Show simple item record

dc.contributor.advisorNurani, Tri Wiji
dc.contributor.advisorWiyono, Eko Sri
dc.contributor.authorPertiwi, Nur Intan
dc.date.accessioned2022-04-21T00:23:34Z
dc.date.available2022-04-21T00:23:34Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111634
dc.description.abstractJaring ciker adalah alat tangkap sejenis gillnet yang dioperasikan di dasar perairan. Jaring ini banyak digunakan oleh nelayan skala kecil di Jetis Kabupaten Cilacap. Nelayan skala kecil umumnya rentan terhadap berbagai perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang akan mempengaruhi keberlanjutan mata pencaharian. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perikanan jaring ciker, mengidentifikasi dan menghitung faktor-faktor kerentanan yang mempengaruhi kerentanan dan tingkat resiliensi perikanan jaring ciker, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan resiliensi perikanan jaring ciker. Penelitian ini menggunakan metode survey secara accidental sampling kepada 100 nelayan jaring ciker. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner FLIRES check yang dianalisis menggunakan analisis leverage dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan melakukan penangkapan harian menggunakan kapal 3 GT dengan mesh size jaring antara 1,9-2 inchi. Kerentanan nelayan jaring ciker dipengaruhi oleh enam aspek meliputi aspek alam, sumberdaya manusia, fisik, keuangan, sosial, dan kelembagaan. Nelayan berada pada status yang rentan dengan nilai rata-rata pemilik kapal 2,36 dan ABK 2,25. Pemilik kapal paling rentan pada aspek kelembagaan sehingga program penyuluhan dan pemberian bantuan teknologi penangkapan bisa membantu pemilik kapal memaksimalkan hasil tangkapan. ABK paling rentan pada aspek fisik sehingga program penyediaan kredit sarana penangkapan dan pelatihan pengolahan ikan disertai modal usaha bisa membantu ABK lebih mandiri.id
dc.description.abstractBottom gillnet is a gillnet-type fishing gear that is operated at bottom of water. This net is widely used by small-scale fishermen in Jetis Cilacap Regency. Small-scale fishermen are generally vulnerable to various economic, social, and environmental changes that will affect the sustainability of their livelihoods. The purposes are to describe bottom gillnet fishery, identify and calculate factors that influence vulnerability and resilience level bottom gillnet fishery, and provide recommendations to improve resilience of bottom gillnet fishery. This study uses survey method by accidental sampling to 100 bottom gillnet fishermen. Collecting data through interviews using FLIRES check questionnaire which was analyzed using leverage and descriptive analysis. Results showed that fishermen do daily fishing using 3 GT vessels with mesh size 1,9-2 inches. Vulnerability bottom gillnet fishermen are influenced by six aspects including aspects of nature, human resources, physical, financial, social, and institutional. Fishermen are in vulnerable status on an average value of 2,36 owners and 2,25 crews. Owners are most vulnerable to institutional aspect, so extension and provision fishing technology can help owners maximize catch. Crews are most vulnerable to physical aspect, so providing credit fishing facilities and fish processing training accompanied by business capital can help crews more independent.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKerentanan Nelayan Jaring Ciker di Jetis Kabupaten Cilacapid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbottom gillnetid
dc.subject.keywordJetisid
dc.subject.keywordsmall scale fisheryid
dc.subject.keywordvulnerabilityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record