Spesies Meloidogyne Penyebab Umbi Kentang Berbintil Pada Tiga Sentra Produksi Di Sumatera
Abstract
Meloidogyne atau yang dikenal dengan nematoda puru akar (NPA) adalah
salah satu patogen penting pada tanaman kentang karena memiliki distribusi yang
luas dan dapat menginfeksi berbagai jenis tanaman. Spesies Meloidogyne
terpenting yang menyerang tanaman kentang di Indonesia yaitu M. arenaria, M.
hapla, M. incognita dan M. javanica. Di Indonesia, beberapa sentra produksi
kentang berada di Sumatera, diantaranya Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat,
dan Jambi yang menyumbang sekitar 23% terhadap produksi kentang nasional.
Meloidogyne merupakan penyebab umbi berbintil yang mengakibatkan penurunan
kualitas dan kuantitas produksi kentang di wilayah Sumatera. Informasi mengenai
spesies Meloidogyne yang menginfeksi tanaman kentang di wilayah Sumatera
masih sangat sedikit. Identifikasi spesies Meloidogyne diperlukan dalam merancang
strategi pengendaliannya yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi
dan mengidentifikasi spesies Meloidogyne penyebab umbi kentang berbintil
berdasarkan karakter morfologi, morfometri dan molekuler pada tiga sentra
produksi di Sumatera.
Sampel umbi kentang bergejala bintil dikumpulkan dari 3 sentra produksi
kentang di wilayah Sumatera yaitu Berastagi, Kab. Karo (Sumatera Utara); Danau
Kembar, Kab. Solok (Sumatera Barat); dan Kayu Aro, Kab. Kerinci (Jambi).
Ekstraksi nematoda dilakukan dengan teknik pembedahan jaringan umbi berbintil.
Identifikasi NPA dilakukan berdasarkan karakter morfologi, morfometri dan
molekuler. Identifikasi morfologi dilakukan berdasarkan pola perineal nematoda
betina. Identifikasi morfometri dilakukan dengan pengukuran juvenil 2 (J2)
berdasarkan formula de Man. Identifikasi molekuler dilakukan dengan teknik
polymerase chain reaction (PCR) dengan daerah amplifikasi gen cytochrome
oksidase subunit 1 (CO1) dilanjutkan dengan perunutan nukleotida dan analisis
filogenetik. DNA nematoda berasal dari ekstraksi nematoda betina dan
diamplifikasi dengan menggunakan primer spesifik untuk M. arenaria (CO1SA-F
dan CO1SA-R), M. chitwoodi (ITSSC-F dan ITSSC-R), M. fallax (CO1SF-F dan
CO1SF-R), M. hapla (CO1SH-F dan CO1SH-R), M. incognita (CO1SI-F dan
CO1SI-R), dan M. javanica (CO1SJ-F dan CO1SJ-R).
Gejala penyakit akibat infeksi Meloidogyne pada tajuk antara lain tanaman
cepat layu pada siang hari, kerdil serta klorosis. Gejala pada umbi kentang meliputi
malformasi bentuk umbi, umbi berbintil, dan permukaan umbi bergelombang. Bila
kulit umbi dikupas, bagian dalam umbi yang terinfeksi terdapat nekrosis berwarna
putih kecoklatan yang terdiri atas nematoda betina dan paket telur.
Sebanyak tiga spesies Meloidogyne berhasil diidentifikasi secara morfologi,
morfometri, dan dikonfirmasi dengan identifikasi secara molekuler menunjukkan
bahwa spesies yang berasosiasi dengan tanaman kentang pada tiga sentra produksi
kentang di Sumatera adalah M. arenaria, M. incognita dan M. javanica. Sampel
asal Karo ditemukan M. arenaria dan M. incognita, sampel asal Solok ditemukan
M. incognita dan M. javanica, serta sampel asal Kerinci ditemukan M. incognita
dan M. javanica.
1
Secara umum, juvenil 2 (J2) Meloidogyne memiliki bentuk tubuh yang relatif
lurus. Tipe bibir tidak set-off dengan tipe stomato stylet. Stilet dan knob terbentuk
dengan baik dan terlihat jelas. Median bulb berbentuk oval serta anulasi halus.
Kelenjar esofagus menjorok pada usus bagian ventral. Karakter kunci juvenil 2
Meloidogyne berupa ujung ekor bertekstur seperti ada geriginya serta hialin yang
terlihat jelas.
Pengamatan pola perineal nematoda betina dewasa menunjukkan M. arenaria
memiliki ciri lengkung dorsal yang rendah dan membulat, tidak terdapat garis pada
bidang lateral. M. incognita memiliki lengkung dorsal yang tinggi, bagian paling
luar sedikit melebar dan agak mendatar membentuk sudut 90°, tidak memiliki garis
lateral serta bagian stria terlihat jelas. M. javanica memiliki ciri adanya garis lateral
yang memisahkan bagian stria dorsal dan ventral.
Amplifikasi gen CO1 dengan menggunakan primer spesifik berhasil
mengamplifikasi fragmen DNA berukuran 360 pb, 326 pb, dan 170 pb
mengindikasikan keberadaan M. arenaria, M. incognita, dan M. javanica. Hasil
sikuensing urutan nukleotida terhadap dua sampel spesies, yaitu M. incognita asal
Karo dan M. javanica asal Solok, menunjukkan adanya hubungan kekerabatan yang
dekat dengan isolat dari negara lain. Isolat M. incognita asal Karo-Indonesia mirip
dengan isolat sejenis asal Cina, Amerika Serikat, Vietnam, Inggris, Brazil dan
Afrika Selatan. Isolat M. javanica asal Solok-Indonesia Indonesia mirip dengan
isolat sejenis asal Amerika Serikat, Afrika, Cina, Jerman, dan Inggris.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi data spesies
Meloidogyne penyebab umbi berbintil kentang pada beberapa sentra produksi
kentang di Sumatera dan menjadikan dasar kebijakan dalam penentuan strategi
pengelolaan NPA.
Collections
- MT - Agriculture [3772]