Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi
dc.contributor.advisorSuwarto
dc.contributor.authorOctaviani, Sintia
dc.date.accessioned2021-08-31T05:55:21Z
dc.date.available2021-08-31T05:55:21Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108999
dc.description.abstractTeh merupakan komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Pemetikan merupakan kegiatan mengambil sebagian dari tunas dan daun yang masih muda untuk diolah menjadi teh kering. Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan Januari-April 2021 di Kebun Wonosari, PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), Malang, Jawa Timur. Kegiatan magang bertujuan untuk mempelajari kegiatan budidaya teh secara teknis dan manajemen, terutama mengenai pemetikan tanaman teh untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi dan pucuk dengan mutu yang baik. Metode yang digunakan adalah metode langsung dan tidak langsung. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tinggi bidang petik dan diameter bidang petik semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur setelah pangkas. Tinggi dan diameter bidang petik di Afdeling Wonosari sudah sesuai dengan tinggi dan diameter yang ideal untuk tanaman teh. Potensi pucuk dengan mutu yang baik (pucuk peko) lebih banyak terdapat pada areal pemetikan manual dibanding areal pemetikan mesin. Gilir petik pada pemetikan manual (10-13 hari) lebih cepat dibanding gilir petik pada pemetikan mesin (22-26 hari). Rata-rata kapasitas petik mesin lebih besar yaitu 83,58 kg HOK-1 dibandingkan rata-rata kapasitas petik manual sebesar 43,59 kg HOK-1. Kapasitas pemetik manual dipengaruhi oleh umur pemetik dan tidak dipengaruhi oleh lama pengalaman kerja, dan gender pemetik. Hasil perhitungan menunjukkan tenaga petik dilapang pada kedua metode masih kurang, Analisis petik dan analisis pucuk belum memenuhi standar perusahaan. Analisis petik pada pemetikan manual yaitu petikan halus 3,61%, petikan medium 45,18%, dan petikan kasar 51,22%. Pada pemetikan mesin yaitu petikan halus 3,10%, petikan medium 39,46%, dan petikan kasar 57,40%. Analisis pucuk yang memenuhi syarat pada pemetikan manual sebesar 57,85%, sedangkan pada areal pemetikan mesin pucuk yang memenuhi syarat sebesar 56,21%. Mutu dari kedua metode pemetikan masih di bawah standar, sedangkan kuantitas teh lebih tinggi menggunakan mesin. Pemetikan secara manual dan mesin perlu dilakukan pengembangan seperti pelatihan dalam kegiatan pemetikan agar memperoleh kuantitas dan kualitas pucuk yang optimal.id
dc.description.abstractTea is a plantation product commodity that has an important role in Indonesia's economic activities. Picking is an activity to take some of the young shoots and leaves to be processed into dry tea. Internship activities carried out in January to April 2021 at Kebun Wonosari, PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), Malang, East Java. The internship activity aims to learn technical and management tea cultivation activities, especially regarding picking tea plants to get high productivity and shoots with good quality. The methods used are direct and indirect methods. The results of the observations showed that the height of the picking field and the diameter of the picking field increased with increasing age after pruning. The height and diameter of the picking fields in Afdeling Wonosari are in accordance with the ideal height and diameter for tea plants. There are more potential shoots with good quality (peko shoots) in the manual picking area than in the machine picking area. Picking time management plucking manual (10- 13 days) faster than picking time management quotes on plucking machine (22-26 days). The average picking capacity for machine plucking reached 83.58 kg HOK-1 and the average picking capacity for manual plucking reached 43.59 kg HOK-1. The capacity of the manual pickers influenced by the age of picker and is not affected by long work experience, and gender picker. The results of the calculations showed pickers in the field on these two methods is still less. The analysis of picking and analysis of shoots has not met the company's standards. The analysis of picking on manual picking is 3.61% fine passage, 45.18% medium passage, and 51.22% rough passage. In machine picking that is a fine passage of 3.10%, a medium passage of 39.46%, and a rough passage of 57.40%. Analysis of shoots in manual picking is 57.85%, while in the area of qualifying shoot machine picking is 56.21%. The quality of both picking methods is still below standard, while the quantity of tea is higher using the machine. Manual and machine picking needs to be developed such as training in picking activities in order to obtain optimal quantity and quality of shoots.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePemetikan Secara Manual dan Mesin Terhadap Produksi Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) di Kebun Wonosari, PTPN XII, Malang, Jawa Timurid
dc.title.alternativeManual and Machine Picking for Tea (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) Production in Wonosari Plantation, PTPN XII, Malang, East Javaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordpicking shiftid
dc.subject.keywordskillid
dc.subject.keywordshoot qualityid
dc.subject.keywordshoot potentialid
dc.subject.keywordpicker ageid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record