Show simple item record

dc.contributor.advisorYulianda, Fredinan
dc.contributor.advisorImran, Zulhamsyah
dc.contributor.authorNi'matulloh, Moh. Aris
dc.date.accessioned2021-08-22T02:26:51Z
dc.date.available2021-08-22T02:26:51Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108627
dc.description.abstractPembentukan kawasan konservasi perairan bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Perwujudan tujuan tersebut dapat dicapai melalui pengelolaan secara baik, terstruktur dan teroganisir agar memberikan manfaat secara ekologi dan ekonomi. Saat ini pemanfaatan kawasan konservasi terintegasi dengan pengembangan ekowisata bahari merupakan salah satu pilihan yang dapat merangkul mitra konservasi. Pada gilirannya model pengelolaan konservasi berbasis ekowisata tidak saja mampu melindungi keanekaragaman hayati tetapi juga dapat mendukung pengelolaan perikanan secara berkelanjutan dan meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan konservasi. Model ini sudah dikembangkan di Nusa Penida, Provinsi Bali. Objek yang dijadikan sasaran pada kawasan konservasi di Nusa Penida adalah pari manta. Atraksi kegiatan ekowisata bahari berbasis pari manta jenis tersebut sangat berperan dalam kegiatan pelestarian, perlindungan, perkembangan ekonomi masyarakat pesisir. Pemerintah telah menetapan Kawasan konservasi Perairan Nusa Penida sebagai Taman Wisata Perairan (TWP) melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 24 tahun 2014 tentang pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida dengan luas 20.057 ha. Berdasarkan fakta pentingnya kawasan konservasi terhadap pari manta, penelitian ini merumuskan satu tujuan utama dan tiga tujuan khusus. Tujuan utama penelitian adalah merumuskan strategi pengelolaan wisata bahari dalam pengelolaan pari manta, Adapun ketiga tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) menentukan kesesuaian dan daya dukung kawasan yang optimal terhadap wisata diving dan snorkeling ikan pari manta; (2) Mengukur tingkat pemahaman wisatawan terkait wisata diving dan snorkeling ikan pari manta; dan (3) menentukan peran serta stakeholders dalam pengembangan wisata diving dan snorkeling di dalam Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida, lokasi pengamatan berada di 24 titik yang ada di sekitar kawasan dan merupakan lokasi diving maupun snorkeling yang ada di Nusa Penida. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan analisis spasial untuk menentukan kesesuaian dan daya dukung kawasan ekowisata pari manta di Nusa Penida, analisis tingkat pemahaman wisatawan dengan menggunakan metode wawancara terhadap wisatawan yang datang ke Nusa Penida, analisis stakeholders dengan mengidentifikasi stakeholders terkait pengelolaan pari manta di Nusa Penida dan analisis GAP (Kesenjangan ) yaitu menganalisis kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dengan membandingkan parameter stakeholders, ekologi dan wisatawan. Penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat dua jenis pari manta (Manta spp.) di perairan Nusa Penida, yaitu manta karang (Manta alfredi) dan manta oceanic (Manta birostris), tetapi populasinya didominasi oleh manta karang (Manta alfredi). Pari manta merupakan hewan yang memiliki tubuh berukuran besar dan pemakan plankton (planktivor), ukuran tubuh manta oceanic lebih besar daripada manta karang. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan perlindungan penuh terhadap pari manta melalui keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 4 Tahun 2014 tentang ikan pari manta jenis Manta birostris dan Manta alfredi sebagai jenis ikan yang dilindungi dengan status perlindungan penuh pada seluruh siklus hidupnya dan/atau bagian-bagian tubuhnya. Sebagai upaya perlindungan pari manta dari kepunahan, Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida masih perlu dikelola lebih lanjut melalui strategi pengelolaan secara berkelanjutan dengan tujuan menjaga keberadaan pari manta tersebut dan memberikan kenyamanan kepada para wisatawan saat berinteraksi dengan pari manta. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa luas area yang sesuai untuk wisata diving 226,19 ha dengan nilai daya dukung 9.048 orang/hari dan wisata snorkeling 281,15 ha dengan nilai daya dukung 11.246 orang/hari. Sebanyak 26,67% mengetahui dan 73,33% kurang mengetahui terkait kode etik dan tata cara berinteraksi dengan pari manta, 18,33% merupakan wisatawan lokal dan 81,66% wisatawan mancanegara yang didominasi oleh wanita sebanyak 61,67% serta pria 38,33%. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Coral Triangle Center, BPSPL Denpasar dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali merupakan stakeholder kunci dan Marine Mega Fauna dan Dive Operator masuk dalam kategori stakeholder subjects.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengembangan Ekowisata Pari Manta (Manta spp.) di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penidaid
dc.title.alternativeManagement of Ecotourism Manta Rays (Manta spp.) in Nusa Penida Marine Protected Areaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSpirulinaid
dc.subject.keywordbioactive componentsid
dc.subject.keywordantibacterialid
dc.subject.keywordchitosanid
dc.subject.keywordnanoparticlesid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record