Pertanaman berpola lorong antara gamal dan kaliandra dengan kedelai di tanah podsolik bekas padang alang-alang
Date
1991Author
Mursyid, Athaillah
Koswara, Oetit
Guhardja, Edi
Rumawas, Fred
R.T.M Sutamihardja
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan mempelajari prospek pertanaman berpola lorong antara gamal (Gliricidia maculata) dan kaliandra (Calliandra calothyrsus) dengan tanaman kedelai (Glycine max) sebagai suatu tehnologi pertanian yang berwawasan lingkungan untuk mendayagunakan tanah podsolik padang alang-alang. Untuk tujuan tersebut, dilakukan percobaan di laboratorium, rumah kaca dan lapangan. Percobaan-percobaan di laboratorium dan rumah kaca meliputi uji pengaruh bahan organik, air cue ian dan tanah bekas gamal dan kaliandra terhadap kedelai. Oi lapangan ditelaah pengaruh pangkal batang yang bertunas sehabis dipangkas dan bahan organik gamal dan kaliandra sebagai tanaman pagar terhadap kedelai sebagai tanaman lorong.
Senyawa-senyawa asam fenolat kelompok asam cinnamat dan asam benzoat merupakan senyawa yang menghambat perkembangan kecambah kedelai. Kemampuan menghambatnya dapat bervariasi tergantung kepada jenis dan kadar masing-masing senyawa serta komponen perkecambahan kedelai yang dipengaruhi.
Senyawa-senyawa ke\ompok asam cinnamat (asam p:.koumarat, asam kaffeat, asam ferulat dan asam khlorogenat) terdapat pada daun dan akar gamai serta daun kaliandra. Senyawa-senyawa keiompok asam benzoat (asam protocateclluat, asam p-hidroksibenzoat. asam qui nat dan d-catechyne hidrat) terdapat
pada akar gamal dan daun kaliandra. Beberapa senyawa yang belum terindentifikasi namanya terdapat pada akar gamal dan daun kaliandra.
Cairan ekstrak bahan organik segar tanaman gamal dan kaliandra tidak berpengaruh terhadap daya kecambah benih kedelai tetapi bersifat menghambat perkembangan akar dan daun kecambah kedelai. Besarnya daya hambat bervariasi tergantung kepada jenis dan bagian tanaman yang diekstrak serta komponen perkecambahan kedelai yang dipengaruhi.
Bahan organik gamaI dan kaliandra yang diinkubasikan ke dalam Iapisan olah tanah mendorong pertumbuhan vegetatif berupa pembentukan berangkasan dan akar kedelai. Sedangkan masa inkubasi bahan organik selama 2-8 minggu di dalam lapisan olah tanah juga berpengaruh mendorong tinggi, bobot berangkasan dan bobot akar tanaman kedelai.
Beberapa sifat kimia tanah semakin membaik pada periode 2 sampai 6 minggu setelah bahan organik diinkubasikan. Setelah 8 minggu sifat kimia tanah cenderung muJai memburuk kembali walaupun masih lebih baik dari pada periode 2 minggu bahan organik diinkubasikan. Sifat-sifat seperti ini ditunjukkan oleh Al-dd, keasaman dan P-tersedia tanah. Fenomena ini tampaknya berhubungan dengan proses perombakan bahan organik seperti ditunjukkan oleh kandungan Corganik dan N-tanah yang cenderung semakin menurun pad a periode yang sama. Senyawa-senyawa asam fenolat tidak terdeteksi pad a tanah-tanah yang diinkubasikan bahan organik selama 2 sampai 8 minggu.
Air cucian gamal dan kaliandra oleh air hujan tidak berpengaruh terhadap daya kecambah benih kedelai, tetapi menghambat perkembangan akar dan daun kecambah kedelai. Besarnya hambatan bervariasi tergantung kepada jenis tanaman yang tercuci .
Tanah bekas pertanaman gamal dan kaliandra tidak mempengaruhi pertumbuhan vegetatif kedelai. Tanaman kedelai yang ditanam pada tanah bekas
pertanaman gamal dan kaliandra mempunyai kandungan N dan P jaringan yang lebih tinggi dari pada tanaman kedelai yang ditanam pada tanah bekas alangalang. Jaringan tanaman kedelai yang ditanam pada tanah bekas pertanaman gamal mempunyai kandungan N yang lebih tinggi dari pada kedelai yang ditanam pada tanah bekas pertanaman kaliandra.
Pemberian bahan organik tanaman pagar pad a pertanaman kedelai di lorong gamal dan kaliandra menghasilkan kedelai dengan berangkasan dan biji kering yang lebih berat dari pada tanpa diberi bahan organik. Dengan pemberian bahan organik tanaman pagar ini maka kedelai yang ditanam di lorong gamal menghasilkan berangkasan dan biji kering yang lebih berat dari pada kedelai yang ditanam di lorong kaliandra.
Bahan organik tanaman pagar (gamal dan kaliandra) yang dicampurkan ke dalam lapisan olah tanah menghasilkan kedelai dengan berangkasan dan biji kering yang lebih berat dari pada bahan organik tersebut dimulsakan. Bahan organik gamal yang dicampurkan ke dalam lapisan olah tanah menyebabkan kedelai membentuk berangkasan dan biji kering yang lebih berat dari pada diberi bahan organik kaliandra.
Kedelai yang ditanam di lorong gamal menghasilkan biji kering 815,9 kg/ha untuk perlakuan pemberian bahan organik sebagai campuran tanah dan 526,5 kg/ha untuk perlakuan pemberian bahan organik sebagai mulsa. Sedangkan kedelai yang ditanam di lorong kaliandra menghasilkan biji kering masing-masing 553,8 kg/ha lIntuk perJakuan pemberian bahan organik sebagai campuran tanah dan 534,8 kg/ha lIntuk perlakuan pemberian bahan organik sebagai mulsa.
Pertanaman berpola lorong antara gamal dan kaliandra dengan kedelai yang mencampurkan bahan organik hasil pangkasan tanaman pagar ke lorongnya, mempunyai prospek yang baik sebagai lehnologi pertanian berwawasan lingkungan dalam mendayagllnakan tanah podsol ik padang alang-alang.
Collections
- DT - Agriculture [748]