Evaluasi Pemberian Probiotik Bacillus sp. NP5 Melalui Pakan terhadap Spermatogenesis Calon Induk Ikan Lele Jantan Clarias sp.
Date
2021-09-08Author
Enzeline, Valensia
Widanarni, Widanarni
Sudrajat, Agus Oman
Alimuddin, Alimuddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan lele Clarias sp. merupakan salah satu komoditas budidaya air tawar unggulan di Indonesia. Daging berkualitas baik, pertumbuhan cepat, dan dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi merupakan kelebihan ikan lele. Data target produksi ikan lele Indonesia juga mengalami peningkatan dari 1,39 juta ton pada tahun 2020 menjadi 1,65 juta ton pada tahun 2024. Target produksi ikan lele yang tinggi harus diikuti dengan ketersediaan benih yang kontinu yang didukung ketersediaan calon induk yang berkualitas baik. Selain suplementasi nutrisi dan hormonal dalam pakan, performa reproduksi induk dapat diperbaiki dengan pemberian probiotik.
Probiotik adalah mikroba hidup yang ditambahkan ke dalam pakan yang mempunyai pengaruh menguntungkan terhadap inang dengan memperbaiki keseimbangan mikroba ususnya. Probiotik dalam akuakultur diketahui dapat meningkatkan kinerja reproduksi. Studi kami sebelumnya menunjukkan bahwa setelah enam minggu pemberian Bacillus sp. NP5 melalui pakan pada ikan lele dumbo betina mampu meningkatkan nilai indeks gonado-somatik, fekunditas, dan jumlah telur matang dibandingkan dengan kontrol. Penelitian terkait efek pemberian probiotik Bacillus sp. NP5 pada reproduksi ikan lele jantan belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh pemberian probiotik Bacillus sp. NP5 melalui pakan terhadap spermatogenesis calon induk ikan lele jantan.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah perlakuan tanpa pemberian probiotik (Kontrol), pemberian probiotik Bacillus sp. NP5 melalui pakan pada konsentrasi 106 CFU g-1 pakan (P1) dan 108 CFU g-1 pakan (P2) selama 60 hari pemeliharaan. Calon induk lele dumbo jantan dengan ukuran 305±32 g dipelihara pada bak fiber berukuran 1 m × 1 m × 1 m dengan kepadatan 12 ekor ikan per bak. Ikan diberi pakan sebanyak dua kali sehari secara at satiation. Kondisi kualitas air selama penelitian berada pada kisaran suhu 27,70–27,80 °C, oksigen terlarut 4,53–5,05 mg L-1, pH 6,6–6,8, dan amonia 0,02–0,03 mg L-1. Parameter pada penelitian ini yaitu kelangsungan hidup, bobot tubuh ikan, indeks gonado-somatik (IGS), histologi testis, kualitas semen, kadar testosteron, tingkat ekspresi mRNA, dan kualitas air. Data ekspresi gen ditampilkan sebagai log2 tingkat ekspresi relatif dibandingkan dengan kontrol (log2 fold change). Tabulasi dan analisis data IGS, kualitas sperma, tingkat hormon testosteron, dan tingkat ekspresi gen dilakukan secara statistik menggunakan program SPSS 16 (IBM, AS). Signifikansi perbedaan diperiksa dengan uji one-way ANOVA dan uji lanjut menggunakan uji Duncan dengan taraf α= 5%. Histologi testis dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup calon induk ikan lele jantan berbeda nyata di hari ke-60 perlakuan dengan nilai tertinggi pada perlakuan P2 sebesar 96,00%. Selain itu, bobot tubuh di akhir perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) pada perlakuan P2 dengan bobot tubuh tertinggi 720±115 g. Nilai IGS pada perlakuan probiotik sejak hari ke-0 dan hari ke-60 tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata (P>0,05), tetapi pada hari ke 30 perlakuan P1 menunjukkan hasil yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya (P<0,05). Gambaran histologi testis menunjukkan hasil skoring ikan yang diberi perlakuan probiotik mengalami peningkatan perkembangan sel testis dengan sebaran spermatozoa tertinggi pada perlakuan P2. Kadar testosteron terlihat meningkat di hari ke-30 pada semua perlakuan, namun hasilnya sama (P>0,05). Perlakuan P2 hari ke-60 memiliki nilai testosteron yang lebih tinggi dibanding perlakuan P1, namun tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan kontrol. Pengukuran pada kualitas dan kuantitas sperma juga menunjukkan hasil yang paling baik pada perlakuan P2 (P<0,05), dimana kepadatan sperma sebesar 6,42 × 109 sel mL-1, pH sperma 8–8,5, volume sperma sebesar 1,62 mL per ekor, kadar spermatokrit sebesar 79,05%, dan motilitas sperma mencapai 778,67 detik. Perlakuan probiotik memiliki ekspresi luteinizing hormone sub-unit beta (lhb) dan luteinizing hormone sub-unit beta receptor (lhbr) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol pada hari ke-30 (P<0,05). Sebaliknya, ekspresi follicle stimulating hormone sub-unit beta (fshb) dari perlakuan probiotik menurun di hari ke-30, tetapi follicle stimulating hormone sub-unit beta receptor (fshbr) meningkat pada semua perlakuan di hari ke-30. Pada hari ke-60 ekspresi lhb dan lhbr menurun dibandingkan dengan hari ke-30 di semua perlakuan, namun perlakuan probiotik masih memiliki ekspresi lhb dan lhbr yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Berlawanan dengan lhb dan lhbr, perlakuan probiotik pada hari ke-60 memiliki ekspresi fshb dan fshbr yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (P<0,05), namun tidak ada perbedaan ekspresi yang ditemukan antara perlakuan probiotik (P>0,05).
Sebagai kesimpulan bahwa suplementasi probiotik Bacillus sp. NP5 melalui pakan dapat menginduksi percepatan spermatogenesis dan peningkatan kualitas semen melalui peningkatan ekspresi mRNA fshb dan lhb beserta reseptornya. Suplementasi pakan probiotik Bacillus sp. NP5 dengan konsentrasi 108 CFU g-1 dapat direkomendasikan untuk perbaikan performa reproduksi pada ikan lele jantan.
Collections
- MT - Fisheries [3019]