Respon Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea .L) Varietas Pelanduk pada Perlakuan Jenis dan Waktu Pangkas

Abstract

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman legum yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan memiliki peran strategis pangan Nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Peningkatan produktivitas kacang tanah banyak dilakukan dengan berbagai teknik budidaya yang relevan, yang ditujukan untuk meningkatkan produksi hasil panen. Penelitian ini bertujuan melihat respon dan pengaruh dari beberapa jenis pangkas dan waktu pangkas dalam meningkatkan produksi hasil kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di KP Leuwikopo IPB Dramaga, Bogor pada bulan November 2020 sampai Februari 2021. Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi (split-plot) dengan perlakuan terdiri dari dua faktor, yaitu jenis pangkas sebagai petak utama dan waktu pangkas sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan jenis pangkas dapat menurunkan rata-rata jumlah bunga yang tumbuh pada fase generatif tanaman. Waktu pangkas dapat meningkatkan daya hasil pada produktivitas tanaman, bobot polong kering per petak dan bobot 100 biji. Hal tersebut ditujukan dengan peningkatan produktivitas sebesar 2,12 ton ha-1 polong kering, 509,51 g bobot polong kering per petak dan 51,03 g 100 biji. Pemangkasan batang utama pada waktu 8 MST rata-rata dapat meningkatkan produksi hasil tanaman dimana efektivitas hasil fotosintat yang diterima oleh tanaman dapat berfokus dalam pengisian polong dan biji tanaman sehingga komponen hasil tanaman dapat meningkat secara signifikan.

Peanut (Arachis hypogaea L.) is a legume that is widely cultivated in Indonesia and has a strategic role in national food as a source of protein and vegetable oil. Increasing the productivity of peanuts is mostly done by various relevant cultivation techniques, which are aimed at increasing crop yields. This study aims to examine the response and influence of several types of pruning and pruning time in increasing peanut yields. The study was carried out at KP Leuwikopo IPB Dramaga, Bogor from November 2020 to February 2021. The experiment used a split-plot design with a treatment consisting of two factors, namely the type of pruning as the main plot and the time of pruning as a subplot. The results showed that the type of pruning treatment can reduce the average number of flowers that grow in the generative phase of the plant. Pruning time can increase yield on plant productivity, dry pod weight per plot and weight of 100 seeds. This was indicated by an increase in productivity of 2.12 tons ha-1 dry pods, 509.51 g dry pod weight per plot and 51.03 g 100 seeds. Pruning the main stem at 8 WAP on average can increase crop yields where the effectiveness of photosynthate yields received by plants can focus on filling the pods and seeds of plants so that the yield component of the plant can increase significantly.