Show simple item record

dc.contributor.advisorNuryati, Sri
dc.contributor.advisorAlimuddin
dc.contributor.advisorYuhana, Munti
dc.contributor.authorAgustina, Shelly Sylvia
dc.date.accessioned2022-07-19T08:27:41Z
dc.date.available2022-07-19T08:27:41Z
dc.date.issued2022-07-18
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112622
dc.description.abstractKHV menjadi salah satu penyakit ikan karantina golongan I di Indonesia yang menyebabkan penurunan produksi ikan koi. Beberapa upaya dilakukan untuk mencegah infeksi KHV yaitu transfer maternal pada benih dari induk yang divaksinasi. Keberhasilan transfer maternal induk ikan mas menggunakan vaksin DNA GP-25 memproteksi kelangsungan hidup benih hingga 80% sampai 14 hari pasca infeksi dengan KHV. Antibodi maternal juga ditransfer oleh induk koi yang divaksinasi dengan vaksin DNA GP-11 yang mampu meningkatkan kelangsungan hidup benih hingga 83,33% sampai hari ke-14 pasca infeksi KHV. Kekebalan induk yang divaksinasi menggunakan vaksin GP-25 dan GP-11 yang diturunkan pada benih akan menurun seiring bertambahnya umur dan perkembangan sistem imun tubuh. Stadia awal ikan koi sangat rentan terhadap infeksi KHV dan berpotensi menyebarkan virus KHV. Benih dapat divaksinasi pada umur 3 minggu melalui perendaman. Penelitian mengenai vaksin DNA KHV GP-11 pada benih koi melalui perendaman juga belum dilakukan. Oleh karena itu pada penelitian ini, vaksin DNA GP-11 diuji efikasinya pada benih koi dari induk yang telah divaksinasi dengan umur 3 dan 4 minggu melalui perendaman terhadap peningkatan kinerja sistem imun dan kelangsungan hidup benih ikan koi (Cyprinus rubrofuscus). Benih yang digunakan berasal dari induk koi yang divaksinasi dengan vaksin DNA KHV GP-11 pada 45 dan 60 hari prapijah. Induk ikan koi diperoleh dari pembudidaya koi di Blitar, Jawa Timur. Vaksin yang digunakan adalah vaksin DNA anti-KHV GP-11 dan filtrat virus berasal dari wabah ikan mas di waduk Cirata, Jawa Barat. Vaksinasi dilakukan melalui perendaman pada 800 ekor benih koi dalam 1 liter media air yang mengandung 10 mL Echerichia coli pembawa plasmid DNA GP-11 (1,3 x 109 CFU mL-1) dan dioksigenasi selama 30 menit. Perlakuan umur benih dari induk yang divaksinasi dengan prapijah berbeda terdiri dari benih 3 minggu dari induk 45 hari prapijah (A), benih 4 minggu dari induk 45 hari prapijah (B), benih 3 minggu dari induk 60 hari prapijah (C), benih 4 minggu dari induk 60 hari prapijah (D) dan kontrol benih 3 dan 4 minggu dengan tanpa vaksinasi (perendaman menggunakan PBS). Selama pemeliharaan benih dilakukan pengambilan serum serta uji tantang. Parameter yang diamati meliputi kelangsungan hidup relatif (KHR), kelangsungan hidup (KH), aktivitas lisozim, level antibodi (ELISA), ekspresi gen-gen imunitas (RAG-1, IFNγ dan IgM), gejala klinis dan histologi jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi vaksin pada benih dari induk yang divaksinasi menggunakan vaksin DNA GP-11 memproteksi tubuh benih dari infeksi KHV dengan nilai KHR lebih dari 60%. Perlakuan C yaitu umur benih 3 minggu yang berasal dari induk 60 hari prapijah memberikan hasil KHR tertinggi dan level antibodi spesifik pada hari ke-7 pascainfeksi secara berturut dengan nilai 86,08% dan 0,340. Pada perlakuan C ekspresi gen IFNγ dan IgM teramati paling tinggi pada 7 hari pascainfeksi serta ekspresi gen RAG-1 pada hari ke-14 pascavaksinasi. Kemudian level antibodi spesifik pada perlakuan C berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan A dan B pada 14 hari pascavaksinasi dan uji tantang namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan D pada 14 hari pascavaksinasi. Sedangkan aktivitas lisozim berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan B pada 14 hari pascavaksinasi dan berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lain pada 14 hari pascainfeksi. Pola kematian benih selama uji tantang dimulai dari hari ke 7- 16 hpi. Kematian ikan uji pada perlakuan C hanya terjadi pada hari ke 7-13 hpi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa vaksinasi pada benih berumur 3 dan 4 minggu yang berasal dari induk yang divaksinasi 45 dan 60 hari prapijah menggunakan vaksin DNA GP-11 mampu menginduksi antibodi sebagai respons imun spesifik, lisozim sebagai respons imun non-spesifik serta menginduksi ekspresi gen-gen imunitas dengan KHR terbaik diperoleh perlakuan C sebesar 87,77±3,85%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEfikasi Vaksin DNA GP-11 untuk Mencegah Infeksi Koi Herpesvirus pada Benih Ikan Koi yang Berasal dari Induk yang Telah Divaksinasiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDNA Vaccineid
dc.subject.keywordGP-11id
dc.subject.keywordkoi herpesvirusid
dc.subject.keywordkoi offspringid
dc.subject.keywordsurvival rateid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record