Kontribusi Sains Warga Terhadap Konservasi Herpetofauna di Indonesia
Abstract
Kepopuleran sains warga belakangan ini meningkat untuk keperluan pengumpulan data keanekaragaman hayati karena dapat melingkupi wilayah yang luas dan hemat biaya. Namun, kesenjangan data keanekaragaman hayati sering terjadi terutama terkait data herpetofauna yang kurang mendapat perhatian. Proyek Reptil Amfibi Kita (ARK) adalah salah satu program sains warga yang dibuat dengan tujuan untuk mengumpulkan data persebaran herpetofauna di Indonesia menggunakan aplikasi iNaturalist. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi sains warga melalui proyek ARK dalam peningkatan data herpetofauna di Indonesia selama empat tahun terakhir (2017-2020). Hanya data dalam bentuk research grade yang digunakan (yaitu data yang sudah mendapat verifikasi) dan dari data ini dikelompokkan berdasarkan 6 region di Indonesia. Analisa dilakukan untuk melihat persebaran data serta khusus untuk Jawa dan Bali untuk menganalisa keberadaan catatan baru atau spesies alien.
Sebagian besar data di ARK (56,3%) diperoleh selama herpblitz yaitu kegiatan pengamatan herpetofauna bersama dalam kurun waktu pendek, dengan peningkatan persentase sebesar 43,86% yang terjadi pada tahun 2020. Terdapat total 433 spesies yang dilaporkan terdiri dari 152 spesies amfibi dan 281 reptil. Sebagian besar (70%) data yang dilaporkan berasal dari region Jawa. Data terendah tercatat berasal dari region Papua dan Maluku. Spesies amfibi yang paling sering dilaporkan adalah Duttaphrynus melanostictus dan spesies reptil adalah Bronchocela jubata. Sebanyak 416 anggota berkontribusi data dalam proyek ARK. Tercatat enam spesies herpetofauna di Jawa-Bali (3 amfibi dan 3 reptil) yang merupakan catatan baru ataupun diindikasikan sebagai spesies alien. Polypedates macrotis adalah catatan baru untuk Jawa sedangkan dua jenis amfibi lainnya yaitu Ranoidea caerulea dan Lithobates catesbeianus merupakan jenis yang penyebaran alaminya bukan di Jawa-Bali. Untuk reptil, terdapat tiga jenis yang diindikasikan alien spesies karena penyebaran alaminya bukan di Jawa – Bali yaitu Calotes versicolor, Lamprolepis smaragdina dan Pelodiscus sinensis. Spesies alien seperti Lithobates catesbeianus, Calotes versicolor dan Lamprolepis smaragdina ini jika tidak dikelola dengan baik berpotensi menjadi jenis invasif dan mengancam keberadaan jenis lokal.