Identifikasi Komponen Bioaktif dan Uji Praklinis Pemberian Propolis untuk Mencegah Hipertensi Akibat Diet Tinggi Garam
Date
2021Author
Mulyati, Ade Heri
Sulaeman, Ahmad
Marliyati, Sri Anna
Mohamad, Rafi
Metadata
Show full item recordAbstract
Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dan saat ini
menjadi penyebab utama kematian dini di seluruh dunia (Mills et al. 2020).
Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia pada penduduk dengan usia lebih dari
18 tahun mencapai 25,8% pada tahun 2013 (Riskesdas 2013) dan meningkat
menjadi 34,1% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018). Hipertensi adalah faktor risiko
untuk beberapa penyakit, termasuk di antaranya serangan jantung, stroke,
kerusakan ginjal, diabetes, kanker, dan mengurangi kinerja kognitif (Kokubo &
Matsumoto 2016, Christakoudi et al. 2020). Penatalaksanaan hipertensi saat ini
masih belum efektif dalam mengendalikan hipertensi, sehingga diperlukan terapi
lainnya, termasuk diantaranya yaitu strategi diet, gaya hidup, dan suplemen gizi
(Caligiuri & Pierce 2017). Sementara itu, studi tentang komponen alami bioaktif
yang memiliki aktivitas biologis dalam pencegahan hipertensi telah meningkat
(Huang et al. 2013).
Aktivitas biologis propolis yang telah diketahui yaitu sebagai antioksidan,
antibakteri, antivirus, antijamur, antiinflamasi, antikanker, antidiabetes,
antiemesis, dan antihipertensi (Huang et al. 2014, Fikri et al. 2018). Silva et al.
(2021) telah menunjukkan bahwa komponen bioaktif propolis asal Brazil
memiliki efek antihipertensi pada tikus. Beberapa tantangan dalam penelitian
propolis karena komponen kimianya yang sangat beragam dan sangat bergantung
pada asal daerah, vegetasi tanaman, spesies lebah, dan preparasi ekstraknya
(Huang et al. 2013). Beberapa penelitian tentang propolis Indonesia telah
menunjukkan aktivitas antioksidan, imunomodulator, antiinflamasi, dan
antikanker (Kalsum et al. 2017; Fikri et al. 2018; Sahlan et al. 2019). Namun,
belum ada penelitian yang menyelidiki aktivitas antihipertensi propolis Indonesia
tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek
propolis Indonesia yang diperoleh dari 3 provinsi di Indonesia pada tikus
hipertensi yang diinduksi dengan diet pakan tinggi garam.
Penelitian ini tersusun atas beberapa tahapan penelitian. Penelitian diawali
dengan analisis kandungan zat gizi dan identifikasi senyawa bioaktif propolis
Indonesia kemudian dilanjutkan dengan pemberian propolis pada tikus hipertensi
yang diinduksi dengan diet tinggi garam (8% NaCl). Bobot badan, tekanan darah,
biokimia darah dan urin tikus dianalisis untuk menilai pengaruh pemberian
propolis terhadap status hipertensi tikus. Adapun sampel propolis yang digunakan
berasal dari Bintan, Lampung, dan Sulawesi Selatan.
Karakterisasi propolis menunjukkan bahwa propolis Indonesia
mengandung zat gizi dan senyawa bioaktif. Selain zat gizi makro, propolis mentah
Indonesia juga mengandung vitamin dan mineral yang tinggi. Ekstrak propolis
Indonesia memiliki kandungan total fenol (152,46 – 327,86 mg GAE/g) dan
flavonoid (6,16 – 17,08 mg QE/g). Kedua senyawa ini berperan penting dalam
aktivitas antioksidan propolis (Fikri et al. 2019). Aktivitas antioksidan propolis
Indonesia berdasarkan hasil penelitian ini yang diukur dengan metode DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil) berada pada rentang 109,14-173,54 ppm. Total terdapat 36
senyawa bioaktif yang teridentifikasi dari tiga sampel propolis Indonesia yang
digunakan dalam penelitian ini.
Uji praklinis menunjukkan bahwa semua sampel propolis yang digunakan
dapat menurunkan tekanan darah tikus hipertensi yang diinduksi diet tinggi garam
(NaCl 8%). Hasil penelitian ini mengonfirmasi selain propolis Brazil, Cina dan
Australia, propolis Indonesia yang diproduksi oleh Trigona sp. juga memiliki
aktivitas antihipertensi. Aktivitas antihipertensi propolis Indonesia diduga melalui
beberapa mekanisme. Propolis memiliki efek diuretik dan memperbaiki profil
lipid. Otsuka et al. (2016) menyatakan bahwa terjadinya dislipidemia
berhubungan dengan meningkatnya kejadian hipertensi. Propolis dari Lampung
dan Sulawesi Selatan masing-masing dapat memperbaiki kadar low density
lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Menurunnya kadar HDL
berhubungan dengan menurunnya fungsi ginjal sehingga tidak mampu menjaga
homeostasis kadar elektrolit dan volume plasma darah. Selain itu, meningkatnya
kadar LDL berhubungan dengan meningkatnya tekanan darah yang diduga
kaitannya dengan resistensi leptin (Odden et al. 2013).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan propolis Indonesia dapat
meningkatkan kapasitas antioksidan tikus hipertensi. Kadar superoxide dismutase
(SOD) plasma pada semua perlakuan yang diberikan propolis meningkat
signifikan (p < 0,05). Meskipun tidak didukung dengan menurunnya kadar 8-
isoprostan dan malondialdehida (MDA) plasma, pemberian propolis cenderung
mengalami peningkatan nitric oxide (NO). NO merupakan vasodilator yang
berperan penting dalam menurunkan tekanan darah. Meningkatnya kadar SOD
dapat menurunkan radikal bebas pada kondisi hipertensi sehingga bioavailabilitas
NO meningkat. SOD bekerja dalam mengkonversi radikal superoksida menjadi
hidrogen peroksida yang lebih stabil (Fukai 2007).
Berdasarkan hasil PCA (Principal Component Analysis), profil metabolit
tikus hipertensi yang diberikan propolis Sulawesi Selatan memiliki kemiripan
yang paling dekat dengan perlakuan diet standar berdasarkan metabolit serotonin,
D-prolina dan L-asetilkarnitina. Hal ini menunjukkan bahwa propolis Sulawesi
Selatan diduga paling efektif dalam penanganan hipertensi. Beberapa penelitian
sebelumnya juga melaporkan propolis Sulawesi Selatan memiliki aktivitas
antiemesis, antioksidan, imunomodulator dan antituberkulosis yang meyakinkan
(Kalsum et al. 2017; Mahani et al. 2018; Fikri et al. 2018; Fikri et al. 2019).
Serotonin, prolin dan L-asetilkarnitin diketahui memiliki peran penting dalam
metabolisme terkait hipertensi. Serotonin merupakan prekursor melatonin yang
merupakan hormon penting untuk meregulasi siklus sirkadian dan memiliki sifat
kardioprotektif. Melatonin juga memiliki efek menurunkan ROS sehingga dapat
mencegah kenaikan tekanan darah (Wang et al. 2020). Sementara itu, prolin
berperan dalam metabolisme arginin dengan produk samping yang dihasilkan
yaitu NO (Verslues dan Sharma 2010; Wang et al. 2020). Sama halnya dengan
L-asetilkarnitin yang berperan dalam metabolisme asam lemak juga berperan
dalam menurunkan stres oksidatif sehingga ketersediaan NO dapat meningkat
(Parvanova et al. 2018).
Collections
- DT - Human Ecology [542]