Show simple item record

dc.contributor.advisorArifin, Hadi Susilo
dc.contributor.advisorPutri, Eka Intan Kumala
dc.contributor.advisorAnwar, Syaiful
dc.contributor.authorHarun, Marinus Kristiadi
dc.date.accessioned2021-08-21T04:46:08Z
dc.date.available2021-08-21T04:46:08Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108616
dc.description.abstractDua faktor utama yang mengancam keberlanjutan pertanian di lahan gambut adalah pengeringan berlebih dan kebakaran. Pada penelitian ini dibangun suatu konsep manajemen adaptif berbasis lanskap agroforestri untuk pencegahan kebakaran. Manajemen adaptif didasarkan pada proses pembelajaran terhadap praktek sistem agroforestri yang telah dilakukan oleh petani lokal pada Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) Kahayan-Sebangau di wilayah Kelurahan Kalampangan (mewakili lokasi transmigrasi) dan Desa Tumbang Nusa (mewakili lokasi non-transmigrasi). Aspek teknis yang merupakan komponen penting dari manajemen adaptif pada penelitian ini adalah manajemen bahan organik lahan, sistem penataan lahan, sistem peringatan dini bahaya kebakaran dan kesesuaian jenis tanaman yang dibudidayakan dengan lahan gambut (tapak budidaya). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memetakan struktur, fungsi dan dinamika lanskap agroforestri; (2) Mengetahui struktur ekonomi rumahtangga petani dan potensi bisnis pada masing-masing fisiografi KHG; (3) Mendesain manajemen adaptif berbasis lanskap agroforestri untuk pencegahan kebakaran; dan (4) Menyusun strategi pengembangan manajemen adaptif berbasis lanskap agroforestri pada kawasan perdesaan gambut untuk pencegahan kebakaran. Kebaharuan (novelti) penelitian ini adalah konsep konektivitas KHG melalui manajemen adaptif berbasis lanskap agroforestri untuk pencegahan kebakaran, serta sinergisme pengembangannya melalui kawasan perdesaan (kawasan terpadu). Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Desember Tahun 2018. Kegiatan analisis vegetasi dilakukan pada sampel kebun agroforestri terpilih. Hal ini dilakukan dengan membuat petak ukur (PU) berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20 x 20 m sebanyak 4 (empat) buah. Parameter yang dianalisis untuk fungsi lanskap agroforestri adalah sifat tanah gambut (fisika, kimia dan biologi). Parameter dinamika lanskap agroforestri yang diukur pada penelitian ini adalah: TMA gambut, iklim mikro, dan produktivitas serasah. Metode litter-trap digunakan untuk menghitung produktivitas serasah. Tingkat kesejahteraan petani setempat diukur berdasarkan struktur ekonomi rumah tangga petani. Responden ditentukan dengan metode bola salju (snowball sampling) dengan kriteria petani yang melakukan praktek agroforestri. Penyebab kebakaran dianalisis dengan metode FGD dan wawancara dengan responden (75 orang per desa, total 150 orang). Analisis strategi pengembangan konektivitas KHG melalui manajemen adaptif berbasis lanskap agroforestri untuk pencegahan kebakaran dilakukan dengan menggunakan analisis strength, weakness, opportunity dan threat (SWOT) dan konsep kawasan perdesaan (kawasan terpadu). iv Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem agroforestri yang telah dikembangkan oleh petani di Kelurahan Kalampangan dapat diklasifikasikan kedalam 6 (enam) kategori, yakni: (1) agrisilvikultur, dengan 4 (empat) pola tanam; (2) agrosilvofisheri, dengan 3 (tiga) pola tanam; (3) silvopastura, dengan 3 (tiga) pola tanam; (4) agrofisheri, dengan 1 (satu) pola budidaya; (5) apikultur, dengan 2 (dua) pola budidaya; dan (6) agropasturasilvofisheri, dengan 1 (satu) pola budidaya. Sistem agroforestri yang dikembangkan oleh petani di Desa Tumbang Nusa dapat diklasifikasikan kedalam 4 (empat) kategori, yakni: (1) agrisilvikultur (wanatani), dengan 2 (dua) pola tanam; (2) agrosilvofisheri, dengan 3 (tiga) pola budidaya; (3) silvofisheri, dengan 1 (satu) pola budidaya; (4) apikultur, dengan 2 (dua) pola budidaya; dan (5) agrosilvopastura, dengan 2 (dua) pola budidaya. Lahan gambut berpenutupan sistem agroforestri mempunyai tingkat kematangan yang lebih lanjut dibandingkan lahan gambut berpenutupan semak belukar. Lahan gambut berpenutupan pertanian monokultur mempunyai tingkat kematangan yang lebih lanjut dibandingkan lahan gambut berpenutupan sistem agroforestri. Hasil pengukuran iklim mikro terhadap 3 kondisi penutupan lahan, yakni sistem agroforestri, pertanian monokultur dan semak belukar menunjukkan bahwa lahan gambut berpenutupan sistem agroforestri mempunyai iklim mikro yang lebih baik. Keberadaan tajuk komponen pohon (jelutung rawa) menyebabkan adanya naungan yang akan mempengaruhi intensitas radiasi, sehingga selain berpengaruh langsung terhadap tanaman semusim, juga berpengaruh tidak langsung melalui perubahan iklim mikro di sekitar tanaman semusim. Ketersediaan modal alam (sumberdaya alam) pada semua kategori warga Desa Tumbang Nusa termasuk tinggi karena rumah-rumah penduduk berada di sepanjang aliran Sungai Kahayan, sehingga mereka dapat memanfaatkan sungai untuk mencukupi kebutuhan protein. Ketersediaan modal fisik pada warga Desa Tumbang Nusa termasuk sangat tinggi. Hal ini terlihat pada luasan lahan yang dimiliki oleh rumah tangga kategori 1 (50-100 Ha); kategori 2 (10-50 Ha); kategori 3 (4-10 Ha); kategori 4 (2-4 Ha); dan kategori 5 (1-2 Ha). Ketersediaan modal sumberdaya manusia pada semua kategori termasuk rendah. Ketersediaan modal finansial pada warga Desa Tumbang Nusa pada Kategori 1 termasuk tinggi, pada kategori 2 dan 3 termasuk sedang dan pada kategori 4 dan 5 termasuk rendah. Ketersediaan modal sosial warga pada semua kategori termasuk tinggi. Sumber nafkah yang penting bagi rumahtangga warga Desa Tumbang Nusa adalah modal alam, modal finansial dan modal sosial yang hadir dalam berbagai bentuk. Strategi adaptasi yang paling banyak dilakukan oleh rumahtangga di semua tingkat kategori kesejahteraan adalah strategi adaptasi ekonomi. Kontribusi agroforestri pada pendapatan total rumah tangga petani berkisar antara 22,81% - 79,80%. Strategi pengembangan lanskap agroforestri berbasis manajemen adaptif untuk pencegahan kebakaran dilakukan dengan pengembangan kawasan perdesaan (kawasan terpadu). Hal ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman eksternal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleManajemen Adaptif Berbasis Lanskap Agroforestri untuk Pencegahan Kebakaran pada KHG Kahayan-Sebangau Kalimantan Tengah.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordameliorantid
dc.subject.keywordearly warning systemsid
dc.subject.keywordorganic matter managementid
dc.subject.keywordpeat firesid
dc.subject.keywordrural integrated areaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record