2020 it increased to 18,550.92 tons. On the other hand, this makes PPS Kutaraja one of the economic centers of the Acehnese people. This potential is expected to increase the competitiveness of fishery products globally through the availability of good quality export raw materials at fishing ports. The quality of the catch will be influenced by the handling of the catch according to standards and supported by environmental quality such as the availability of clean water, hygienic facilities, and sanitation in fishing ports.
The condition of the Kutaraja PPS which has high activity and productivity makes the port face problems with environmental degradation. Environmental problems at PPS Kutaraja are generally the same as problems that occur in other fishing ports, where environmental management performance is still low, as can be seen from pollution problems at PPS Kutaraja such as (a) garbage on the mainland port and in port ponds (b) disposal of waste waste from ships to the port; harbor pool; (c) foul smell around the port; (d) problems with the function of liquid waste management facilities; (e) a muddy and dirty port environment due to trading activities; and (f) other problems that reduce environmental quality due to
activities at PPS Kutaraja.
Based on the problem, it is necessary to improve the port environment through an assessment of the existing conditions at PPS Kutaraja. Assessment of environmental management conditions at PPS Kutaraja is carried out using an eco-fishingport parameter approach and developing strategies for environmental management at PPS Kutaraja. The principle of eco-fishingport can basically reduce various port environmental problems from both construction and operations. Therefore, solving environmental problems at PPS Kutaraja using an eco-fishingport approach needs to be done so that PPS Kutaraja can carry out its operational activities properly and resolve environmental problems caused by port operations. With the ecofishingport study, it is hoped that PPS Kutaraja can immediately improve the condition of the port environment and apply the principles of sustainable port development.
This study aims to assess the environmental management status of PPS Kutaraja based on eco-fishingport parameters, determine the gap between the existing conditions of environmental management at PPS Kutaraja with ecoiv fishingport parameter standards, and develop a policy strategy for implementing eco-fishingport in PPS Kutaraja. The approach used to overcome the problems in this study is to assess the condition of environmental management with scoring analysis to measure parameters and determine the value of the eco-fishingport index at PPS Kutaraja. Identifying problems that must be prioritized by determining the value of the gap between the existing environmental management conditions at PPS Kutaraja and the standard ecofihingport parameters. Designing policy options to develop a strategy for implementing the eco-fishingport principle in its implementation at PPS Kutaraja.
The results showed that the environmental management status of PPS Kutaraja based on eco-fishingport parameters from the physical environment aspect was 1.60, the socio-economic aspect was 1.65; the aspect of fishery commodities is 2.00 and the institutional and supervisory aspects are 1.30. The results of the assessment of all aspects and parameters of eco-fishingport show that PPS Kutaraja gets an index value of 1.59 (medium condition) which means that it is necessary to improve all aspects of port performance and environmental control towards the criteria of an environmentally sound port (eco-fishingport).
The value of the gap from the comparison between the existing conditions of the Kutaraja PPS which was studied based on the eco-fishingport parameters and the standard eco-fishingport parameters was 1.41. The existence of a gap value of 53% from the eco-fishingport parameter index is certainly caused by the level of environmental management of PPS Kutaraja. The level of suitability of the implementation of PPS Kutaraja on environmental management in accordance with the eco-fishingport concept is only 33% where of the 12 total parameters studied, only 4 parameters are implemented in accordance with eco-fishingport standards. Based on the results of the analysis, priority environmental problems to be immediately addressed at PPS Kutaraja are the need for clean water, capacity and improvement of wastewater management installation facilities, waste management, formulation of environmental management standards, monitoring of water quality at the port.
Determining the priority of the policy strategy for implementing ecofishingport at PPS Kutaraja is basically the selection of the best policy alternatives to be achieved in environmental management of PPS Kutaraja. Based on the analysis results from several experts, the priority order of policy alternatives to improve the Kutaraja PPS environment was obtained, namely (1) increasing the supply of clean water at the port; (2) formulating standards for environmental management and monitoring of water quality; (3) capacity addition and improvement of wastewater management installation facilities (4) implementing environmental regulations and preparing RKL/RPL; and (5) implementing the 3R process in waste management. The policy strategy in implementing ecofishingport parameters at PPS Kutaraja is prepared to explain the priority order of problems in improving environmental management conditions and improving environmental quality in PPS Kutaraja.
Collections
- MT - Fisheries [3204]
