Analisis Alternatif Pengelolaan Sampah Anorganik Rumah Tangga Oleh Masyarakat Di Kampung Kebon Kopi, Kabupaten Bogor
Abstract
Sampah menjadi masalah utama di seluruh dunia terutama pada masalah timbulan dan pengelolaannya. Pengelolaan sampah sebaiknya menerapkan prinsip 3R yang berkelanjutan, sedangkan pengelolaan sampah di Kampung Kebon Kopi masih belum menggunakan prinsip 3R dan TPS juga tidak layak. Masyarakat banyak yang membuang sampah ke lahan kosong maupun dibakar. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui timbulan sampah anorganik di Kampung Kebon Kopi, menganalisis faktor pendorong dan penghambat dalam membuang sampah anorganik yang dihasilkan ke lingkungan, dan menganalisis alternatif pengelolaan sampah anorganik rumah tangga yang dapat diterapkan di Kampung Kebon Kopi. Penelitian dilakukan di Kampung Kebon Kopi, Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah SNI-19-3964-1994, analisis deskriptif dan MCDA. Hasil penelitian menunjukkan timbulan sampah anorganik rumah tangga adalah 14.701,68 Kg/Tahun. Hasil estimasi total nilai ekonomi dari timbulan sampah anorganik rumah tangga Kampung Kebon Kopi, Kabupaten Bogor dengan pendekatan harga jual bank sampah adalah Rp 20.865.050/tahun. Komposisi sampah anorganik terbanyak adalah plastik kemasan dengan presentase 26,5%. Faktor yang mempengaruhi masyarakat Kampung Kebon Kopi dalam membuang sampah dibagi menjadi dua, yaitu ada faktor pendorong dengan aspek perilaku yang mendominasi masyarakat Kampung Kebon Kopi sebesar 46%, sedangkan untuk faktor penghambat mendominasi adalah aspek ekonomi sebesar 48%. Alternatif kebijakan yang dapat diprioritaskan adalah penjualan produk kreatif ecobrick di Kampung Kebon Kopi. Urutan alternatif pengelolaan sampah anorganik rumah tangga setelah ecobrick adalah pembuatan bank sampah dan pengelolaan dengan pengepul. Waste is a major problem throughout the world, especially in the problems of its generation and the management. Waste management should apply sustainable 3R principles, however the waste management in Kampung Kebon Kopi still does not implement the 3R principle as well as the temporary landfill is also not proper. Many people still dispose of their waste on vacant land or burned the waste. The need for effective non-organic waste management in Kebon Kopi Village is subsantial. The purpose of this study was to determine the generation of non-organic waste in Kampung Kebon Kopi, analyze the driving and inhibiting factors in disposing of non-organic waste that generated to the environment, and analyze alternative household non-organic waste management that can be applied in Kampung Kebon Kopi. The research was conducted in Kebon Kopi Village in Ciampea District. The methods used in this research are SNI-19-3964-1994, descriptive analysis and MCDA. The results showed that the generation of household non-organic waste was 14,701.68 kg/year. The results of the estimation of the total economic value of household non-organic waste generation in Kebon Kopi Village, Bogor Regency with a waste bank selling price approach is IDR 20,865,050/year. The most non-organic waste is plastic packaging waste 26.5%. The factors that influence the people of Kampung Kebon Kopi in disposing of waste are divided into two, namely there is a driving factor with behavior that dominates the people of Kampung Kebon Kopi by 46%, while the inhibiting factor dominates is the economic aspect by 48%. An alternative policy that can be prioritized is ecobrick creative products sales in Kebon Kopi Village. The next alternative for waste management after ecobricks is initiating waste bank and collaboration with waste collector.