| dc.description.abstract | Desa wisata biasanya muncul ketika masyarakat melihat potensi wisata yang ada di
desa tersebut. Permasalahan dalam pengelolaan destinasi wisata yang mengusung
CBT dapat diselesaikan dengan konsep komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis proses tacit knowledge & explicit Knowledge sebagai bagian dari
knowledge management di Desa Wisata Pipitan dan membandingkan knowledge
sharing pada kasus pelatihan kerajinan kreatif dan kasus Kampung Siaga Covid
berdasarkan inisiasi pencarian informasi. Subjek penelitian adalah pengelola Desa
Wisata Pipitan. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik
wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa
Wisata Pipitan terdapat berbagai jenis wisata, mulai dari wisata budaya, wisata
sejarah dan religi, wisata kuliner dan juga wisata alam yang siap dikembangkan.
Proses knowledge management yang dilakukan oleh Pokdarwis Pipitan meliputi
tacit knowledge, ketua Pokdarwis Pipitan yang sebelumnya merupakan kepala
sanggar tari, kemudian pengurus Pokdarwis Pipitan juga aktif mengikuti kegiatan
pelatihan manajemen pariwisata yang dilaksanakan oleh Pemerintah. Eksplisit
knowledge yang dilakukan oleh Pokdarwis Pipitan antara lain mencari beberapa
referensi di internet (browsing), media sosial dan juga dengan buku panduan. Untuk
kegiatan komunikasi yang terjadi di Desa Wisata Pipitan bagi ibu-ibu untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan membuat kerajinan tangan dan juga menjadi tutor
untuk kegiatan eduwisata. Pemuda dan pemuda berpartisipasi dalam pelatihan
manajemen pariwisata serta manajemen organisasi. Sedangkan pimpinan
Pokdarwis melakukan kegiatan komunikasi dengan mengkomunikasikan kepada
beberapa pemangku kepentingan dan juga membuat rencana organisasi ke depan. | id |
