Ekonomi Pengelolaan Jasa Ekosistem Pesisir Berbasis Spasial: Studi Kasus Ekosistem Mangrove di Kabupaten Tangerang
Date
2019-08-14Author
Marlianingrum, Peggy Ratna
Kusumastanto, Tridoyo
Adrianto, Luky
Fahrudin, Akhmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Jasa ekosistem merupakan manfaat yang diberikan oleh ekosistem bagi
manusia, yang berkontribusi untuk membuat kehidupan manusia sejahtera.
Keberadaan ekosistem pesisir (salah satunya ekosistem mangrove) seringkali
dipandang rendah dan tak memiliki arti, sehingga kerap dikonversi menjadi lahan
yang lebih memberikan nilai ekonomi. Mangrove memberikan manfaat dasar bagi
ekosistem yang kompleks dan luas pada daratan, air tawar dan ekosistem laut.
Informasi yang menggambarkan fungsi mangrove lebih jelas diperlukan untuk
pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya sistem ini untuk perikanan
masyarakat Kabupaten Tangerang. Masyarakat di Kabupaten Tangerang sebagian
penduduknya sebesar 38,25% bermata pencaharian pada lapangan usaha bidang
perikanan yang terus meningkat, namun kondisi ketersediaan produksi perikanan
menurun, karena kondisi ekosistem mangrove yang mengalami penurunan akibat
adanya konversi lahan maupun perubahan peruntukkan. Degradasi mangrove ini
berdampak juga terhadap ekonomi. Jasa ekosistem mangrove belum menjadi
dasar pengambilan keputusan kebijakan pengelolaan, sehingga kondisi ekosistem
mangrove belum memberikan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat pesisir, pengalokasian sumberdaya mangrove juga belum optimal di
Kabupaten Tangerang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu agenda
pembangunan ekonomi di setiap wilayah untuk dipertahankan ataupun
ditingkatkan dengan berbagai cara melalui implementasi kebijakan agar tetap pada
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun dalam mengejar laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi sering mengkonversi ekosistem mangrove menjadi beberapa
peruntukan, sehingga mengakibatkan kerusakan bahkan menurunnya luasan
mangrove.
Penelitian ini bertujuan: 1) Memformulasikan sistem sosial-ekologi
pemanfaatan kawasan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang, 2)
Menganalisis nilai ekonomi dan mengembangkan indeks kualitas habitat
ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang, 3) Mengkaji kesejahteraan
masyarakat pesisir berbasis ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang, 4)
Mendesain model kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan di
Kabupaten Tangerang.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan metode analisis
data yang digunakan meliputi valuasi ekonomi, analisis kualitas habitat, analisis
spasial, analisis kesejahteraan dan analisis sistem dinamik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jasa penyediaan dari ekosistem
mangrove di Kabupaten Tangerang adalah tegakan pohon, bibit mangrove dan
perikanan mangrove (tambak, nelayan udang, nelayan kepiting). Jasa pengaturan
yang disediakan adalah sebagai penyimpan karbon dan pemecah gelombang..Jasa
pendukung yang disediakan sebagai keanekaragaman hayati ekosistem dan tempat
pemijahan. Jasa budaya yang disediakan oleh mangrove adalah pendidikan dan
v
rekreasi. Ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang bernilai ekonomi sebesar
Rp 311.524.052.022,64, dengan luas 415,89 Ha.
Jasa ekosistem berdasarkan spasial dan indeks kualitas habitat, kualitas
habitat tinggi dengan luasan 17,46 ha, nilai per hektar Rp 2.740.895.174,34
memiliki nilai ekonomi total Rp 47.856.029.744,04, indeks kualitas sedang
dengan luasan 18,09 ha, nilai per hektar Rp 909.246.468,75 memiliki nilai
ekonomi total Rp 16.448.268.619,69, dan indeks kualitas rendah seluas 380,4 ha,
nilai per hektar Rp 747.426.347,99 memiliki nilai ekonomi total Rp
284.276.137.194,51. Nilai ekonomi total jasa ekosistem mangrove berbasis
spasial dan indeks kualitas habitat Kabupaten Tangerang dengan luas 415,89 ha
sebesar Rp 384.580.435.558,24. Nilai ekonomi jasa ekosistem berbasis spasial
yang tertinggi terdapat di Kecamatan Mauk dengan nilai Rp 89.332.563.704,81,
nilai ekonomi tertinggi kedua Kecamatan Pakuhaji sebesar Rp 86.764.240.180,47,
nilai ekonomi tertinggi ketiga Kecamatan Kronjo sebesar Rp 85.082.112.342,62,
nilai ekonomi keempat Kecamatan Kemiri Rp 50.099.988.106,00, nilai ekonomi
kelima Kecamatan Kosambi sebesar Rp 23.631.175.947,76 dan nilai ekonomi
terendah pada Kecamatan Teluknaga yaitu sebesar Rp 11.677.789.261,05
Indeks kesejahteraan dalam penelitian ini mencakup dimensi ekonomi,
sosial dan lingkungan. Indikator dan dimensi yang digunakan dalam menganalisis
indeks kesejahteraan diwakili dari 24 desa pesisir, pada 8 kecamatan pesisir yang
ada di Kabupaten Tangerang. Indeks kesejahteraan di Kabupaten Tangerang
merupakan indeks kesejahteraan sedang dengan nilai 0,61. Indeks kesejahteraan
tertinggi pada Kecamatan Paku Haji (0,66), tertinggi kedua pada Kecamatan
Mauk (0,63) yang memiliki indikator lingkungan tertnggi (0,80), indeks
kesejahteraan tertinggi ketiga pada Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan
Kosambi (0,62). Berikutnya Kecamatan Kemiri (0,61), Kecamatan Sukadiri dan
Kecamatan Mekarbaru (0,54), dan terendah pada Kecamatan Kronjo (0,53).
Desain kebijakan yang relefan dalam pengelolaan ekosistem mangrove di
Kabupaten Tangerang adalah skenario 1, yakni alokasi optimal dicapai pada tahun
2035, LIKH 7.331,07 ha, luasan ekosistem mangrove 146.178,92 ha, dan nilai
ekonomi total sebesar Rp 816.518.636.228,53. Dengan asumsi penataan pesisir
ruang dan laut telah ditetapkan sehingga dicapai pembangunan berkelanjutan.
Desain kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove secara optimal dapat dicapai
dengan memperhatikan ketiga aspek, yakni aspek sosial, aspek ekonomi, dan
aspek lingkungan (ekologi) yang terintegrasi satu sama lain memperhatikan
indeks kualitas habitat secara spasial serta indeks kesejahteraan masyarakat
pesisir.