Produksi dan Masalah Penyakit pada Tanaman Jeruk Siam / Keprok di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Abstract
Jeruk khususnya jeruk keprok dan Siam merupakan buah yang sangat
populer dikonsumsi di Indonesia. Produksi jeruk nasional diharapkan dapat
ditingkatkan untuk memenuhi permintaan domestik atau bahkan ekspor komoditas
ini. Produksi jeruk di Indonesia selama dekade 2010-2019 mengalami
peningkatan yang didukung oleh kontribusi produksi jeruk di Jawa dan Bali
khususnya Provinsi Jawa Timur dan Bali. Provinsi Jawa Tengah bukanlah
penghasil utama jeruk, namun beberapa kabupaten di wilayah ini memiliki potensi
untuk dikembangkan. Kabupaten Pemalang memiliki beberapa wilayah
kecamatan yang cocok untuk ditanami jeruk. Produksi jeruk keprok/siam di
wilayah penanaman kabupaten ini tergolong masih relatif rendah yaitu berturut-
turut 86.7 dan 88.9 ton pada tahun 2018 dan 2019. Di samping itu, kapbupaten ini
juga menghasilkan jeruk besar dengan produksi yang lebih rendah lagi. Penyakit
Kanker dapat menjadi faktor pembatas produksi jeruk. Penyebab Penyakit ini
yang sampelnya diperoleh dari tanaman jeruk di Bogor-Jawa Barat diidentifikasi
sebagai Xanthomonas citri subsp. citri berdasarkan ciri morfologi koloni dan sifat
fisiologi biokimia isolat biakan murni. Pengamatan lapangan pada tanaman jeruk
di Kabupaten Pemalang menunjukkan bahwa penyakit ini dominan ditemukan,
baik pada tanaman fase bibit/vegetatif maupun fase reproduktif dengan insidensi
dan keparahan yang tinggi. Penyakit penting lainnya yang ditemukan adalah
huanglongbing (Candidatus Liberibacter asiaticus), kudis (Elsinoe fawcettii) dan
cendawan jelaga (Capnodium sp.) dengan intensitas yang lebih rendah. Hama
jeruk yang ditemukan baik di fase vegetatif maupun fase generatif adalah kutu
putih, pengorok daun dan wereng pucuk, sedangkan kutu kebul hanya di fase
vegetatif. Oranges, especially keprok and siam tangerines, are very popular fruits
consumed in Indonesia. National citrus production is expected to be increased to
meet domestic demand or even export of this commodity. Citrus production in
Indonesia during the 2010-2019 decade has increased, which is supported by the
contribution of citrus production in Java and Bali, especially the provinces of East
Java and Bali. Central Java province is not a major producer of citrus, but several
districts in this region have the potential to be developed. Pemalang Regency has
several sub-districts that are suitable for planting oranges. The production of
tangerines/siamese in the planting area of this district is still relatively low,
namely 86.7 and 88.9 tons in 2018 and 2019. In addition, this regency also
produces pomello with even lower production. Citrus canker disease can be a
limiting factor for its production. The cause of this disease whose samples were
obtained from citrus plants in Bogor-West Java was identified as Xanthomonas
citri subsp. citri based on colony morphology and biochemical and physiology
characteristics of pure culture isolates. Field observations on citrus plants in
Pemalang Regency showed that this disease was dominantly found, both in the
seedling/vegetative phase and reproductive phase with high incidence and
severity. Other important diseases found were huanglongbing (Candidatus
Liberibacter asiaticus), scab (Elsinoe fawcettii) and sooty mold (Capnodium sp.)
with lower intensity. Citrus pests found in both the vegetative and generative
phases were mealybugs, leafminers and leafhoppers, while whitefly were only in
the vegetative phase.
Collections
- UT - Plant Protection [2412]