Show simple item record

dc.contributor.advisorSulaeman, Ahmad
dc.contributor.advisorMarliyati, Sri Anna
dc.contributor.advisorMohamad, Rafi
dc.contributor.authorMulyati, Ade Heri
dc.date.accessioned2021-08-24T12:55:12Z
dc.date.available2021-08-24T12:55:12Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108704
dc.description.abstractHipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dan saat ini menjadi penyebab utama kematian dini di seluruh dunia (Mills et al. 2020). Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia pada penduduk dengan usia lebih dari 18 tahun mencapai 25,8% pada tahun 2013 (Riskesdas 2013) dan meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018). Hipertensi adalah faktor risiko untuk beberapa penyakit, termasuk di antaranya serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, diabetes, kanker, dan mengurangi kinerja kognitif (Kokubo & Matsumoto 2016, Christakoudi et al. 2020). Penatalaksanaan hipertensi saat ini masih belum efektif dalam mengendalikan hipertensi, sehingga diperlukan terapi lainnya, termasuk diantaranya yaitu strategi diet, gaya hidup, dan suplemen gizi (Caligiuri & Pierce 2017). Sementara itu, studi tentang komponen alami bioaktif yang memiliki aktivitas biologis dalam pencegahan hipertensi telah meningkat (Huang et al. 2013). Aktivitas biologis propolis yang telah diketahui yaitu sebagai antioksidan, antibakteri, antivirus, antijamur, antiinflamasi, antikanker, antidiabetes, antiemesis, dan antihipertensi (Huang et al. 2014, Fikri et al. 2018). Silva et al. (2021) telah menunjukkan bahwa komponen bioaktif propolis asal Brazil memiliki efek antihipertensi pada tikus. Beberapa tantangan dalam penelitian propolis karena komponen kimianya yang sangat beragam dan sangat bergantung pada asal daerah, vegetasi tanaman, spesies lebah, dan preparasi ekstraknya (Huang et al. 2013). Beberapa penelitian tentang propolis Indonesia telah menunjukkan aktivitas antioksidan, imunomodulator, antiinflamasi, dan antikanker (Kalsum et al. 2017; Fikri et al. 2018; Sahlan et al. 2019). Namun, belum ada penelitian yang menyelidiki aktivitas antihipertensi propolis Indonesia tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek propolis Indonesia yang diperoleh dari 3 provinsi di Indonesia pada tikus hipertensi yang diinduksi dengan diet pakan tinggi garam. Penelitian ini tersusun atas beberapa tahapan penelitian. Penelitian diawali dengan analisis kandungan zat gizi dan identifikasi senyawa bioaktif propolis Indonesia kemudian dilanjutkan dengan pemberian propolis pada tikus hipertensi yang diinduksi dengan diet tinggi garam (8% NaCl). Bobot badan, tekanan darah, biokimia darah dan urin tikus dianalisis untuk menilai pengaruh pemberian propolis terhadap status hipertensi tikus. Adapun sampel propolis yang digunakan berasal dari Bintan, Lampung, dan Sulawesi Selatan. Karakterisasi propolis menunjukkan bahwa propolis Indonesia mengandung zat gizi dan senyawa bioaktif. Selain zat gizi makro, propolis mentah Indonesia juga mengandung vitamin dan mineral yang tinggi. Ekstrak propolis Indonesia memiliki kandungan total fenol (152,46 – 327,86 mg GAE/g) dan flavonoid (6,16 – 17,08 mg QE/g). Kedua senyawa ini berperan penting dalam aktivitas antioksidan propolis (Fikri et al. 2019). Aktivitas antioksidan propolis Indonesia berdasarkan hasil penelitian ini yang diukur dengan metode DPPH (2,2- difenil-1-pikrilhidrazil) berada pada rentang 109,14-173,54 ppm. Total terdapat 36 senyawa bioaktif yang teridentifikasi dari tiga sampel propolis Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini. Uji praklinis menunjukkan bahwa semua sampel propolis yang digunakan dapat menurunkan tekanan darah tikus hipertensi yang diinduksi diet tinggi garam (NaCl 8%). Hasil penelitian ini mengonfirmasi selain propolis Brazil, Cina dan Australia, propolis Indonesia yang diproduksi oleh Trigona sp. juga memiliki aktivitas antihipertensi. Aktivitas antihipertensi propolis Indonesia diduga melalui beberapa mekanisme. Propolis memiliki efek diuretik dan memperbaiki profil lipid. Otsuka et al. (2016) menyatakan bahwa terjadinya dislipidemia berhubungan dengan meningkatnya kejadian hipertensi. Propolis dari Lampung dan Sulawesi Selatan masing-masing dapat memperbaiki kadar low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Menurunnya kadar HDL berhubungan dengan menurunnya fungsi ginjal sehingga tidak mampu menjaga homeostasis kadar elektrolit dan volume plasma darah. Selain itu, meningkatnya kadar LDL berhubungan dengan meningkatnya tekanan darah yang diduga kaitannya dengan resistensi leptin (Odden et al. 2013). Hasil penelitian ini juga menunjukkan propolis Indonesia dapat meningkatkan kapasitas antioksidan tikus hipertensi. Kadar superoxide dismutase (SOD) plasma pada semua perlakuan yang diberikan propolis meningkat signifikan (p < 0,05). Meskipun tidak didukung dengan menurunnya kadar 8- isoprostan dan malondialdehida (MDA) plasma, pemberian propolis cenderung mengalami peningkatan nitric oxide (NO). NO merupakan vasodilator yang berperan penting dalam menurunkan tekanan darah. Meningkatnya kadar SOD dapat menurunkan radikal bebas pada kondisi hipertensi sehingga bioavailabilitas NO meningkat. SOD bekerja dalam mengkonversi radikal superoksida menjadi hidrogen peroksida yang lebih stabil (Fukai 2007). Berdasarkan hasil PCA (Principal Component Analysis), profil metabolit tikus hipertensi yang diberikan propolis Sulawesi Selatan memiliki kemiripan yang paling dekat dengan perlakuan diet standar berdasarkan metabolit serotonin, D-prolina dan L-asetilkarnitina. Hal ini menunjukkan bahwa propolis Sulawesi Selatan diduga paling efektif dalam penanganan hipertensi. Beberapa penelitian sebelumnya juga melaporkan propolis Sulawesi Selatan memiliki aktivitas antiemesis, antioksidan, imunomodulator dan antituberkulosis yang meyakinkan (Kalsum et al. 2017; Mahani et al. 2018; Fikri et al. 2018; Fikri et al. 2019). Serotonin, prolin dan L-asetilkarnitin diketahui memiliki peran penting dalam metabolisme terkait hipertensi. Serotonin merupakan prekursor melatonin yang merupakan hormon penting untuk meregulasi siklus sirkadian dan memiliki sifat kardioprotektif. Melatonin juga memiliki efek menurunkan ROS sehingga dapat mencegah kenaikan tekanan darah (Wang et al. 2020). Sementara itu, prolin berperan dalam metabolisme arginin dengan produk samping yang dihasilkan yaitu NO (Verslues dan Sharma 2010; Wang et al. 2020). Sama halnya dengan L-asetilkarnitin yang berperan dalam metabolisme asam lemak juga berperan dalam menurunkan stres oksidatif sehingga ketersediaan NO dapat meningkat (Parvanova et al. 2018).id
dc.description.sponsorshipUniversitas Pakuanid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleIdentifikasi Komponen Bioaktif dan Uji Praklinis Pemberian Propolis untuk Mencegah Hipertensi Akibat Diet Tinggi Garamid
dc.title.alternativeIdentification Of Bioactive Compounds and Preclinical Trial of Propolis In Prevention Of High Salt Diet-Induced Hypertensionid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordantioxidants, bioactive compounds, hypertension, propolis, Trigona spid
dc.subject.keywordantioxidantsid
dc.subject.keywordbioactive compoundsid
dc.subject.keywordhypertensionid
dc.subject.keywordpropolisid
dc.subject.keywordTrigona spid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record