Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Mohamad Yanuar Jarwadi
dc.contributor.advisorSiregar, Kiman
dc.contributor.authorAchmad, Imron Sahali
dc.date.accessioned2022-07-21T00:12:52Z
dc.date.available2022-07-21T00:12:52Z
dc.date.issued2022-07
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112703
dc.description.abstractBeton (concrete) adalah salah satu bahan buatan manusia yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan karena ketahanannya, ketersediaannya dan tidak memerlukan perawatan dalam penggunaannya. Bahan baku utama dalam pembuatan beton adalah semen, yang hingga saat ini belum ada penggantinya. Namun demikian, proses produksi semen memerlukan energi yang besar dan diketahui sebagai salah satu penyebab potensi dampak pemanasan global (Global Warming Potential/GWP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis inventori, potensi dampak pemanasan global, dan energi yang dibutuhkan sepanjang sistem produk semen, sehingga dapat ditemukan hotspot dalam sistem produk semen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2021 dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem cradle to grave. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah dari data laporan produksi perusahaan dalam satu tahun. Data lain diperoleh dari literatur ilmiah, pustaka, laporan dan database. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi dampak pemanasan global dalam sistem produk semen untuk setiap 1 m3 beton sebesar 348 kg CO2e dengan kontribusi terbesar pada unit proses kiln (45,5%), kemudian unit proses grinding (31,9%) serta di unit proses batching plant sebesar (18,5%). Ada dua aspek dalam produksi semen sebagai bahan utama beton yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (CO2), pertama adalah reaksi kimia dalam proses kalsinasi bahan baku semen manjadi clinker dan yang kedua adalah emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi panas. Reaksi kalsinasi dalam semen tidak stabil, sehingga gas CO2 di udara dapat bereaksi dengan semen terhidrasi dalam beton yang disebut karbonasi. Reaksi ini terjadi selama masa pakai produk beton dan saat beton yang dihancurkan (demolish) ditimbun. Sehingga total emisi CO2eq yang dihasilkan saat proses pembuatan beton akan dikurangi emisi CO2eq yang diserap selama bangunan digunakan dan material pembongkaran bangunan yang ditimbun. Konsumsi energi sepanjang sistem produk semen untuk setiap 1 m3 beton sebesar 2.535 MJ, dengan kontribusi terbesar adalah pada unit proses kiln sebesar (83%), unit proses grinding sebesar (4,8%) dan unit demolition sebesar (3,8%). Dari hasil yang diperoleh tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa hotspot sistem produk semen di sepanjang daur hidupnya adalah pada unit proses kiln.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKajian Dampak Pemanasan Global dan Analisis Energi melalui Metode Life Cycle Assessment (LCA) di Industri Semen PT. SBI Pabrik Cilacapid
dc.title.alternativeGlobal Warming Potential (GWP) and Energy Analysis of Cement Industry PT. SBI Cilacap Plant by using Life Cycle Assessment Methodid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcementid
dc.subject.keywordconcreteid
dc.subject.keywordcradle to graveid
dc.subject.keywordenergyid
dc.subject.keywordGlobal Warming Potential (GWP)id
dc.subject.keywordLife Cycle Assessment (LCA)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record