Ketidakhadiran Ayah, Mindfulness Parenting, Harga Diri, Keteguhan, dan Kesejahteraan Subjektif Anak Laki-laki dan Perempuan Keluarga Pekerja Migran Indonesia.
Date
2022-07-18Author
Laila, Imas
Latifah, Melly
Muflikhati, Istiqlaliyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Permasalahan keterbatasan kesempatan kerja di Indonesia menjadi salah satu penyebab utama tenaga kerja bekerja di luar negeri menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menyebabkan terjadinya parental migration worker. Kondisi tersebut menjadikan struktur keluarga menjadi tidak ideal karena hilangnya salah satu peran orangtua. Ayah yang menjadi pekerja migran menjadikan ibu sebagai pengasuh utama sekaligus berperan sebagai ayah bagi anak. Umumnya kondisi kesejahteraan objektif anak pekerja migran terpenuhi dengan baik, namun terkendala pada aspek kesejahteraan subjektif. Padahal, pemenuhan kesejahteraan subjektif anak dipengaruhi dari kehadiran orang tua yang lengkap. Akibatnya, proses perkembangan anak sangat rentan dipengaruhi oleh pergaulan anak dengan teman sebaya dan cara anak menilai dirinya di tengah kondisi ayah bekerja sebagai PMI.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketidakhadiran ayah, mindfulness parenting, keteguhan, dan harga diri terhadap kesejahteraan subjektif anak keluarga PMI. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis perbedaan karakteristik anak, karakteristik keluarga, ketidakhadiran ayah, mindfulness parenting, harga diri, keteguhan, dan kesejahteraan subjektif antara anak laki-laki dengan perempuan dari keluarga keluarga PMI; 2) menganalisis hubungan karakteristik anak, karakteristik keluarga dengan ketidakhadiran ayah, mindfulness parenting, harga diri, keteguhan, dan kesejahteraan subjektif antara anak laki-laki dan perempuan dari keluarga PMI; 3) menganalisis ketidakhadiran ayah, mindfulness parenting, harga diri, dan keteguhan terhadap kesejahteraan subjektif antara anak laki-laki dan perempuan dari keluarga keluarga PMI.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dengan melibatkan 120 anak yang terdiri dari 60 anak laki-laki dan 60 anak perempuan dari keluarga PMI yang ayahnya bekerja di luar negeri, dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Analisis inferensial mencakup uji beda dan uji korelasi menggunakan program SPSS versi 25 dan uji pengaruh menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan karakteristik anak dan keluarga antara anak laki-laki dan perempuan kecuali pada pendapatan ayah. Rataan pendapatan ayah pada anak laki-laki Rp 3,25 juta sedangkan ayah pada anak perempuan Rp 2,24 juta per bulan. Perbedaan signifikan juga ditunjukkan pada variabel ketidakhadiran ayah, yaitu kehadiran ayah secara psikologis lebih dirasakan oleh anak perempuan (73,0) dibandingkan dengan anak laki-laki (49,0). Sementara itu, mindfulness parenting, harga diri, keteguhan, dan kesejahteraan subjektif tidak memiliki perdedaan.
Pendidikan ayah memiliki hubungan positif dengan ketidakhadiran ayah, semakin tinggi pendidikan ayah semakin tinggi ketidakhadiran ayah yang dirasakan oleh anak. Sementara itu, jadwal kepulangan ayah memiliki hubungan negatif dengan ketidakhadiran ayah semakin sering ayah pulang ke Indonesia semakin rendah ketidakhadiran ayah yang dirasakan oleh anak. Usia ayah dan jumlah anak memiliki hubungan dengan mindfulness parenting, semakin tinggi usia anak dan jumlah anak semakin baik cara pengasuhan ibu melalui mindfulness parenting. Pendidikan anak dan usia anak memiliki hubungan dengan harga diri, semakin tinggi pendidikan anak dan usia semakin tinggi rasa harga diri yang dimiliki oleh anak. Usia anak memiliki hubungan dengan keteguhan, semakin tinggi usia anak semakin rendah keteguhan yang dimiliki oleh anak dari pengaruh teman sebaya. Usia anak memiliki hubungan negatif dengan kesejahteraan subjektif anak, semakin tinggi usia anak semakin rendah kesejahteraan subjektif yang dimiliki oleh anak.
Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa mindfulness parenting berpengaruh terhadap harga diri, keteguhan, dan kesejahteraan subjektif anak keluarga PMI. Harga diri berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif anak keluarga PMI. Sementara itu, ketidakhadiran ayah dan keteguhan tidak berpengaruh terhadap harga diri dan kesejahteraan subjektif anak. Harga diri tidak berpengaruh terhadap keteguhan. Hasil uji pengaruh berdasarkan jenis kelamin menujukkan bahwa kesejahteraan subjektif berpengaruh terhadap anak laki-laki melalui mindfulness parenting, dan kesejahteraan subjektif berpengaruh terhadap anak perempuan melalui harga diri.
Mindfulness parenting merupakan faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi kesejahteraan anak dari keluarga PMI. Ibu yang mengasuh anak di rumah diharapkan konsisten memberikan pengasuhan terbaik yang berbasis mindfulness. Anak dari keluarga PMI juga perlu untuk meningkatkan harga dirinya dengan menghargai usaha dan tidak menyerah. Ayah pekerja migran diharapkan membangun komunikasi yang efektif dengan anak minimal 2 (dua) kali dalam satu pekan melalui media komunikasi video call atau sejenisnya dengan komunikasi yang hangat serta dekat dan dapat menjadwalkan kepulangan minimal 2 (dua) tahun sekali.
Collections
- MT - Human Ecology [2092]