Induksi Proliferasi Tunas Anggrek Coelogyne asperata Lindley pada berbagai Komposisi dan Konsentrasi Media serta BA secara In Vitro

Abstract

Coelogyne asperata Lindley merupakan salah satu jenis anggrek endemik yang tumbuh di hutan Indonesia, tepatnya di daerah Kalimantan. Coelogyne asperata Lindley memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai bunga potong dan induk silangan dengan Coelogyne pandurata Lindley. Induksi proliferasi tunas merupakan salah satu metode untuk perbanyakan bibit anggrek secara cepat dalam waktu yang singkat. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pembentukan tunas anggrek Coelogyne asperata Lindley pada berbagai komposisi dan konsentrasi media serta Benzyl Adenin (BA) secara in vitro. Percobaan ini disusun menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan rancangan perlakuan disusun secara faktorial 3 faktor. Faktor I: komposisi media yaitu media MS, SH, dan VW. Faktor II: konsentrasi hara makro dan mikro media yaitu 1/2 dan 3/4. Faktor III: konsentrasi BA yaitu 0, 1, 2, dan 3 mg L-1. Percobaan diulang sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 120 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 eksplan sehingga terdapat 360 satuan amatan. Bahan tanaman yang digunakan adalah planlet aseptik Coelogyne asperata Lindley yang diperoleh dari koleksi Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, M.S. dan telah dikulturkan pada media MS66, MS68, dan SH5 selama 24 bulan. Media dasar yang digunakan dalam penelitian adalah media Murashige and Skoog (MS), Schenk and Hildebrant (SH), dan Vacin and Went (VW) yang telah dimodifikasi sesuai perlakuan, ditambahkan gula 30 g L-1, agar 7 g L-1, NAA 0,5 g L-1, Pepton 10 mg L-1 dengan pH 6. Media ditambahkan zat pengatur tumbuh jenis sitokinin yaitu Benzyl Adenin (BA) sesuai perlakuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pembentukan tunas mulai terbentuk sejak 2 minggu setelah dikulturkan (MSK). Interaksi antara jenis media dengan konsentrasi media nyata mempengaruhi jumlah tunas, daun, akar, planlet, dan pseudobulb, dan media terbaik adalah media MS dengan konsentrasi 3/4. Jenis media MS berpengaruh meningkatkan jumlah tunas, daun, akar, planlet, dan pseudobulb lebih baik dibandingkan dua media lainnya. Konsentrasi media 3/4 berpengaruh meningkatkan jumlah daun dan akar lebih baik dibandingkan konsentrasi 1/2. Konsentrasi BA (0, 1, 2, 3 mgL-1) tidak berpengaruh pada semua peubah yang diamati. Media terbaik untuk proliferasi tunas adalah perlakuan MS 3/4 + 3 mg L-1 BA, dengan rata-rata 9,46 tunas. Media terbaik untuk pembentukan planlet adalah MS 3/4 + 2 mg L-1 BA, dengan rata-rata jumlah planlet 4,73 per eksplan.

Coelogyne asperata Lindley is one of the many types of endemic orchids that grow in Indonesia’s forests, precisely in the Kalimantan region. Coelogyne asperata Lindley has high economic value as cut flowers and broodstock with Coelogyne pandurata Lindley. Induction of shoot proliferation is one method for the rapid propagation of orchid in a short time. This research objective is to learn about the potency of in vitro shoot formation in several media compositions, media concentrations, additions of Benzyl Adenin (BA). This experiment was compiled using a Randomized Complete Group Design with treatment design arranged in factorial 3 factors. Factor I: media composition (MS, SH and VW). Factor II: media concentration (1/2 and 3/4). Factor III: BA concentration (0, 1, 2, and 3 mg L-1). The experiment was replicated 5 times, so that there were 120 units of the experiment. Each experimental unit consisted of 3 explants so that there were 360 observation units. Plant material used is plantlet Coelogyne asperata Lindley obtained from the collection of Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, M.S. and has been cultured on MS66, MS68, and SH5 media for 24 months. The basic media used in this research are Murashige and Skoog (MS), Schenk and Hildebrant (SH), and Vacin and Went (VW) media which have been modified with two concentrations (1/2 and 3/4), sugar 30 g L-1, agar 7 g L-1, NAA 0.5 g L-1, Pepton 10 mg L-1 with pH 6. Growth regulator that has been added in the media is cytokinin type, namely Benzyl Adenin (BA) with concentrations 0, 1, 2, 3 mg L-1 according to treatment. The result of this research shows that shoot formation began 2 weeks after culture. The interaction between treatment of media composition and media concentration had an effect on increasing the number of shoots, leaves, planlets, and pseudobulb, and the best media was MS media with 3/4 concentration. The type of MS media had the effect of increasing the number of shoots, leaves, roots, planlets, and pseudobulb better than the other two media. Media concentration 3/4 had the effect of increasing the number of leaves and roots better than 1/2 concentration. The concentration of BA (0, 1, 2, 3 mg L-1) had no effect on all observed variables. The best medium for shoot proliferation was the treatment of MS 3/4 + 3 mg L-1 BA, with an average of 9.46 shoots. The best medium for the formation of plantlets was MS 3/4 + 2 mg L-1 BA, with an average 4.73 planlets per explant.