View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Veterinary Science
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Veterinary Science
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Seroprevalensi dan Karakterisasi Genetik Leptospira Anjing serta Respon Antibodi Pascavaksinasi dan Faktor Risiko Penularannya

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (424.2Kb)
      Full Text (1.242Mb)
      Lampiran (426.5Kb)
      Date
      2022
      Author
      Retnowati, Ambar
      Indrawati, Agustin
      Kesumawati, Upik
      Safika, Safika
      Noor, Susan Maphilindawati
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Leptospirosis adalah satu diantara zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri genus Leptospira. Leptospirosis pada manusia di Indonesia merupakan penyakit menular terabaikan atau neglected infectious diseases walaupun angka kejadian penyakit cukup tinggi terutama dalam kondisi banjir. Leptospira dapat menginfeksi berbagai jenis hewan seperti anjing, sapi, babi, tikus dan lainnya. Pengendalian Leptospirosis baik pada manusia maupun hewan di Indonesia banyak menghadapi berbagai permasalahan. Hal ini terkait dengan banyaknya serovar Leptospira, keterbatasan laboratorium yang kompeten dan kemampuan sumber daya manusia untuk deteksi dini penyakit. Selain itu, kondisi iklim di Indonesia dengan curah hujan yang tinggi serta sanitasi yang buruk terutama di area perkotaan menambah permasalahan dalam pengendalian leptospirosis. Kejadian leptospirosis pada anjing telah banyak dilaporkan di Indonesia namun belum banyak laporan mengenai karakteristik genetik serovar Leptospira yang menginfeksi anjing di Indonesia serta masih sedikit studi tentang faktor risiko epidemiologi penyakit. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dilakukan penelitian leptospirosis pada anjing dengan tujuan 1) mengetahui tingkat kejadian Leptospirosis pada anjing kesayangan (pet dog) dan anjing pekerja (working dog), 2) mengidentifikasi faktor risiko epidemiologi Leptospira pada anjing, tikus dan lingkungan, 3) mendeteksi Leptospira patogen dari anjing sebagai hospes dan tikus sebagai reservoir serta hubungan kekerabatan filogenetiknya dan 4) mengukur respon antibodi anjing pasca vaksinasi di instalasi karantina hewan dan anjing pekerja (working dog). Identifikasi Leptospira sp dilakuan pada 40 ekor anjing di fasilitas pelayanan kesehatan hewan dan klinik mandiri di wilayah Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang Selatan dan Tangerang kota pada bulan Januari hingga Agustus 2020. Untuk mengetahui respon antibodi pasca vaksinasi Leptospira pada anjing dilakukan pada bulan Januari – Desember 2020 menggunakan 29 ekor anjing milik instansi K9 Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan dan Badan Narkotika Nasional di Lido dan 15 ekor anjing impor yang dilalulintaskan di Instalasi Karantina Hewan Bandara Soekarno Hatta. Sedangkan ditempat yang sama dilakukan trapping hewan pengerat (rattus norvegicus, rattus tanzumi dan suncus murinus) sebanyak 10 ekor untuk mengidentifikasi leptospirosis pada reservoir. Tahapan penelitian meliputi penentuan kriteria inklusi anjing suspek leptospirosis dengan gejala demam, muntah, diare, anoreksia, mialgia, suffusion konjungtiva, ada riwayat pajanan atau berada di lingkungan yang terkontaminasi seperti banjir dan riwayat kontak dengan tikus. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan hematologi dan kimia darah dan uji serologis microscopic aglutination test (MAT) terhadap sampel dari anjing. Anjing yang menunjukkan gambaran darah leukositosis dan trombositopenia disertai peningkatan kadar ureum, kreatinin, alkaline phosphatase (ALP) dan alanine aminotransferase (ALT) dipilih sebagai suspek leptospirosis. Untuk konfirmasi keberadaan organisme leptospira dilakukanuji secara molekuler, sampel darah atau urin anjing diuji dengan teknik polimerase chain reaction (PCR) menggunakan primer spesifik lep G1/G2 dan lipL32. Selanjutnya dilakukan uji sekuensing deoxyribonucleic acid (DNA) untuk melihat urutan susunan asam basa dan analisis filogenetik untuk melihat kekerabatan species Leptospira yang ada di Indonesia menggunakan program MEGA X berdasarkan perhitungan matriks jarak dengan metode neighbor-joining serta analisis replikasi bootstrap 1000. Pengujian leptospirosis dilakukan juga terhadap sampel hewan pengerat baik dengan uji serologis maupun uji molekuler. Respon antibodi pascavaksinasi dilakukan dengan vaksin Leptospira komersial dilapangan dengan pengambilan darah pada bulan ke-1, 4 dan 7 pasca vaksinasi dengan uji serologis MAT dan molekuler PCR. Hasil uji serologis MAT pada 40 ekor anjing suspek terdeteksi serovar bataviae (40%), ichterohaemorragie (30%), javanica (12.50%), tarrasovi (10%), celledoni (2.5%), cynopteri (2.50%), rachmati 2.50%) dan pomona (2.50%). Berdasarkan hasil ini menunjukkan bahwa seekor anjing dapat terinfeksi lebih dari satu serovar Leptospira. Konfirmasi Leptospirosis secara PCR pada darah atau urin 40 ekor anjing suspek menunjukkan hasil 16 sampel positif leptospirosis pada amplikon 285 bp dengan primer LepG1/G2 dan 4 sampel positif pada amplikon 432 bp dengan primer LipL32. Hasil analisis filogenetik menujukkan bahwa semua sampel sekuen mengelompok ke Leptospira interrogans. Faktor risiko terkait kejadian leptospirosis pada anjing pada musim banjir di wilayah perkotaan yaitu jenis anjing sistem pemeliharaan, riwayat kontak dengan tikus, area yang terdampak banjir, sumber air minum dan status recovery anjing. Kejadian leptospirosis menurun pada anjing yang tidak terkena dampak banjir. Faktor risiko potensial leptospirosis pada anjing lainnya adalah jenis kelamin, status vaksinasi dan riwayat kontak dengan hewan pengerat (tikus) dengan case fatality rate (CFR) sebesar 46,43%. Deteksi leptospirosis pada tikus berdasarkan MAT menunjukkan hasil semua tikus negatif Leptospira, namun dari hasil uji PCR organ ginjal tikus menggunakan primer spesifik Leptospira menunjukkan empat sampel ginjal positif Leptospira. Analisis filogenetik Leptospira pada anjing dan tikus menunjukkan semua sampel mengelompok ke Leptospira interrograns yang merupakan Leptospira patogen yang dapat menyebar ke manusia dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan kekerabatan dan keterikatan Leptospira antara hospes dan reservoir. Respon antibodi terhadap vaksin Leptospira serovar ictherohaemorragie dan canicola menunjukkan sampel bereaksi positif dengan beberapa serovar non vaksin namun hasil PCR negatif terhadap Leptospira. Hal ini diduga karena reaksi silang pada populasi anjing akibat infeksi alami, respon spesifik non serovar dan kemungkinan kontaminasi antigen MAT. Kebaharuan (novelty) yang dihasilkan dari penelitian ini adalah: (1) tingkat kejadian leptospirosis pada anjing di Indonesia berbasis fasilitas pelayanan kesehatan hewan dengan metode observasional analitik, (2) distribusi kejadian leptospirosis pada anjing di Jakarta dan beberapa wilayah lainnya dan hubungan kekerabatan Leptospira patogen serta faktor risiko, (3) Identifikasi Leptospira pada hewan pengerat dalam hal ini (tikus) sebagai reservoir penyakit, (4) Pemodelan pengukuran titer antibodi hasil vaksinasi Leptospira terhadap anjing.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113061
      Collections
      • DT - Veterinary Science [257]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository