Literasi Informasi Media Digital pada Komunitas Adat di Era Internet of Things (IoT)

Abstract

Masyarakat Baduy Luar (Outer Baduy) merupakan kelompok masyarakat adat suku Baduy yang telah mengalami globalisasi dan perubahan sosial. Berbeda dengan masyarakat Baduy Dalam (Inner Baduy) yang masih menerapkan proteksi dan isolasi terhadap pengaruh globalisasi, hal itu dimaknai untuk menjaga kelestarian lingkungan dan budaya. Bagi masyarakat Baduy Luar penggunaan handphone/ smartphone dan alat-alat modern sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun dilarang oleh adat mereka tetap menggunakannya dengan motif kebutuhan dan adanya kelonggaran dari pemuka adat Baduy Luar (kokolot). Penelitian ini secara teori mengkaji perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atas kehadiran internet yang mendorong terjadinya digitalisasi media dan informasi yang beredar secara bebas di ruang virtual. Lahirnya internet menjadi cikal munculnya new media dan penanda dimulainya era Internet of Things (IoT) yang mengedepankan ratisasi demokrasi, berorientasi individu, dan mempromosikan kesadaran individu dalam menggunakan media digital termasuk dalam mengakses informasi. Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif dengan studi kasus pada masyarakat Baduy Luar. Menekankan eksplorasi peneliti dalam menggali data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan model Miles & Huberman yaitu tahapan Analisis melalui reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Adapun pengodean menggunakan model Strous & Corbin dengan tiga pengodean utama yaitu open coding, axial coding, dan selective coding, penyajian data secara naratif dengan pengujian keabsahan data menggunakan analisis triangulasi untuk penarikan kesimpulan. Analisis triangulasi untuk menguji keabsahan data dengan membandingkan data dari informan dengan data dari informan lainnya, hasil observasi, dokumentasi, atau studi literatur. Keberadaan kualitatif pada penelitian ini telah mempertimbangkan penyesuaian aspek sosial budaya terhadap karakteristik dan kondisi masyarakat adat Baduy Luar. Hasil penelitian menjelaskan bahwa tingkat kemampuan literasi informasi media digital masyarakat Baduy Luar dapat dikatakan masih rendah. Hal itu ditunjukkan dengan adanya keterbatasan kemampuan baca tulis dan masih minimnya pemahaman terhadap informasi, bahasa, dan istilah-istilah yang ada di media digital handphone. Penggunaan media digital handphone oleh masyarakat Baduy Luar umumnya hanya untuk tujuan berkomunikasi, mengakses konten hiburan, belajar, dan berjualan online. Sejumlah pembahasan dalam penelitian ini juga menyajikan faktor adat istiadat Baduy yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku komunikasi bermedia digital dan kemampuan literasi informasi masyarakat Baduy Luar. Pengaruh adat tersebut di antaranya larangan adanya listrik dan pembangunan infrastruktur diperkampungan Baduy. Selain itu juga larangan mengikuti pendidikan formal sehingga masyarakat Baduy Luar tidak ada yang bersekolah. Fenomena tersebut membuat adanya adaptasi teknologi dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Baduy Luar. Dalam hal penggunaan handphone, tidak adanya akses listrik untuk pengisian daya media elektronik, membuat mereka mengisi daya (charger) handphone dengan memanfaatkan tempat-tempat yang ada di perbatasan atau biasa disebut tanah ulayat seperti tempat kost, kontrakan¸tempat peristirahatan, pos perbatasan, dan rumah singgah. Adaptasi lainnya adalah tetap memperhatikan anjuran adat untuk menggunakan secara tepat, dan memposisikan diri untuk taat terhadap nilai-nilai budaya Baduy, bahkan ketika ada pengawasan atau razia adat terhadap benda-benda yang dilarang termasuk handphone. Kemudian, pada aspek kemampuan literasi informasi media digital, masyarakat Baduy Luar umumnya menggunakan handphone hanya untuk mengakses informasi atau konten yang mereka sukai dan menarik, mengutamakan feeling terhadap ketertarikan informasi tanpa memperhatikan aspek-aspek penting dalam literasi informasi seperti filterisasi, kritis, evaluasi, cara memilih, dan memilah informasi secara efektif dan efisien. Hasil penelitian ini juga membahas aspek penggunaan media digital dalam mengakses informasi tanpa didasari pengetahuan sehingga sebagian besar masyarakat Baduy Luar tidak mengetahui istilah-istilah yang ada dalam ruang lingkup perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di era Internet Of Things (IoT), misalnya apa itu internet, media sosial, website, literasi informasi, media digital dan lain sebagainya. Penggunaan media digital handphone sendiri bagi masyarakat Baduy Luar hanya sekedar menggunakan saja tanpa mempertimbangkan aspek literasi informasi dan literasi media. Peran komunikasi dalam dalam penelitian ini dapat menjadi sumbangsih ide dalam kajian Information and Communication Technology for Development (ICT4D) untuk pengembangan masyarakat adat. Dari permasalahan yang telah diuraikan, ICT4D melalui peran Telecenter dapat menjadi agen pembangunan sosial untuk peningkatan kemampuan literasi informasi media digital masyarakat Baduy Luar, selain itu menjadi wadah bagi pemuda-pemudi Baduy Luar untuk mengembangkan sikap kerjasama karena media handphone sudah digunakan sebagai sarana bisnis online. Konsep ICT4D dalam analisis penelitian ini berusaha menyelaraskan penggunaan media digital yang didasarkan pada kemampuan literasi informasi media digital di era Internet of Things (IoT) untuk pembangunan masyarakat adat Baduy Luar. Kata Kunci: Komunitas Adat, Literasi informasi, Masyarakat Baduy Luar, Media Digital

The outer baduy community (outer Baduy) is a group of Indigenous Baduy people who have experienced globalization and social change. In contrast to the inner baduy community (inner Baduy) which still applies protection and isolation against the influence of globalization, it is intended to preserve the environment and culture. For Baduy people outside the use of mobile phones/ smartphones and modern tools have been applied in everyday life. Although prohibited by custom they still use it with the motive of need and the looseness of the traditional leaders Baduy Luar (kokolot). This study theoretically examines the development of information and Communication Technology (ICT) in the presence of the internet that encourages the digitization of media and information circulating freely in virtual space. The birth of the internet became the origin of the emergence of new media and a marker of the beginning of the era of the Internet of Things (IoT) that promotes democratic ratification, individual-oriented, and promotes individual awareness in using digital media, including in accessing information. This research approach uses qualitative case studies in the outer Baduy community. Emphasizes the exploration of researchers in digging data through interviews, observations, documentation, and literature studies. The data collected is then analyzed using the Miles & Huberman model, namely the stages of analysis through data reduction, data presentation, and conclusion making. As for coding using the Strous & Corbin model with three main codings, namely open coding, axial coding, and selective coding, narrative presentation of data by testing the validity of data using triangulation analysis for the conclusion. Triangulation analysis tests the validity of the data by comparing data from informants with data from other informants, observation results, documentation, or literature studies. The qualitative existence of this study has considered the adjustment of socio-cultural aspects of the characteristics and conditions of the Indigenous Baduy Luar. The results of the study explained that the level of information literacy ability of the outside Baduy community can be said to be still low. This is indicated by the limited ability to read and write and still lack of understanding of information, language, and terms that exist in mobile digital media. The use of mobile digital media by the outside Baduy community is generally only to communicate, access entertainment content, learn, and selling online. Several discussionSeveraltudy also present factors of Baduy customs that have a significant influence on the behavior of digital media communication and information literacy capabilities of the outer baduy community. The influence of these customs includes the Prohibition of electricity and infrastructure development in Baduy village. In addition, there is also a ban on attending formal education so that the outside Baduy community does not attend school. The phenomenon makes the existence of technological adaptation in the socio cultural life of the outer Baduy community. In the case of the use of mobile phones, the absence of access to electricity for charging electronic media, makes them Charge (charger) mobile phones by utilizing places that exist at the border or commonly called customary land such as boarding houses, kontrakantempat rest, border posts, and halfway houses. Another adaptation is still paying attention to customary recommendations for proper use and positioning itself to obey the values of Baduy culture, even when there is surveillance or customary raids on prohibited objects including mobile phones. Then, in the aspect of information literacy capabilities of digital media, Baduy Luar people generally use mobile phones only to access information or content that they like and are interested in, prioritizing the feeling of interest in information without paying attention to important aspects of information literacy such as filtering, critical, evaluation, how to choose, and sort information effectively and efficiently. The results of this study also discussed aspects of the use of digital media in accessing information without knowledge. So that most of the outside Baduy people do not know the terms that exist in the scope of the development of information and Communication Technology (ICT) in the era of the Internet of Things (IoT), for example, what is the internet, social media, websites, Information Literacy, digital media and so forth. The use of mobile digital media itself for the outside Baduy community is just using it without considering aspects of information literacy and media literacy. The role of communication in this research can be a contribution of ideas in the study of Information and Communication Technology for Development (ICT4D) for the development of indigenous peoples. From the problems that have been described, ICT4D through the role of the telecentre can be an agent of social development to improve the information literacy skills of the digital media of the Outer Baduy community, in addition to being a forum for Outer Baduy youths to develop a cooperative attitude because cellphone media has been used as a means of online business. The ICT4D concept in the analysis of this research seeks to harmonize the use of digital media based on the information literacy capabilities of digital media in the Internet of Things (IoT) era for the development of the Outer Baduy indigenous community.

Keywords: Custom Community, Digital Media, Information literacy, People of Baduy Luar.