Variasi Spasial dan Temporal Kelimpahan Zooplankton di Wilayah Kemunculan Hiu Paus, Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
Date
2021-08Author
Anggraini, Nurlita Putri
Madduppa, Hawis
Krisanti, Majariana
Metadata
Show full item recordAbstract
Tipe kemunculan Hiu paus di Probolinggo berbeda dengan wilayah lain, yaitu memiliki tipe kemunculan dan tidak bergantung pada bagan nelayan. Hiu paus muncul berkaitan dengan ketersediaan zooplankton dan salah satu hewan yang bersifat filter feeder. Informasi kelimpahan zooplankton berkaitan dengan kemunculan hiu paus di Probolinggo masih minim akan informasi. Sehingga, tujuan penelitian ini adalah melihat variasi kelimpahan spasial dan temporal zooplankton berkaitan dengan habitat kemunculan hiu paus di Perairan Probolinggo. Lokasi pengambilan terbagi menjadi enam titik dan terbagi menjadi dua, yaitu dekat dengan pantai (PR_ 1, PR_2, PR_3, PR_4 dan PR_5) dan dekat dengan laut lepas (PR_6). Sampel diambil menggunakan plankton net berukuran 150 µm dan dipreservasi menggunakan lugol. Hasil penelitian ini didapat secara spasial, bahwa kemunculan hiu paus di Probolinggo memiliki preferensi makan (p < 0,05), terutama pada stasiun PR_1 dan PR_5 (p < 0,05). Kelimpahan zooplankton di setiap stasiunnya menunjukkan hasil yang tidak signifikan berbeda (p > 0,05). Perbedaan kelimpahan zooplankton secara spasial tidak banyak perbedaan, hal ini karena Probolinggo merupakan wilayah yang sebagian besar dipengaruhi oleh sungai. Uji korelasi kemunculan hiu paus terhadap kelimpahan zooplankton setiap stasiunnya menunjukkan adanya korelasi positif (R2 = 0,95, df = 4 p = 0,0035). Hasil analisis temporal menunjukkan bahwa hiu paus di Probolinggo bersifat temporal (p < 0,05) dan kemunculan terbanyak pada bulan Maret dan November (p < 0,05). Kelimpahan zooplankton di Perairan Probolinggo memiliki pola secara temporal. Kelimpahan tertinggi zooplankton berada pada bulan Maret 8,19 ± 2,52 ind/m3 dan bulan April 13,10 ± 5,89 ind/m3. Analisis Kruskal – Wallis menunjukkan kelimpahan zooplankton pada setiap bulannya berbeda signifikan (p-value < 0,05). DunnTest menunjukkan perbedaan signifikan pada bulan Desember dan Agustus (p < 0,05). Hasil analisis korelasi hubungan hiu paus dengan kelimpahan zooplankton menunjukkan adanya hubungan korelasi yang positif (R2 = 0,1; df = 10; p = 0,8342). Kelimpahan zooplankton secara spasiotemporal memiliki beberapa hubungan terkait dengan kondisi perairan, seperti suhu, kedalaman dan masukan sungai. Hiu paus Probolinggo muncul secara alami dikarenakan adanya ketersediaan makanan di perairan ini. Hal tersebut terlihat dari hasil analisis korelasi spasiotemporal kelimpahan zooplankton dengan kemunculan hiu paus. The type of occurrence of whale sharks in Probolinggo is different from other areas, namely that it has a type of occurrence and does not depend on fishermen's charts. Whale sharks appear related to the availability of zooplankton and one of the animals that are filter feeders. Information on the abundance of zooplankton related to the appearance of whale sharks in Probolinggo still lacks information. Thus, the purpose of this study was to examine the variation of the spatial and temporal abundance of zooplankton related to the habitat of whale sharks in Probolinggo waters. The pick-up location is divided into six points and divided into two, namely close to the beach (PR_ 1, PR_2, PR_3, PR_4 and PR_5) and close to the high seas (PR_6). Samples were taken using a plankton net measuring 150 m and preserved using Lugol. The results of this study were obtained spatially, that the emergence of whale sharks in Probolinggo had a feeding preference (p < 0.05), especially at stations PR_1 and PR_5 (p <0.05). The abundance of zooplankton at each station showed no significantly different results (p > 0.05). There is not much difference in the abundance of zooplankton spatially because Probolinggo is an area mostly influenced by rivers. The correlation test for the appearance of whale sharks on the abundance of zooplankton at each station showed a positive correlation (R2 = 0.95, df = 4 p = 0.0035). The results of the temporal analysis showed that whale sharks in Probolinggo were temporal (p < 0.05), and most appeared in March and November (p < 0.05). The abundance of zooplankton in Probolinggo waters has a temporal pattern. The highest abundance of zooplankton was in March 8.19 ± 2.52 ind/m3 and April 13.10 ± 5.89 ind/m3. Kruskal-Wallis analysis showed that the abundance of zooplankton in each month was significantly different (p-value <0.05). DunnTest showed a significant difference in December and August (p < 0.05). The results of the correlation analysis of the relationship between whale sharks and zooplankton abundance showed a positive correlation (R2 = 0.1; df = 10; p = 0.8342). The abundance of zooplankton spatiotemporal has several relationships related to water conditions, such as temperature, depth and river input. The Probolinggo whale shark appears naturally due to the availability of food in these waters. The results of the spatiotemporal correlation analysis of zooplankton abundance with the appearance of whale sharks.
Collections
- MT - Fisheries [3026]