dc.contributor.advisor | Iskandar, Entang | |
dc.contributor.advisor | Darusman, Huda Shalahudin | |
dc.contributor.author | Ferdinandez, Mariana Kresty | |
dc.date.accessioned | 2022-08-24T06:11:56Z | |
dc.date.available | 2022-08-24T06:11:56Z | |
dc.date.issued | 2022-08-12 | |
dc.identifier.citation | Ferdinandez, Mariana Kresty. 2022. KARAKTERISASI STATUS KESEHATAN Macaca fascicularis HASIL SITAAN SEBAGAI INDIKATOR KELAYAKAN REHABILITASI DENGAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN. [Tesis]. IPB University. Bogor | id |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113980 | |
dc.description.abstract | Eksploitasi satwa liar primata yang cukup besar, dimana spesies Macaca fasicularis atau monyet ekor panjang, merupakan salah satu satwa yang paling banyak diburu dan diperdagangkan di pasar hewan. Kegiatan eksploitasi akibat dari perburuan dan perdagangan satwa liar untuk dijadikan hewan peliharaan dan menjadi hewan pekerja (topeng monyet), serta konflik antara satwa liar dan manusia. Kegiatan eksploitasi tersebut memiliki resiko ancaman terhadap kesehatan masyarakat, resiko penyakit zoonosis dan tidak dipenuhinya prinsip - prinsip kesejahteraan hewan. Pemeriksaan kesehatan merupakan indikator yang dapat diukur dan mewakili evaluasi kesejahteran hewan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi status kesehatan dan mendapatkan standar penilaian kelayakan rehabilitasi individu Macaca fascicularis sitaan selama tahap karantina, dengan menggunakan prinsip kesejahteraan hewan. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran status kesejahteraan hewan berdasarkan asal individu. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan selama tahap karantina, M. fascicularis memiliki bobot tubuh berkisar antara 0,96 pada kelompok bayi hingga 8,01 pada kelompok dewasa. Sebaliknya, skor kondisi tubuh individu (SKT) berkisar antara 1,50 hingga 4,00. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan kondisi gigi, individu dari konflik dan hewan peliharaan dinyatakan sehat secara fisik, dibandingkan dengan kelompok topeng monyet yang memerlukan observasi. Hasil status darah menunjukkan bahwa monyet ekor panjang dari topeng monyet memiliki persentase sehat 85,71%. Berdasarkan pemeriksaan tuberkulosis dengan uji tuberkulin, semua individu dinyatakan negatif. Berdasarkan status prevalensi, 20% individu ditemukan positif endoparasit. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara SKT dengan bobot tubuh dengan koefisien korelasi umum sebesar 0,353. Individu dari kelompok topeng monyet memiliki nilai rata-rata tertinggi dalam hasil penilaian kelayakan rehabilitasi, dengan skor 27,14±1,46, dibandingkan dengan individu asal konflik, yaitu 24,80±1,64, dan hewan peliharaan yaitu 25,11±2,08. Secara umum, semua individu M. fascicularis pada tahap karantina ini dinyatakan layak untuk mengikuti tahap rehabilitasi karena memiliki skor rata-rata 25,53±2,05. | id |
dc.description.abstract | The exploitation of primates, where the species of Macaca fascicularis is one of the most hunted and traded animals, in the animal market. Exploitation activities as a result of poaching and trading of wild animals to be used as pets and as working animals (dancing monkey), and as well as human-wildlife conflicts. These exploitation activities have risks of threats to public health, risks of zoonotic diseases, and non-compliance with the principles of animal welfare. Health examination is an indicator that can be measured and represents an evaluation of animal welfare. The purpose of this study was to characterize the health status and obtain a standard for assessing the feasibility of rehabilitation of confiscated Macaca fascicularis individuals during the quarantine stage, using animal welfare principles. Another purpose of the study was to see the overview of animal welfare status based on individuals origin. Based on the results of the health examination during the quarantine stage, M. fascicularis had a body weight ranging from 0.96 in the infant group to 8.01 in the adult group. In contrast, individual body condition score (BCS) ranged from 1.50 to 4.00. Based on physical examination and dental condition, individuals from conflict and pets were declared physically healthy, compared to the dancing monkey group, which required observation. The blood results showed that the longtailed monkey from the dancing monkey had a healthy percentage of 85.71%. Based on the tuberculosis examination using the skin tuberculin test, all individuals of were tested negative. Based on the prevalence status, 20% of individuals were found to be positive for endoparasites. The results show a correlation between BCS and body weight with a general correlation coefficient of 0.353. Individuals from the dancing monkey group had the highest mean score in the assessment of rehabilitation feasibility, with a score of 27.14±1.46, compared from human-wildlife conflict, namely 24.80±1.64, and from ex pet, namely 25.11±2.08. In general, all individuals in this quarantine stage were declared eligible to enter the rehabilitation stage because they had an average score of 25.53±2.05. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | KARAKTERISASI STATUS KESEHATAN Macaca fascicularis HASIL SITAAN SEBAGAI INDIKATOR KELAYAKAN REHABILITASI DENGAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN | id |
dc.title.alternative | HEALTH STATUS CHARACTERIZATION OF CONFISCATED Macaca fascicularis AS AN INDICATOR OF REHABILITATION ELIGIBILITY USING ANIMAL WELFARE PRINCIPLES | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | kesejahteraan hewan | id |
dc.subject.keyword | karantina | id |
dc.subject.keyword | status kesehatan | id |
dc.subject.keyword | Macaca fascicularis | id |
dc.subject.keyword | animal welfare | id |
dc.subject.keyword | quarantine | id |
dc.subject.keyword | health status | id |