Struktur Populasi Hama dan Parasitoid pada Pertanaman Kacang Panjang di Beberapa Struktur Lanskap Wilayah Bogor
Date
2022-04-19Author
Syahidah, Tazkiyatul
Buchori, Damayanti
Pudjianto
Prasetyo, Lilik Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
TAZKIYATUL SYAHIDAH. Struktur Populasi Hama dan Parasitoid pada
Pertanaman Kacang Panjang di Beberapa Struktur Lanskap Wilayah Bogor.
Dibimbing oleh DAMAYANTI BUCHORI, PUDJIANTO, dan LILIK BUDI
PRASETYO.
Pengendalian hayati konservasi dalam agroekosistem memerlukan perspektif
pengelolaan lanskap, hal itu karena sebagian besar spesies arthropoda hidup pada
skala spasial di luar tingkat plot, dan adanya kelimpahan musuh alami pada
pertanian-non-pertanian. Kumpulan spesies di lanskap sekitarnya dan jarak
tanaman dari habitat alami penting untuk konservasi keanekaragaman musuh alami.
Oleh karena itu, lanskap yang kompleks secara struktural dengan konektivitas
habitat yang tinggi dapat meningkatkan pengendalian hama. Sebaliknya, musuh
alami pada lanskap dengan keanekaragaman lanskap tinggi mampu
mengkompensasi kerugian musuh alami yang berbeda. Konservasi pengendalian
hayati juga memerlukan perspektif multitrofik. Konservasi pengendalian hayati
dapat terjadi dimana heterogenitas terfragmen pada skala spasial yang lebih besar.
Namun, komunitas musuh alami dalam habitat alami menjadi penting untuk
mendukung keanekaragaman dan kelimpahan musuh alami. Lanskap kompleks
yang dicirikan dengan mosaik pertanian-non-pertanian yang terhubung dengan baik
mampu mendukung konservasi pengendalian hayati dan produksi pertanian
berkelanjutan.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap (dua kali) pada lanskap yang
berbeda. Penelitian pertama dilakukan di enam lanskap dengan fokus untuk melihat
secara umum kondisi lanskap dan pengaruhnya pada interaksi hama dan parasitoid
kacang panjang. Setiap pertanaman kacang panjang diamati tipe lanskap dengan
pengukuran struktur dan kompleksitas melalui pemetaan dan digitasi. Tipe lanskap
pertanian yang diperoleh dikelompokkan menurut tipe lanskap yaitu lanskap
sederhana dan kompleks. Pengambilan contoh serangga hama parasitoid dilakukan
dengan metode observasi langsung dan tidak langsung. Metode observasi langsung
dilakukan dengan mengambil langsung serangga hama menggunakan tangan
mengikuti jalur transek. Serangga hama terkoleksi di bawa ke laboratorium
dipelihara untuk mengetahui jenis parasitoid dan tingkat parasitisasinya. Metode
tidak langsung dengan memasang perangkap yaitu yellow pan trap dan malaise
trap. Serangga hama parasitoid yang terkoleksi kemudian diidentifikasi sampai
tingkat morfospesies.
Penelitian kedua dilakukan di 16 lanskap yang berbeda untuk melihat lebih
jauh heterogenitas lanskap yang ada dan pengaruhnya pada struktur dan komposisi
hama dan parasitoid. Setiap lahan kacang diamati struktur lanskap dengan
pendekatan eucledian distance (ED) dengan pengukuran struktur lanskap melalui
pemetaan dan digitasi. Struktur lanskap yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan
kemiripin setiap lanskap kemudian diklusterkan. Pengambilan contoh serangga
hama parasitoid dilakukan dengan metode observasi langsung dan tidak langsung.
Metode observasi langsung yang digunakan hand collecting mengikuti jalur transek
pada plot penelitian 25 m x 50 m dan sweep net disekitar plot radius 50 m – 100 m.
Metode tidak langsung dengan memasang perangkap yaitu yellow pan trap.
Serangga hama parasitoid yang terkoleksi kemudian diidentifikasi sampai tingkat
morfospesies.
Hasil penelitian pertama dalam penentuaan lanskap dilakukan dengan
presentase pembobotan tipe lanskap berdasarkan nilai parameter lanskap dalam
pengelompokan didapatkan tipe lanskap sederhana dan kompleks. Hasil
menyebutkan serangga hama yang diperoleh sebesar 44 morfospesies yang
termasuk kedalam 41 famili, 4 ordo dengan 13.192 individu. Serangga hama
dominan yang ditemukan adalah Aphis craccivora (37,84%) (Hemiptera:
Aphididae), Maruca vitrata (20,94%) (Lepidoptera: Crambidae) dan Chrysodeixis
chalcites (9,79%) (Lepidoptera: Noctuidae). Pengamatan pada serangga parasitoid
ditemukan 4.792 individu, 256 morfospesies, dan 28 famili. Serangga parasitoid
yang dominan dari famili Braconidae dengan morfospesies Braconidae sp01
(parasitoid dari A. craccivora) sebesar 27 individu. Aphididae merupakan inang
yang paling banyak berinteraksi dengan parasitoid, salah satu parasitoidnya adalah
dari famili Encyrtidae.
Hasil penelitian kedua didapatkan kuantifikasi lanskap pertanian
menggunakan pendekatan kemiripan lanskap yang terbagi menjadi tiga cluster.
Total serangga hama yang ditemukan sebesar 49.055 individu termasuk kedalam
50 morfospesies, 26 famili dari 4 ordo. Serangga hama dominan yang ditemukan
adalah Aphis craccivora sebesar 15.477 individu, Liriomyza sp. sebesar 9.398
individu, dan Nezara viridula sebesar 8.196 individu. Pengamatan serngga
parasitoid ditemukan 10.672 individu, 110 morfopsesies, dan 18 famili. Serangga
parasitoid atau musuh alami yang paling banyak dari famili Bracoidae. Hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa keanekaragaman dan kelimpahan hama
berpengaruh terhadap perbedaan lanskap. Hasil GLM menunjukkan bahwa
komposisi lanskap juga memengaruhi struktur jaring makanan inang parasitoid
untuk semua seranggaa hama dan bukan untuk jenis hama tertentu seperti hama
Lepidoptera.
Collections
- DT - Agriculture [728]