Show simple item record

dc.contributor.advisorDarusman, Huda Salahudin
dc.contributor.advisorMulyono, Rini Herlina
dc.contributor.advisorSuparto, Irma Herawati
dc.contributor.authorUtari, Dewi
dc.date.accessioned2022-03-15T00:04:12Z
dc.date.available2022-03-15T00:04:12Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111356
dc.description.abstractKemiripan fisiologi dan anatomi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dengan manusia menjadikan satwa tersebut memiliki peranan penting sebagai hewan laboratorium di bidang kedokteran. Dalam penggunaannya monyet ekor panjang harus berasal dari penangkaran untuk memastikan status kesehatan serta menjaga kestabilan populasi di habitat aslinya. Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor (PSSP IPB) merupakan salah satu penangkaran yang mengembangbiakan monyet ekor panjang (MEP) sebagai hewan laboratorium. Tingginya permintaan MEP menjadi poin penting bagaimana penangkaran memaksimalkan pengelolaan manajemen tanpa mengurangi kaidah kesejahteraan hewan di dalam kandang. Pemberian pengayaan di dalam kandang dan manajemen rasio perkawinan yang ideal menjadi daya dukung pihak penangkar dalam mengembangbiakkan MEP di dalam kandang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan pengayaan dan perbedaan rasio perkawinan terhadap frekuensi perilaku MEP pejantan. Penelitian ini memanfaatkan empat ekor MEP pejantan dan 28 ekor MEP betina, dengan rasio perkawinan di dalam kandang 1:10 dan 1:14. Masing-masing kandang perwakilan rasio diberikan penambahan pengayaan berupa food foraging (biji jagung manis, kacang tanah, dan madu). Pengamatan dilakukan pagi hari jam 10:00 WIB dan siang hari jam 14:00 WIB. Pengamatan selama tiga bulan dibantu dengan penggunaan kamera ditambah satu minggu masa habituasi. Pengamatan frekuensi perilaku hanya berfokus terhadap perilaku MEP pejantan menggunakan metode focal animal sampling selama proses rekaman video dilakukan. Hasil pengamatan dianalisis dengan rancangan acak lengkap 2x2 dan dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil. Selanjutnya, dilakukan analisis korelasi antara frekuensi perilaku seksual dengan korelasi perilaku lainnya, dan dilakukan analisis regresi sederhana. Kejadian kebuntingan dan status kesehatan MEP di dalam kandang dilakukan saat pemeriksaan kesehatan rutin oleh dokter hewan yang bertugas. Hasil analisis rancangan acak lengkap menunjukkan bahwa penambahan food foraging meningkatkan kesejahteraan hewan di dalam kandang dengan meningkatnya perilaku seksual pada kelompok rasio perkawinan 1:14 dan penurunan tingkat stres yang dikaitkan dengan luasan kandang terkecil. Perilaku makan dan lokomosi juga lebih banyak ditemukan pada kandang pengayaan. Hal ini berhubungan dengan akses pakan yang lebih banyak dan jumlah betina yang lebih banyak. Frekuensi perilaku menelisik lebih sedikit pada kandang pengayaan yang berhubungan dengan penolakan pejantan oleh betina saat pejantan akan melakukan pendekatan perilaku seksual. Tingginya perilaku seksual memiliki korelasi dengan perilaku istirahat sebagai upaya pemulihan energi. Perilaku seksual yang meningkat memberikan peluang yang besar untuk keberhasilan penetrasi yang ditunjukkan dengan tingkat kebuntingan paling tinggi pada kandang pengayaan rasio perkawinan 1:10 sebanyak 70% dengan status kesehatan hanya satu betina yang sakit. Penambahan pengayaan berupa food foraging pada kandang perkawinan MEP di penangkaran ini terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan hewan di dalam kandang.id
dc.description.abstractPhysiological and anatomic similarity of long-tailed monkey (Macaca fascicularis) to humans makes such animal having an important role as laboratory animal in medical field. In its use, long-tailed monkey must come from captivity to ensure health status and maintain population stability in its natural habitat. Center for Primate Studies of Bogor Agricultural University (Pusat Studi Satwa Primata, PSSP IPB) is a captive area that breeds MEP as a laboratory animal. High demand for MEP is an important point on how captivity maximizes management without compromising animal welfare rules in cage. Enrichment in the cage and ideal mating ratio management encourage breeder in breeding MEP in the cage. This research aims to analyze the effect of additional enrichment and differences in marriage ratio to the frequency of male MEP behavior. This research utilized 4 male MEPs and 28 female MEPs, with a mating ratio of 1:10 and 1:14 in the cage. Each ratio representative cage was given an additional enrichment in the form of food foraging (sweet corn seeds, peanuts, and honey). Observation was made in the morning at 10:00 WIB (Western Indonesia Time) and in the afternoon at 14:00 WIB furnished with a camera for three months with a habituation period of one week by following applicable captive management. Observation of behavioral frequency only focused on the behavior of male MEP using focal animal sampling method during video recording process. Observation results were analyzed using a 2x2 complete random design and further least significant difference testing was performed. Furthermore, correlation between sexual behavior frequency and any other behavioral correlations was analyzed, and a simple regression analysis was performed. Pregnancy and health status of the MEP in the cage were performed durimg routine health inspection by the attending veterinerian. Results of complete random design analysis shown that the addition of food foraging improved the animal welfare in the cage with increasing sexual behavior at a mating ratio of 1:14 and decreasing stress levels associated with the smallest cage width. Eating behavior and locomotion were also more commonly found in enrichment cages, where this was related to access to more feed and a greater number of females. Tracking behavior frequency was less in the enrichment cage related to rejection on male by the female when the male was about to engage in sexual behavior. High sexual behavior has a correlation with short rest behavior as an effort to restore energy. Increasing sexual behavior provides a great opportunity for successful penetration as indicated by the highest pregnancy rate in enrichment cage in a pregnancy ratio of 1:10 at 70% with the health status of only one sick female. Additional enrichment in the form of food foraging in the MEP mating cage of the captivity is proved possibility to improve animal welfare in the cage.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlelmplementasi Pengayaan Lingkungan dan Rasio Perkawinan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) untuk Peningkatan Perilaku Seksual di Penangkaranid
dc.title.alternativeImplementation of Environmental Enrichment and Mating Ratio of Long-Tailed Monkeys (Macaca fascicularis) to Increase Sexual Behavior in Captivityid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcynomolgus monkeysid
dc.subject.keywordfood foragingid
dc.subject.keywordsexual behaviorid
dc.subject.keywordsex ratioid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record