dc.description.abstract | Performa kognitif anak sekolah ditentukan oleh beberapa faktor, dan gizi
merupakan salah satu faktor yang berperan penting. Gizi yang optimal dapat
meningkatkan performa kognitif dan selanjutnya juga dapat meningkatkan prestasi
akademik anak disekolah. Glukosa merupakan salah satu faktor gizi yang sering
dihubungkan dengan performa kognitif pada anak sekolah dasar. Glukosa
merupakan sumber energi utama bagi otak. Perubahan suplai glukosa secara akut
terbukti mempengaruhi fungsi kognitif secara signifikan. Selain glukosa, faktor gizi
lain yang berkaitan dengan performa kognitif diantaranya indeks massa tubuh
(IMT), kadar hemoglobin, folat, dan vitamin B12 darah.
Di Indonesia, penelitian tentang pengukuran kadar glukosa darah kaitannya
dengan performa kognitif pada aspek daya ingat jangka pendek, atensi, dan
kecepatan pemrosesan dikontrol dengan peubah IMT/U, hemoglobin, folat, dan
vitamin B12, serta status sosial ekonomi keluarga pada anak sekolah dasar belum
pernah dilakukan. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis
hubungan kadar glukosa darah terhadap daya ingat jangka pendek, atensi, dan
kecepatan pemrosesan pada anak sekolah dasar kelas 4 dan 5 di Bogor dikontrol
dengan indeks massa tubuh, hemoglobin, folat, dan serum vitamin B12, serta status
sosial ekonomi keluarga.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study, dilakukan di
kecamatan Cijeruk (daerah semi-urban), kabupaten Bogor. Sebanyak 16 sekolah
dasar negeri dilibatkan pada penelitian ini. Kriteria inklusi pemilihan subjek adalah
1) siswa kelas 4 dan 5, dengan rentang usia antara 8-13 tahun, 2) sehat secara fisik
dan mental, 3) memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik, serta 4)
menandatangani informed assent dan consent. Sebanyak 915 orang siswa yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi terpilih sebagai subjek penelitian.
Data yang dikumpulkan berupa data primer terdiri dari karakteristik subjek
(jenis kelamin, usia, kelas, uang saku perhari, dan bimbingan belajar), karakteristik
orang tua subjek (usia, pendidikan, dan pendapatan rumah tangga perbulan), data
antropometri (berat badan dan tinggi badan), dan data konsumsi pangan (food recall
3x24 jam). Data biomarker darah dikumpulkan dengan cara mengambil darah
subjek pada pagi hari melalui pembuluh darah vena di lengan dalam, dan
selanjutnya dilakukan analisis kadar glukosa darah dengan menggunakan metode
heksokinase, kadar hemoglobin dengan metode non-cyanide hemoglobin, kadar
folat dan vitamin B12 diukur menggunakan alat liquid chromatography and mass
spectrometry (LCMS). Selain itu dilakukan juga pengukuran performa kognitif
subjek berupa daya ingat jangka pendek melalui tes mengingat objek gambar
(object recall test), atensi melalui tes letter cancellation test (LCT), dan kecepatan
pemrosesan melalui Digit letter substitution test (DLST). Analisis yang dilakukan
berupa analisis univariat, bivariat (uji beda Mann whitney dan Chi-square, dan uji
hubungan dengan regresi logistik sederhana), serta analisis multivariat (uji regresi
logistik berganda).
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
kadar glukosa darah terhadap skor daya ingat jangka pendek subjek (OR:1,58;
95%CI:1,07-2,35), setelah dikontrol dengan peubah usia, jenis kelamin, mengikuti
bimbingan belajar, uang saku, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan pendapatan
rumah tangga. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara kadar glukosa darah terhadap atensi dan kecepatan pemrosesan (p≥0,05).
Kadar glukosa darah yang cukup diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan
daya ingat jangka pendek. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
membiasakan sarapan sehat agar dapat meningkatkan kemampuan daya ingat
khususnya pada anak sekolah dasar di daerah semi-urban. | id |