Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiawan, Budi Indra
dc.contributor.advisorSolahudin, Mohamad
dc.contributor.advisorSugiyanta, Sugiyanta
dc.contributor.authorAgustina, Hilda
dc.date.accessioned2021-09-13T06:41:23Z
dc.date.available2021-09-13T06:41:23Z
dc.date.issued2021-09-09
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109201
dc.description.abstractTeknologi manajemen air pada sistem irigasi drainase akan menentukan produktivitas lahan dan produktivitas air. Teknologi budidaya padi yang hemat air adalah metode budidaya SRI yang sudah dikenalkan ke Indonesia dari tahun 2008. Perkembangan teknologi budidaya padi yang dapat mendukung peningkatan produksi adalah teknologi budidaya Salibu. Teknologi budidaya Salibu dapat meningkatan produksi padi sampai dengan 4 kali panen dengan hanya menanam satu kali pada lahan sawah. Penggabungan dua metode budidaya padi SRI dan Salibu dan sistem manajemen air irigasi dan drainase akan meningkatkan produksi padi dan sekaligus dapat meningkatkan produktivitas air. Teknologi ini bertujuan bukan hanya meningkatkan produksi pada lahan sawah juga dapat diaplikasikan pada lahan-lahan kering dan marginal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain sistem irigasi evapotranspirasi aliran bawah permukaan pada budidaya padi SRI Salibu yang cerdas (hemat air, otomatis, tepat waktu, sasaran, tepat volume air), fleksibel (dapat diaplikasikan pada lahan sempit) dan dapat mendukung kegiatan budidaya padi SRI Salibu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental, analisis yang digunakan adalah metode numerik polynomial, metode numerik Simpson dan untuk meminimalisir error menggunakan metode solver di Microsoft excel Hasil pengamatan menunjukkan bahwa desain sistem irigasi Evapotranspirasi dapat menyediakan air bagi pertumbuhan tanaman padi SRI Salibu adalah pada desain sistem yang ke 5 dan ke 6. Produksi lahan dan produksi air yang paling optimal adalah desain sistem irigasi ke 5. Kedalaman air pot dalam sistem ini, mempunyai nilai rata-rata sebesar 8,6 cm (dari dasar media tanam dalam pot) dengan jumlah volume air rata-rata yang paling tinggi dalam sistem adalah sebesar 101 liter/hari. Jumlah volume air rata-rata terendah pada sistem irigasi Evapotranspirasi adalah 84,1 liter/hari, sedangkan jumlah volume air rata-rata pada sistem sebesar 94,5 liter/hari (selama pengamatan padi dari umur 0 - 149 hari setelah tanam, (HST)). Hasil produktivitas air yang didapatkan menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1,2 kg gabah kering memerlukan 1 m3 air pada luasan 1 ha sistem irigasi Evapotranspirasi. Pemanenan dilakukan dengan cara pemetikan saat bulir padi telah menguning >70 %. Perlakuan panen lanjutan yang dilakukan mengikuti petunjuk aplikasi budidaya Salibu dengan perbedaan tinggi potong dan masa pemotongan. Pemotongan dilakukan di bawah ruas batang paling bawah padi (dekat permukaan tanah) dengan ketinggian ≤ 2 cm dari permukaan tanah dan masa pemotongan tanah dilakukan pada saat panen (dilakukan secara bertahap dengan membiarkan anakan yang belum menguning sepenuhnya (> 70 % menguning) tetap tumbuh. Anakan yang tumbuh dari ruas batang mulai muncul pada saat masuk masa generatif, sehingga pemotongan batang (persiapan budidaya salibu) lebih baik dilakukan segera setelah panenid
dc.description.sponsorshipBPPDN Diktiid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleManajemen Air Sistem Irigasi Evapotranspirasi Aliran Bawah Permukaan (Sistem irigasi Evapotranspirasi) pada Budidaya Padi Sistem of Rice Intensification (SRI) Salibu.id
dc.title.alternativeWater Management Subsurface Evaporative Irrigation Sistem (Evapotranspirasi Irrigation Sistem) in Rice Cultivation System of Rice Intensification (SRI)-SALIBUid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordManajemen air, Sistem Irigasi Evapotranspirasi, Padi SRI, Padi Salibuid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record