Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Yanuar
dc.contributor.authorArafah, Putri
dc.date.accessioned2021-09-23T23:56:05Z
dc.date.available2021-09-23T23:56:05Z
dc.date.issued2021-09-23
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109374
dc.description.abstractPenataan kawasan sebagai upaya mengendalikan dan mengembangkan lingkungan perumahan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki dengan pembenahan kawasan permukiman kumuh sesuai tata guna lahan agar menjadi kawasan yang lebih efisien. Perencanaan peningkatan kualitas perumahan di Kampung Nambo, Serpong, mengacu pada SNI 03-1733-2004 berbasis kondisi kepadatan penduduk melebihi 200 jiwa/ha; dan kawasan khusus yang karenakondisinya memerlukan rumah susun. Melihat kondisi eksisting di kawasan Kampung Nambo mengharuskan dibuatnya perencanaan revitalisasi Kampung Nambo kedepannya. Didukung perencanaan pembangunan PLTS TPA Cipeucang dari data dinas terkait dan perencanaan penanganan kepadatan penduduk lima sampai sepuluh tahun kedepan. Hal ini mengharuskan relokasi minimal 50% penduduk di tahap awal revitalisasi Kampung Nambo ke Rumah Susun Sederhana.KDB maksimal 70%, KLB maksimal 8%, tinggi bangunan maksimal dibatasi sesuai dengan ketentuan, KDH minimum 10%. Relokasi RSSS dapat dipindahkan di Kecamatan Serpong. Pembiayaan dengan dana sewa dari pemerintah daerah bagi masyarakat MBR maupun tambahan biaya bersama dari masyid
dc.description.abstractStructuring the area as an effort to control and develop the residential environment to rediscover its potential by revamping the slum area, according to land use to become a more efficient area. Planning to improve housing quality in Nambo Village, Serpong, refers to SNI 03-1733-2004 based on the condition of population density exceeding 200 people/ha; and special areas which because of their condition require flats. Seeing the existing conditions in the Kampung Nambo area requires planning for the future revitalization of Kampung Nambo to be made. Supported by planning for the construction of PLTS TPA Cipeucang from data from related offices and planning for handling population density in the next five to ten years. This requires the relocation of at least 50% of the population in the early stages of revitalization of Nambo Village to Simple Flats. Maximum KDB 70%, maximum KLB 8%, maximum building height is limited in accordance with the provisions, minimum KDH 10%. Relocation RSSS can be moved to Serpong District. Financing with rental funds from the local government for the MBR community as well as additional joint costs of the Nambo Village community with joint management with the local communityid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePenataan Kawasan Perumahan di Permukiman Kumuh Sebagai Permukiman Percontohan di Kampung Nambo Tangerang Selatanid
dc.title.alternativeArrangement of Housing Areas in Slum Settlement as a Pilot Settlement in Nambo Village, South Tangerangid
dc.typeArticleid
dc.subject.keywordareasid
dc.subject.keywordflatsid
dc.subject.keywordhousingid
dc.subject.keywordvillagesid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record