dc.description.abstract | Lamun dapat dideteksi dengan sistem penginderaan jauh dan citra satelit
SPOT-7 yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap objek vegetasi.
Selain itu seiring dengan perkembangan teknologi, pengumpulan data survei lamun
dapat menggunakan Unmanned Surface Vehicle (USV). Dengan data citra SPOT-
dan USV dilakukan kuantifikasi lamun dengan mengklasifikasikan kelas lamun
perairan dangkal. Penelitian ini melalui beberapa tahapan seperti Pra-Pengolahan
citra, Koreksi Kolom Perairan, Masking, dan Klasifikasi Supervised. Data yang
didapatkan dari USV menjadi data untuk uji akurasi. Klasifikasi lamun di Pulau
beralas Pasir dan Beralas Bakau terbagi menjadi tiga kelas yaitu lamun padat, lamun
sedang, dan lamun jarang, dengan masing-masing luasan 41,37 ha, 61,67 ha, dan
38,94 ha. Dari ketiga kelas lamun tersebut, lamun sedang mendominasi wilayah
studi tersebut sebesar 61,67 ha. Luas padang lamun di Pulau Bintan sekitar 142,45
ha dengan klasifikasi menggunakan citra SPOT-7. Nilai overall accuracy dari uji
akurasi bernilai 66,66 %. Oleh karena itu, dengan menggabungkan citra satelit
SPOT-7 dan USV dapat dilakukan deteksi kuantifikasi lamun. | id |