Variabilitas Cadangan Karbon pada Habitat Lamun di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu
Date
2022Author
Angrelina, Isty
Prartono, Tri
Bengen, Dietriech
Rastina
Metadata
Show full item recordAbstract
Jumlah cadangan karbon yang tersimpan pada suatu ekosistem lamun sangat bergantung pada karakteristik lamun dan kondisi lingkungan padang lamun tersebut. Riset terkait potensi ekosistem lamun dalam menyimpan karbon telah banyak dilakukan, namun masih sedikit penelitian yang menganalisis keterkaitan antara ukuran morfologi lamun dengan cadangan karbon yang tersimpan di dalam ekosistem lamun. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji perbedaan peran lamun bermorfologi besar dan lamun bermorfologi kecil sebagai vegetasi penyimpan karbon serta (2) mengeksplorasi nilai cadangan karbon lamun dan sedimen pada habitat lamun di Pulau Pramuka.
Penelitian ini dilakukan pada Bulan Januari 2021 di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Empat stasiun pengambilan sampel dipilih secara purposive. Karakteristik lamun yang dianalisis diantaranya kerapatan jenis, luas daun dan LAI (Leaf Area Index), serta biomassa di atas substrat (AG) dan di bawah substrat (BG). Cadangan karbon lamun dan sedimen dianalisis menggunakan metode pengabuan atau Loss on Ignition (LoI). Adapun parameter lingkungan yang diukur adalah tekstur sedimen dan kedalaman perairan. Analisis data dilakukan dengan metode Analisis Komponen Utama atau Principal Component Analysis (PCA) menggunakan aplikasi XLSTAT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa padang lamun di Pulau Pramuka umumnya tumbuh pada perairan dangkal (0,4–1,09 m) dengan substrat yang didominasi oleh pasir (86,7–96,6%). Jenis lamun yang ditemukan diantaranya adalah Halophila ovalis, Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, dan Enhalus acoroides. Cadangan karbon lamun yang tinggi ditemukan pada lamun Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides yang merupakan kategori lamun klimaks atau lamun yang memiliki morfologi besar. Padang lamun yang didominasi oleh lamun yang berukuran lebih besar memiliki cadangan karbon yang lebih tinggi. Adapun Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule uninervis, dan Halophila ovalis merupakan lamun pioneer yang memiliki morfologi kecil menyimpan cadangan karbon lamun yang sangat rendah.
Nilai rata-rata cadangan karbon pada biomassa lamun di Pulau Pramuka adalah sebesar 2,159 Mg C ha-1 sedangkan pada sedimen (kedalaman 0–21 cm) sebesar 148,265 Mg C ha-1. Secara keseluruhan, besar cadangan karbon (lamun + sedimen) yang tersimpan di setiap stasiun penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Nilai cadangan karbon pada S1, S2, S3, dan S4 adalah 121,505 Mg C ha-1, 159,410 Mg C ha-1, 175,620 Mg C ha-1, dan 135,522 Mg C ha-1 secara berturut-turut.
Collections
- MT - Fisheries [3204]
