| dc.description.abstract | Pencemaran perairan pesisir yang menjadi penyebab dari kerusakan habitat
dan kualitas lingkungan perairan pesisir merupakan hal penting untuk dikelola dan
menjadi prioritas dalam penanggulangan Nasional. Salah satu bentuk pencemaran
perairan pesisir yang sedang mengemuka (emerging pollutant) adalah pencemaran
plastik. Pencemaran perairan oleh plastik bersumber dari masuknya sampah plastik
dari daratan yang disebabkan oleh sampah yang tidak terkelola dengan baik di
daerah aliran sungai (DAS). Perubahan karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cisadane diduga telah mengalami pencemaran dikarenakan masuknya berbagai
jenis limbah dari aktivitas manusia di sepanjang aliran Sungai Cisadane.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka tujuan pada penelitian ini yaitu: (1)
mengidentifikasi jenis dan jumlah sampah plastik yang masuk ke pesisir dari DAS
Cisadane, (2) menganalisis persepsi masyarakat mengenai sampah plastik di aliran
Sungai Cisadane, (3) menentukan faktor-faktor keputusan membuang sampah ke
sungai warga yang bermukim di sempadan Sungai Cisadane dan (4) menentukan
strategi pengelolaan pencemaran sampah plastik di aliran sungai dan estuaria
Cisadane.
Hasil penelitian menunjukkan potongan sampah tertinggi di stasiun hulu pada
pagi dan sore hari yaitu jenia plastik kemasan makanan 33 item/m3
/jam dan 28
item/m3
/jam. Potongan sampah tertinggi di stasiun tengah pada pagi hari yaitu 18
item/m3
/jam jenis plastik kemasan makanan dan sore hari jenis plastik kresek 27
item/m3
/jam. Potongan sampah tertinggi di stasiun hilir pada pagi hari yaitu jenis
plastik detergen 17 item /m3
/jam dan sore hari jenis styrofoam 76 item/m3
/jam.
Berat total sampah di stasiun hulu pada pagi dan sore hari (5,2 kg/m3
/jam dan 2,6
kg/m3
/jam), stasiun tengah pada pagi dan sore hari (1,43 kg/m3
/jam dan 2,1
kg/m3
/jam), stasiun hilir pada pagi dan sore hari (4,18 kg/m3
/jam dan 8,6
kg/m3
/jam). Berdasarkan jenis plastik yang didapatkan dikelompokkan menjadi 5
kelompok utama dengan presentase kantung plastik 26%, plastik kemasan 25%,
styrofoam 23%, botol plastik 13% dan peralatan (makan/minum/bayi) 13%.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan menunjukan bahwa persepsi
masyarakat mengenai presentase melakukan pemilahan sampah yaitu 41% jarang,
25% tidak pernah, 20% selalu dan 14% sering. Perilaku penanganan sampah
berdasarkan presentase yaitu 56% langsung dibakar, 23% dibuang ke sungai, 14%
dibuang ke tempat sampah dan 7% dikubur ditanah. Jumlah tempat pembuangan
sampah telah didapatkan dengan nilai presentase 39% tidak cukup, 24% cukup,
31% tidak tersedia, 24% cukup dan 6% tersedia.
Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pembuangan sampah rumah
tangga di Sungai Cisadane diduga dipengaruhi oleh 5 variabel. Berdasarkan
pemilahan model terbaik yaitu ketersediaan TPS, jumlah TPS, peran tokoh
masyarakat, petugas sampah dan dampak sampah sungai. Pemilihan model tersebut
menunjukkan pengaruh nyata terhadap faktor-faktor keputusan warga yang
bermukim di sempadan Sungai Cisadane perilaku membuang sampah ke Sungai
Cisadane.
Pendekatan strategis pengelolaan pencemaran sampah plastik di Sungai
Cisadane dapat diterapkan dengan cara: melakukan kampanye publik sehingga
perilaku masyarakat dapat berubah, penegakan perda, pengembangan inovasi,
menyelenggarakan pelatihan 3 R dan mengembangkan afirmasi kebijakan untuk
peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah plastik. Strategi yang diharapkan
untuk mendekati kondisi ideal dilakukan beberapa faktor pendukung perlu
dilakukan, sehingga evaluasi keberhasilan dalam penanganan sampah plastik
memberikan dampak positif terhadap pengelolaan berkelanjutan. Strategi
penanganan sampah plastik berdasarkan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam
perpres 83 tahun 2018 memerlukan kerjasama sebagai upaya penanganan
pengelolalaan sampah yang bersumber dari darat, penelitian dan pengembangan,
penanggulangan sampah di pesisir dan laut, mekanisme pendanaan, penguatan
kelembagaan pengawasan, gerakan Nasional peningkatan kesadaran dan
melibatkan pihak-pihak pemangku kepentingan. | id |